Waktu terus bergulir, hari ini Keyla kembali mencoba keberuntungan nya.Dari pagi hingga sore Keyla kesana kemari berjalan mencari pekerjaan, dari rumah sakit kecil hingga pelayan cafe tapi sial nya tak satu pun tempat yang bisa menerima Keyla.Tanpa Keyla tau semua itu adalah ulah Tuan Muda keluarga Addison.
"Huff.. Susah juga nyari pekerjaan ternyata!" gumam Keyla, mendudukkan bokongnya di kursi taman seraya mengipas tubuh yang terasa gerah menggunakan map di tangannya
"Kemana lagi gue harus nyari pekerjaan?" Tanya nya mulai putus asa.
Setelah merasa lebih baik, Keyla kembali melanjutkan perjalanan untuk mencari pekerjaan.
Karena Keyla kurang memperhatikan jalan, hampir saja tubuh nya terserempet mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Andai seseorang terlambat menarik tubuh nya.
"Astaga! apa aku udah mati? tapi aku ngak merasakan apa pun. " Jerit nya dengan mata terpejam, "Ya Tuhan! jangan dulu ambil nyawaku, aku harus membantu ayah mencari biaya pengobatan Bunda. " Racau nya lagi tanpa beranjak dari posisi nya.
"Woi! minggir kamu dari atas tubuh ku, " teriak seseorang, dengan takut-takut perlahan Keyla membuka mata.
Kedua mata Keyla melotot sempurna melihat diri nya berada di atas tubuh seseorang.
"Kau! " pekik nya, kemudian bangkit dan pergi begitu saja.
"Dasar! perempuan tidak tau di untung. " Hardik nya keras pada Keyla, langkah Keyla terhenti, kembali memutar badan menatap pada pria arogan itu.
"Terima kasih, " jawab Keyla singkat, kemudian melanjutkan langkah nya.
Tapi baru juga tiga langkah, kaki nya kembali terhenti saat mengingat sesuatu tidak ada di tangan nya.
"Kamu mencari ini? " Tanya nya menaikkan turun kan alis nya, mengangkat sebuah map milik Keyla.
"Berikan! " pinta Keyla menghampiri pria itu ingin mengambil map milik nya.
"Eits, tidak semudah itu!" kilah nya tersenyum miring menatap Keyla. Edgar mengangkat map setinggi mungkin saat Keyla mencoba merebut nya.
Karena tinggi tubuh Keyla hanya sebatas dada Edgar membuat Keyla kesulitan merebut map tersebut. Ya, orang yang menolong Keyla adalah Edgar Emiliano Addison.
"Aku bisa membantu mu! " usul nya seraya membolak-balikkan kertas isi map Keyla.
"Cantik juga ternyata, tidak terlalu buruk di jadikan istri. " gumamnya lirih hampir tak terdengar.
"Aku tidak butuh bantuan mu, " potong Keyla cepat, menatap sinis pria sombong di hadapan nya itu.
"Jangan terlalu sombong Nona, apa yang kamu miliki untuk di sombong kan? selain tubuh kerempeng mu itu, " hina nya lagi menatap Keyla dari atas sampai bawah dengan tatapan mengejek.
"Meskipun aku miskin tapi aku masih punya sopan santun, tidak seperti anda yang berasal dari keluarga kaya tapi tidak memiliki moral. " Cecar nya, kemudian berbalik meninggal kan Edgar yang murka mendapatkan hinaan dari perempuan seperti Keyla.
"Setelah menghina ku, seenak nya kau pergi tanpa meminta maaf! " Desis nya di telinga Keyla.Mencekal tangan Keyla hingga membuat sang empunya meringis.
"Lepas! " bentak nya. Menepis kasar tangan Edgar, menatap tajam pada pria yang bermulut pedas level 10 kalau bicara menurut penilaian Keyla.
"Kemana pun kamu mencari pekerjaan tidak akan ada yang menerima, saya bermurah hati ingin menolong mu tapi malah sok jual mahal! " Terang nya berusaha meredam emosi demi mendapatkan Keyla.
"Saya tidak butuh pertolongan mu. " Tolak Keyla, merebut map milik nya kemudian pergi meninggalkan Edgar.
