Bagian ruangan disisi kiri tangga, dimana seseorang harus melewati sedikit lorong penuh barang-barang yang mewah untuk bisa sampai ke dapur bersih. Di sana lah Rene tengah sibuk berkutat dengan peralatan dapur yang memang sudah menjadi teman baik nya.
Tangan mulusnya bergerak cekatan memotong bahan-bahan dapur yang dia butuhkan, gerakan cepat, cekatan, dan telaten itu berhasil membuat para pelayan yang sejak tadi memantau dari jauh terdiam dengan perasaan kagum. Karena yang mereka tahu, sang Nyonya sangat tidak suka menyentuh dapur.
Sejak 6 tahun lalu dimana sang Nyonya datang sebagai istri dari Tuan muda mereka, Aglaia tidak pernah menginjakkan kakinya di dapur. Mereka mengira, Nyonya mereka tidak bisa memasak tapi perkiraan itu hancur saat melihat bagaimana pandainya Nyonya mereka dalam berkutat dengan peralatan dapur.
"Lanie!"
Panggilan itu berhasil membuat Lanie berlari menghampiri Nyonya nya, "Saya disini. Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?"
"Heem, tolong pindahkan itu semua kedalam kotak bekal. Aku akan ganti pakaian sebentar," Ucapnya sambil melepaskan apron yang sejak tadi melindungi pakaian nya dari noda.
Dengan patuh, Lanie mengangguk kan kepalanya lalu menatap menu makanan yang sudah Nyonya mereka buat. Benar-benar mengiurkan dengan dua potong ayam panggang bagian paha bawah dan paha atas, nasi jagung, tahu-tempe goreng, udang tepung, dan capcay. Nikmat sekali!
Tapi sebenarnya, Lanie agak ragu kalau Tuan nya akan menyukai menu makanan yang Nyonya nya buat. Karena seingat Lanie, Tuan nya sangat pemilih dalam hal makanan. Tuan nya lebih menyukai makanan khas western atau Italian. Tapi tak apa, mungkin saja selera Tuan nya akan berubah setelah tau kalau itu semua Nyonya nya yang masak.
Sedangkan di dalam kamar, Rene tampak tengah kebingungan menatap banyaknya pakaian yang ada di walk in closet nya. Outfit apa yang cocok untuk dirinya kenakan ke kantor suaminya? Apakah harus dress seksi? Dress lucu? Dress panjang? Dress sederhana? Atau Dress formal? Ah, Rene benar-benar dibuat bingung bukan main.
Hingga matanya terpaku pada satu dress yang cukup formal tapi juga elegan, Rene membuka pintu lemari kaca itu lalu segera memakai Dress pilihannya. Dipantulan cermin, sosoknya benar-benar seperti seorang Dewi mitologi Yunani. Dengan tubuh ramping dan wajah mempesona, bukankah sangat sempurna?
Setelah memakai high heels warna merah serta memasukan ponsel dan dompet nya kedalam tas berwarna hitam, Rene pun lekas pergi keluar kamar menuju lantai dasar dimana Lanie sudah menunggunya sambil membawa papper bag berisi kotak bekal yang makanan nya Rene buat sendiri tadi.
"Ayo, Lanie."
Keduanya pun segera pergi membelah jalanan Ibu kota menuju perusahaan pencakar langit yang sangat terkenal dan disegani di negara ini. Tentu dengan pengawasan yang sangat ketat, dibelakang mobil yang Rene tempati ada dua mobil sport hitam yang setia mengikuti.
Tak hanya dibelakang, didepan pun ada dua mobil sport hitam yang turut mengawal perjalanan Rene menuju perusahaan sang suami. Itu semua tentu untuk keselamatan Rene—tidak, maksudnya Aglaia. Sebagai seorang istri pengusaha kaya raya yang tak lagi asing dimata semua orang, tentu Aglaia harus dikawal dengan ketat.
Banyak musuh yang mengincar nyawa orang terdekat Lucas, yang artinya, Aglaia termasuk kedalam jajaran orang terdekat Lucas karena dialah istri sah dari seorang Lucas La Elguerro. Mengingat hal itu, Rene tersenyum tipis. Dirinya memang membuat sosok Aglaia menjadi seperti dewi yang dijaga ribuan tentara militer.
Memiliki rupa sempurna, tubuh ramping yang sangat indah dipandang, sifatnya yang anggun, lemah lembut, tapi juga tegas, dan sosok yang dikagumi karena keberadaan nya sebagai Ibu dari semua anak. Tapi semua itu Rene hancurkan saat pihak ketiga hadir diantara hubungan yang baik-baik saja itu.
