Seperti yang dikatakan JASON KAUFMAN.
The best way to predict the future is to create it. Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya.
Kaa Lana, remaja 13 tahun yang percaya dengan keindahan mimpi-mimpi yang ia gantung diatas langit sana. Gadis yang selalu siap mengambil impiannya yang telah tergantung tinggi sejak dirinya berusia sepuluh tahun. Tepat ketika gurunya mengatakan, "Mimpi kamu itu ibarat pakaian yang kamu gantung dilangit sana. Kamu harus mengambilnya. Dan kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu gantung. Jangan suruh orang lain untuk mengambil mimpi yang telah kamu gantung itu. Karena orang lain tidak ingin dan tidak sebaik kamu yang menaruhnya sejak awal."
Mulai hari itu Lana mulai berambisi. Dan terus meyakinkan kalau mimpinya akan menjadi kenyataan dan bukan hanya sekedar digantung seperti yang dikatakan oleh gurunya.
Sebenarnya, satu hari sebelum ulang tahun Lana menuju sepuluh tahun. Lana bukanlah orang yang mempunyai cita cita tinggi. Ia hanyalah gadis yang dibilang masih kecil yang hobinya adalah bermain. Lana itu gadis malas, suka tidur, tidak suka belajar. Walaupun nyatanya gadis itu dibilang cukup cerdas. Namun semuanya terkalahkan dengan sikap malas terbesarnya.
Hingga di satu kesempatan, tepatnya hari dimana gadis cantik itu bertambah usia menuju sepuluh tahun. Pada hari itu orang tuanya mengajak Lana ke pantai untuk merayakan ulang tahun tersebut. Tapi Lana malah seperti harus mengubur dalam-dalam kejadian menyakitkan itu.
Seperti biasa ketiga orang yang berada didalam mobil itu tengah bercanda bahagia, dengan Sang Ayah yang melontarkan candaan dan dibalas gelak tawa oleh istri dan anaknya. Lalu ditengah perjalanan tiba-tiba hujan mengguyur dengan derasnya. Gurauan yang tadi mengiang indah didalam mobil kini terganti dengan deras dan lebatnya hujan.
Wiper kaca mobil pun bergerak membersihkan kaca dari air hujan yang turun agar tidak menghalangi pandangan Sang Ayah untuk terus mengemudi. Hening.
Jalanan pun sepi. Hanya ada beberapa mobil yang lewat. Tapi setelahnya Sang Ayah kembali berbicara mengajak kedua orang yang dicintainya memecahkan keheningan.
"Ayah, apakah ini baik-baik saja? Hujan nya deras banget." Ayah menoleh mendengarkan sautan Sang Istri.
"Semuanya akan baik-baik saja. Ayah tidak akan mengendarainya dengan laju. Tenang aja, kita bakal ngerayain ulang tahunnya Lana."
"Pulang aja lah yah. Serem. Udah gelap begini banyak petirnya lagi." Sang Mama menoleh kearah belakang melihat Lana yang diam saja.
"Pulang aja ya nak, kita ngerayain ulang tahun kamu nya nanti saja."
Lana tidak tau harus menjawab apa, sebenarnya sudah lama ia menunggu hari ini. Hari dimana ketiganya akan berkumpul untuk menyambut hari bahagianya. Tapi apakah itu akan hilang seketika?
"Tapi mah, ini kan udah setengah jalan bukannya nanggung baliknya." Hanya itu yang dapat gadis sepuluh tahun itu utarakan. Ia menjadikan wish nya dengan kalimat itu. Semoga saja ada keajaiban. Walaupun diluar sana terlihat cuaca yang tidak mendukung untuk hari menyenangkannya.
"Hujan-hujan begini gimana ngerayainnya? lagipula pantai nya pasti sepi dan gak ada orang. Pulang aja yaa, Lana." Mata gadis itu menatap mata mamanya, ada kekhawatiran disana.
Mungkin kata harapanya tadi tidak Tuhan kabulkan. Namun dengan berat hati Lana mengangguk mengiakan ucapnya mamanya. "Iya Mah."
"Ini hari ulang tahunya Lana mah, tidak papa kita pergi dulu aja datangin tempatnya. Kasihan nanti sedih anak nya."
"Yah!"
"Mama juga maunya gitu, tapi ini suasananya gak mendukung Yah. Mama takut terjadi apa- apa sama kita."
"Mah tolonglah, kamu jangan over thinking dulu. Pikir yang betul, berdoa baik-baik semoga kita semua gak kenapa-kenapa dan sampai tujuan."
Harapan. Lana selalu yakin dengan harapan. Karena setelah terjadi sedikit perdebatan diantara keduanya. Sang Ayah memilih memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Demi dirinya. Dan tidak pernah menyangka kalau waktu itu mereka semua tidak pernah tau karena pada akhirnya kekecewaan hanyalah akhir dari kisah yang telah ia bentuk menjadi sederhana.
Dihari itu, disore hari dengan banyaknya tangisan. Hujan tetap setiap menjatuhkan tetesannya menemani dirinya sendiri disini.
Di jalanan sepi tak ada yang melewati. Tubuhnya kaku, sakit dan susah digerakan.
Ngilu sekali. Dan dingin menggigil.
"Ayah..Mamah.." Dua kata itu yang terus dirinya ucapkan. Padahal tidak jauh dari sana sangat terlihat dua orang yang menyayanginya sudah tidak sadarkan diri. Lana ingin menggapainya. Ingin merengkuhnya. Tapi lagi-lagi Lana kecewa pada keinginan.
Matanya terpejam mengeluarkan cairan bening dari matanya yang telah tercampur air hujan. Kalau sudah tidak ada lagi keinginan sekarang tinggallah sebuah pengharapan.
Harapan. Selalu ada harapan, saat semua orang mengatakan tidak mungkin. Harapan adalah titik terakhir. Alasan terakhir dan tiang untuk kita terus berdiri.
Semuanya bisa.
Dan harapan Lana adalah ini bukanlah hari terakhir dimana ia melihat kedua orang tuanya.
Lana menghela nafas menyakitkan. Lagi dan lagi, Lana harus mengecek arlojinya yang ternyata sudah menunjukkan pukul 06:30. Ya hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah menginjakkan bangku dikelas satu SMP. Namun bukannya malah pergi ke sekolah, gadis berumur tiga belas tahun ini malah berbelok haluan menuju pantai yang tidak jauh dari rumahnya.
Laut yang tenang dengan sunrise yang mengagumkan membuat sedikit tenang untuk pikirannya. Ia pusing, pagi tadi sudah bertengkar dengan ibu asuhnya gara gara ia membuang baju ballet yang sedikitpun tidak diinginkan.
Mengapa ia harus dituntut menjadi seorang ballerina? Ia tidak suka dan itu bukanlah impiannya. Semenjak kejadian tiga tahun silam, Lana memutuskan untuk merubah dirinya, merubah kebiasaan buruknya dan belajar mengikhlaskan kepergian kedua orangtuanya. Namun disaat ia ingin mewujudkan cita-cita kedua orang tuanya dan membahagiakan mereka di alam sana, Ia malah dituntut harus menjadi seorang gadis ballerina.
Dan kini keinginan, impian dan mimpinya menjadi seorang dokter seakan harus dicampakkan nya jauh-jauh lalu digantikan dengan latihan gerakan-gerakan yang tak menjadi minatnya.
Lana sudah meramal masa depannya setelah tujuh hari tiadanya malaikat tanpa sayap dan pahlawan dihidupnya. Ia harus menciptakan mimpi itu, karena dengan menciptakannya ia dapat memprediksi dan melihat hasil karya tersebut.
Namun seseorang yang menyelamatkan keluarganya kini mengharuskan dia menjadi seorang ballerina, yaitu berlatih setiap hari di sanggar. Ibu asuh Lana yang seolah menyendatnya untuk mengambil hasil yang sudah lama dirinya gantung diatas sana.
Pukul 06:45. Lana belum bergerak dari duduknya ia masih tetap memandangi lautan luas didepan tanpa beranjak.
Kalau ada masalah Lana selalu kesini, singgah melihat hamparan laut luas menunggu senja datang tenggelam menggantikan malam. Lana selalu keluar rumah kalau ia sedang bertengkar dengan ibunya. Ia bersyukur. Tuhan menciptakan hal- hal yang indah di tempat tinggalnya. Walaupun bukan dibilang kota tapi tempat tinggal ini asri, banyak bunga, hamparan sawah yang hijau apalagi laut yang selalu didatangi yang tidak jauh dari rumah. Hanya berbelok dua gang ia sudah dapat melihat laut dengan keindahannya.
Dan selain alasan Lana berada disini adalah sebab sekolahnya pun tak jauh dari rumah. Mungkin tujuh ratus lima puluh meter dari tempat nya tinggal dan jarak dua ratus sembilan puluh meter dari rumah menuju pantai.
Santai. Ia hanya berjalan kaki tak jauh dari sana, daripada menunggu lama-lama disekolah yang membuat pikiran nya sedikit kacau sebab adu mulut dengan ibu asuhnya.
Selanjutnya ketika jarum panjang jam menuju angka sepuluh tepatnya pukul 06:50, Lana lalu bergegas bangkit menepuk seragam yang sedikit menempel pasir kemudian berjalan melangkah meninggalkan pantai menuju sekolah.
Lagi-lagi Lana berharap, kalau hari ini ia diberikan kesempatan dari sebuah pengharapan tanpa adanya pengorbanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Kondel Dita
lanjutt
2023-07-23
1
jani aming888
suka SM cerita muuu
2023-07-23
0
StarJustStar
Cinta banget sama karakter-karaktermu, thor. Mereka bikin ceritamu semakin hidup! ❤️
2023-07-16
1