saat sore hari Revan berencana membawa Alena main kerumahnya, untuk kenal lebih dekat dengan orang tua Revan, walau sebenarnya orang tua Revan sudah kenal dengan Alena, sebagai anak art di rumah Meraka, tapi maksud Revan mengenal kan Alena kepada kedua orang tua nya sebagai calon menantu.
Alena yang baru selesai beres-beres rumah terdengar suara handphon di kamar nya berdering, di lihatnya layar hp, nama Revan terpapar dengan jelas, Alena langsung menggeser tombol bewarna hijau, "sore Al" terdengar suara Revan, "sore juga Van, sahut Alena, "baru aja ketemu tadi siang udah rindu aja Lo" ejek Alena pada Revan. "iya nih Al" aku tu pengen nya dekat-dekat selalu dengan kamu, ya ellah nama nya juga orang pacaran mau nya berduaan muluk, kalo udah jadi suami istri beda lagi ceritanya hehe.
"ada hal penting yang mau aku omongin sama kamu Alena" terdengar suara Revan yang membuat Alena penasaran, "hal penting apa"? sahut Alena, "aku pengen memperkenalkan kamu sama orang tua ku",
"tapi Van aku takut", takut kenapa??? "takut aja, takut orang tua mu tidak bisa menerima aku", "kita coba aja dulu" sahut Revan lagi, "baiklah lah Van kalo itu mau nya kamu" jawab Alena pasrah, "oke Al nanti malam aku jemput kamu jam 8 yah", ya! jawab Alena.
telpon pun di tutup.
Revan buru-buru ke kamar mandi dan menguyur kan seluruh tubuh nya dengan air, selesai mandi dan ganti baju Revan langsung menemui mama nya di ruang tamu yang sedang menunggu kepulangan papa, "ma? "iya! sahut mama "nanti malam Revan mau kenalin nama sama calon menantu mama" boleh nggak kalo aku bawa dia main ke rumah kita, "mm boleh aja" sahut mama, "kamu kuliah aja yang benar, soal calon menantu nanti aja kalo sudah selesai kuliah", sahut mama.
"iya ma, aku kuliah sudah hampir selesai jadi boleh dong ma aku nyiapin calon istri mulai dari sekarang!" boleh aja sahut mama lagi,
selang beberapa menit papa pulang dari kantor, mama mendengar suara mobil langsung berdiri menyambut papa. Revan adalah anak tunggal, kedua orangtuanya kaya raya, Revan adalah harapan kedua orang tua nya, dan pastinya mama sudah mempunyai calon istri untuk Revan, yang tampa Revan ketahui, setelah selesai solat magrib Revan langsung kekamar kedua orangtuanya minta izin mau jemput calon istri katanya untuk di kenalkan pada kedua orangtuanya.
"makan dulu Van" mama mengajak Revan makan malam "nanti aja ma" kebetulan Revan belum lapar, Revan pun langsung pamit ke papa mama dan berangkat ke rumah Alena,
selang beberapa menit kemudian Revan sampai di rumah Alena, karena memang jaraknya tidak terlalu jauh.
Alena menawarkan Revan "masuk kerumah dulu Van" kebetulan di dalam ibu ku sudah menyiapkan makan "kita makan malam dulu",
tampa basa-basi Revan langsung masuk kerumah Alena yang sederhana, dan makan malam bareng Alena dan ibunya, setalah selesai makan Alena siap-siap dan memakai pakaian dan riasan terbaik menurut Alena, saat keluar kamar Revan yang menunggu di ruang tamu tersenyum melihat Alena yang begitu cantik menurut Revan, karena Alena Manang cantik apalagi di tambah dengan riasan, "jadi sempurna" gumam Revan.
"Bu kita pamit dulu" doakan Alena ya Bu! "semoga Alena di restui oleh orang tua Revan", "iya nak" ibu selalu mendoakan kamu agar memiliki kehidupan yang lebih baik dan di terima oleh orang tua nak Revan jadi menantu nya, "aamiin" sahut Revan, "dah ayo kita berangkat" sahut Revan. Alena siap duduk, di samping Revan mengemudi mobil dengan kecepatan sedang, hati Alena berkecamuk tidak karuan, ada rasa senang, tapi lebih besar rasa takut nya, di dalam perjalanan mereka tidak banyak mengobrol.