Rene jelas ingat, disaat dirinya memunculkan tokoh baru bernama Gideon Elguerro yaitu Adik dari Lucas. Tokoh Gideon, Rene munculkan ketika pernikahan antara Aglaia dan Lucas sudah berjalan 5 tahun. Yang artinya, setahun lalu perubahan pada sosok Aglaia terlihat sangat signifikan.
Jangan lupakan kalau pernikahan itu berawal dari kesepakatan bisnis dan penerus, keduanya dijodohkan dengan tujuan keuntungan bisnis dan memberikan dua keluarga itu keturunan yang cerdas sebagai pewaris dari kekayaan dua keluarga terpandang di negara ini.
Yang artinya, Aglaia juga memiliki kisah masa lalu dengan orang lain dan orang lain itu adalah Gideon. Keduanya pernah menjalin kasih semasa SMA dan hubungan kedua nya harus kandas ketika Gideon lulus SMA dan melanjutkan kuliah nya diluar negeri sedangkan Aglaia masih kelas 11. Mereka pun berpisah dan bertemu di keadaan yang cukup rumit.
Tapi karena percintaan masa lalu yang belum selesai, Aglaia pun Rene buat sebagai sosok wanita yang masih menyimpan perasaan pada Gideon tapi dalam diam. Aglaia jelas tau diri, dia sudah menjadi seorang istri yang artinya, sangat tidak mungkin untuknya jujur pada Gideon kalau dirinya masih mencintai pria itu.
Sifat lemah lembut Aglaia mulai memudar digantikan menjadi sosok yang sangat tegas, sedikit angkuh, dan tetap menjunjung tinggi keanggunan nya. Tapi tetap saja, para pembaca malah semakin banyak berpihak pada Aglaia. Mereka berpikir, Aglaia tidak membosankan.
Berbeda dengan si pemeran utama yang terlalu klasik dengan kebiasaan yang suka menangis, jadilah banyak dari mereka yang mengidolakan sosok Aglaia. Menganggap kalau Aglaia adalah point penting yang membuat mereka mau membaca cerita Dangerous Trap sampai selesai bahkan menanti adanya sequel.
Terlalu larut dalam lamunan, Rene sampai tak sadar kalau mobilnya sudah berhenti cukup lama didepan lobby sebuah perusahaan mewah. Rene melirik kearah Lanie yang tampak tersenyum canggung, karena Lanie yang tidak berani menganggu ke terdiaman sang Nyonya, jadilah dia hanya diam.
Tanpa berkata, Rene menurunkan satu kakinya dengan perlahan saat pintu bagian sisi nya sudah dibukakan oleh seorang bodyguard. Rene keluar dari dalam mobil mewah itu yang membuat banyak pasang mata mencuri-curi pandang kearahnya dengan sorot kagum juga iri tapi Rene tak perduli dengan itu semua.
Dia memilih melangkah dengan anggun juga tegas, melewati para pekerja yang langsung menunduk saat Istri dari Bos mereka datang. Memasuki lift, Lanie pun segera menekan lantai teratas gedung ini. Rene hanya diam, dengan pandangan lurus hingga kilasan alur cerita Dangerous Trap mulai berputar di kepalanya.
Rene ingat sesuatu, "Tanggal berapa sekarang?"
"Iya? Tanggal? Sekarang tanggal dua belas, Nyonya." Ucap Lanie meski ada rasa bingung di dirinya saat sang Nyonya menanyakan sesuatu yang cukup aneh.
Di alur Dangerous Trap, Rene selalu menyelipkan tanggal dan bulan di setiap kejadian yang membuatnya langsung terkoneksi dengan cepat. Rene tersenyum tipis, adegan di kepalanya mulai berputar sempurna. Membayangkan hal apa yang harus dirinya lakukan nanti.
"Lanie, aku akan masuk sendiri jadi kamu tunggu di mobil atau kantin saja." Ucap Rene yang jelas langsung dipatuhi oleh pelayan pribadinya itu.
Ketika denting berbunyi, Rene segera mengambil alih papper bag dari tangan Lanie lalu berjalan menuju ruangan tempat suaminya bekerja. Didepan pintu ruangan sang suami, Rene terdiam sejenak dengan senyum miring terukir diwajahnya. Jika dulu Aglaia tidak tahu kejadian kali ini, maka dirinya sangat tau dan akan memberi sedikit kejutan.
Ceklek.
"Ups, sorry ganggu."