"Kalau kamu berubah pikiran, hubungi kartu nama yang terselip di dalam map itu, " ucapnya lagi, yang masih bisa di dengar oleh Keyla karena jarak kedua nya belum terlalu jauh.
Edgar menyeringai menatap punggung Keyla yang semakin menjauh.
Keyla kembali ke rumah sakit untuk menjaga bunda nya bergantian dengan sang Ayah. Malam berganti pagi mengikuti rotasi bumi, begitupun dengan manusia kembali melakukan aktivitas nya seperti biasa.
"Key.. Bangun Nak!" panggil bunda lirih, bunda membangun kan Keyla yang tidur membungkuk di kursi dengan meletakkan kepala di ranjang.
"Key.. Sebentar lagi Dokter datang untuk visit, buruan bangun. "
Mata Keyla perlahan terbuka, mengerjap menyesuaikan dengan cahaya di sekitar nya.
"Sudah pagi ya Bun? " tanya Keyla mengucek mata nya yang enggan terbuka sempurna.
"Ini udah siang Key, bentar lagi Dokter pasti datang." Ujar nya.
Benar saja apa yang bunda katakan, baru saja bunda selesai bicara pintu sudah di buka terlihat dokter masuk ke ruangan tersebut.
"Bisa ikut saya sebentar Nona! " pinta dokter paruh baya itu menatap pada Keyla, terlihat Keyla mengangguk.
" Bunda istirahat dulu! Key nemuin Dokter sebentar! " ucap nya, kemudian keluar menyusul dokter yang menangani bunda nya.
"Dokter!" sapa Keyla, masuk dan langsung duduk di kursi seberang dokter tersebut.
"Kondisi Ibu Widia semakin hari semakin melemah, kita harus segera melakukan kemoterapi secepat mungkin. Untuk itu silahkan Nona usaha kan biaya kemoterapi lebih dulu! supaya kami bisa mulai terapi nya. " Terang dokter menjelaskan, membuat tubuh Keyla lemas seketika.
"Bagaimana ini? apa yang harus ku lakukan? " tanya nya dalam hati. Keyla memijat ruang di antara alis nya dengan mata terpejam.
"Baik Dok! akan saya usaha kan."
Dengan langkah gontai, Keyla berjalan keluar dari ruangan Dokter. Tanpa sadar kaki nya melangkah ke taman rumah sakit, duduk di kursi taman menatap jauh ke depan dengan tatapan kosong.
"Apa aku harus menerima tawaran pria arogan itu? " tanya nya pada diri sendiri, sedetik kemudian kepala nya menggeleng. "Tidak, aku tidak mau berurusan dengan pria bermulut pedas seperti dia, bisa-bisa aku di tindas tiap detik. " Lanjut nya lagi, mengingat bagaimana kasar nya pria itu bicara pada nya.
"Tapi aku membutuh kan uang secepat nya, Ahhh pusing. " Keluh nya lagi, Keyla menjambak rambut frustasi, merasa tidak mendapatkan solusi dari masalah nya.
Keyla kembali masuk ke kamar perawatan bunda, membantu bunda sarapan setelah nya Keyla segera mandi membersihkan diri. Dengan harapan, habis mandi pikiran Keyla yang buntu bisa terbuka lebar.
Ceklek.
Keyla keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih fresh dari sebelum nya. Pandangan Keyla tertuju pada map yang terletak di meja nakas samping ranjang.Membuka map tersebut, dan benar saja Keyla menemukan sebuah kartu nama.
"Edgar Emiliano Addison. " Gumam Keyla membaca nama yang tertulis di kartu nama tersebut.
"Apa aku harus minta tolong pada nya? "
Keyla menatap kartu nama ditangan nya.Keyla bimbang memikirkan keputusan nya, kesehatan bunda menurun dan harus segera di tangani atau mempertahankan harga diri nya yang sudah menolak mentah-mentah tawaran pria tersebut.
****
Tinggalkan jejak kalian ya! kasih like, komen, vote juga. Dan jangan lupa tap love nya readers semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Selamet Turipno
tanggung tingginya sebatas dada sebatas lutut ajalah
2025-04-05
0
Agoda fraund
disaat kita membutuhkan ada pertolongan.
2024-03-06
0
Resy
weii kurang ajar si Edgar/Facepalm/
mulutmu minta digaplok
2024-02-20
0