selang beberapa waktu mereka sampai di rumah Revan, Alena yang dek-dekan langsung turun dari mobil, Revan berjalan lebih dulu dan di ikuti oleh Alena, mereka berdua tampak serasi, yang laki nya ganteng dan yang perempuan nya cantik, orang tua Revan sudah duduk di ruang tamu, keduanya di salimi oleh Alena, dan Alena dipersilahkan duduk, Alena memilih duduk di sebelah Revan, Tampa basa-basi mama langsung bicara "ini kan anak nya bi asih asisten rumah tangga kita pa!" "iya" timpal papa.
seketika wajah Alena memerah karena malu dan nggak nyaman karena iya memang anak pembantu rumah Revan, "iya ma, Alena memang anaknya bi asih tapi Revan suka dan nyaman dengan Alena", "iya papa nggak keberatan kamu mau suka dengan gadis manapun asal dia wanita baik-baik tukas papa, sebenarnya mama Revan tidak suka Revan membawa Alena yang jadikan calon menantu nya, namun tidak di tunjukkan di depan Revan dan Alena langsung.
mama mengalihkan topik pembicaraan, "kuliah nya gimana Alena? "lancar bu" jawab Alena spontan, "iya, kamu harus belajar yang rajin nggak usah yang aneh-aneh dulu, kasian ibu kamu capek cari uang cerca mama Revan, sebenarnya tidak ada yang salah dengan ucapan mama Revan, tapi bagi Alena itu menusuk jantung, yang membuat perasaan cintanya pada Revan kandas seketika.
Revan yang mengetahui ketidak nyamanan Alena dengan spontan Revan mengemgam tangan Alena dan berkata "iya ma kita kuliah dengan baik kok ma, tidak ada yang aneh-aneh" iya maksudnya mama kuliah aja dulu sampai selesai, kalo sudah dapat ijazah baru mikirin pacaran, jadi belajar nya nggak terganggu, timpal mama lagi.
sementara papa cuma diam mendengarkan pembicaraan istri dan anaknya, papa tidak banyak larang mau anak nya bergaul dengan wanita manapun asalkan masih wanita baik-baik, lain hal nya dengan mama Revan yang diam-daim kecewa dengan anak semata wayangnya yang membawa calon istri hanya seorang anak pembantu.
karena takut kemalaman Alena pun minta di antar pulang setelah selesai ngobrol-ngobrol dengan kedua orang tua Revan. dalam perjalanan pulang Alena cuma diam, Revan memecahkan suasana, "gimana perasaan kamu Al?? "sedih" jawab Alena spontan, "kok sedih" jawab Revan, "aku tahu perasaan mama kamu Van", "pasti dia kecewa pada anak semata wayangnya yang membawa calon menantu hanya seorang anak babu",
"babu kan juga manusia" lagian kamu wanita baik-baik kenapa di permasalahkan Al?? "iya baik menurut kamu belum tentu baik menurut orang tua mu, " sudah lah Al jangan di ambil pusing omongan mama ku, lagian papa setuju kalo kamu jadi menantu nya. "iya itu cuma papa mu bukan mama mu". "untuk apa kita berdebat hal yang nggak penting Al, kan yang menjalani hidup ku ya aku bukan mama ku, "iya Van memang konsep nya seperti itu, tapi tanpa restu orang tua aku takut kita tidak langeng".
"langgeng atau tidaknya tergantung kita yang menjalani nya Al timpal Revan", sudah lah Van kita ikuti saja alurnya, "nah itu yang aku maksud timpal Revan lagi, "senyum dong jangan sedih" goda Revan pada Alena seolah-olah menenangkan diri Alena.
...saat sampai di rumah Alena, Revan turun dari mobil menyusuri Alena yang langsung masuk kedalam rumah. setelah Alena sampai didalam rumah, Revan pamit pulang, "aku pulang dulu ya Al" bu! terimakasih ya telah mempercayakan Alena pergi bersama ku malam ini untuk bertemu orang tua ku....
Revan pun langsung pulang.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Fitriah
Baru mulai baca, langsung suka, jalan ceritanya pasti seru
2023-10-11
1
Putra Al - Bantani
aku mampir kak, setelah jalan2
langsung subcrebe kak
2023-10-02
1
dewidewie
bagus mamanya Revan , tidak langsung mengatakan ketidak sukaannya di depan Alena, kasihan si Alena, sabar ya Len, benar tuh ucap mama Revan selesai kuliah kerja dan tunjukkan kesuksesanmu pada dunia.
2023-09-06
2