Dihadapannya, seorang wanita segera berdiri menjauhi Lucas. Pemandangan ketika melihat wanita itu duduk diatas pangkuan Lucas, tak membuat Rene terkejut sama sekali karena kejadian ini adalah buatan dirinya sendiri. Menciptakan masalah demi masalah di karya tulisan nya.
Wanita yang dirinya ingat bernama Friska itu menunduk dengan kedua tangan saling bertaut, lalu tatapan Rene beralih pada Lucas yang tampak acuh tak acuh dengan wajah datar khas nya. Sungguh, raut wajah Lucas benar-benar menyebalkan! Tapi dirinya sadar, dirinya lah yang membuat kepribadian sosok Lucas dengan sedemikian rupa.
Sepertinya, memberi sedikit bumbu agak menyenangkan untuk mengurangi rasa kesalnya pada sifat Lucas. "Friska, bukankah kau seorang Sekretaris terpelajar? Menyelesaikan sekolah tinggi dengan nilai bagus, lantas kenapa kau menjadi seperti pelacur murahan?"
Menjadi seorang penulis, membuat Rene sangat pandai mengatur kata yang akan dia ucapkan. Memberi sentuhan tajam, pedas, dan menyindir memang sangat mudah untuknya. Bahkan memainkan ekspresi dengan gerakan tubuh begitu mudah Rene lakukan untuk mengecoh lawan.
Saat bibir merah merona itu hendak terbuka, Rene sudah lebih dulu menyela. "Wajahmu tak terlalu buruk, pria tampan ada jutaan di negeri ini, lalu kenapa suamiku masih kau incar? Ingin harta atau ingin kehangatan di ranjang? Oh, atau keduanya?"
Dibalik wajah datarnya, Lucas menyimpan banyak keterkejutan melihat kedatangan istrinya dan juga ucapan demi ucapan yang istrinya lontarkan. Benar-benar jauh dari ekspetasi nya. Dirinya kira, istrinya itu akan menangis seperti orang tersakiti lalu memohon agar Friska dipecat dari perusahaan nya. Ternyata pemikiran nya salah besar!
Kaki jenjang itu melangkah mendekati Friska, mengangkat dagu wanita itu dengan jari telunjuk nya. Dengan gerakan tak terbaca, Rene meraih gelas yang ada diatas meja kerja Lucas lalu...
Prangg!
Gelas berisi kopi panas itu pecah setelah dibenturkan dengan sangat keras tepat kekepala Friska. Rene menyeringai dalam hitungan detik yang langsung pudar lalu digantikan dengan raut kaget yang dibuat-buat. "Oh God! Maafkan aku Friska, aku sengaja. Membuat kepala mu agar bisa berpikir dengan benar,"
"Ingatlah, pria yang kau goda itu suamiku. Pria gagah yang selalu mencari kehangatan bersamaku diatas ranjang, aku cukup mahir dalam hal itu jadi jangan mencoba untuk menggoda suamiku. Harta? Sepertinya aku memiliki banyak, bahkan kelebihan. Ada niat untuk menggoda diriku juga?"
Tajam, benar-benar tajam dan sangat menyentil harga diri. Bahkan Friska yang kepalanya terluka karena pecahan gelas pun tak bisa memudarkan sorot benci dan malu dimatanya. Tapi sayangnya, Rene menyukai sorot itu dan semakin semangat untuk mempermainkan emosi lawannya.
Ah, bukan kah itu kelebihan seorang Rene? Membuat emosi seseorang campur aduk, seperti emosi para pembaca nya yang mengeluh banyak hal. Kini, waktunya Rene membuktikan secara live. Memporak-porandakan emosi lawan nya hingga dia menyerah dengan akhir kematian. Sungguh menyenangkan bukan?
Seakan mati kutu, Friska hanya diam dengan sorot kebencian juga kesakitan karena darah terus menetes dari keningnya. Hingga suara berat dari pria yang dikagumi nya terdengar, membuat helaan napas lega keluar begitu saja dari mulutnya. Seperti baru saja mendapatkan cahaya di kegelapan.
"Cukup, Aglaia! Ada apa kau ke perusahaan ku?"
Rene melirik sekilas sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada Friska, "Kau beruntung kali ini."
Setelah berbisik, Rene menepuk kedua tangannya hingga beberapa bodyguard masuk dan membawa pergi Friska dengan cara menarik rambut wanita itu, sesuai dengan perintah dari Rene. Selepas kepergian Friska, Rene membersihkan kedua tangannya dengan tisu basah, seperti baru terkena kotoran.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments