Pergi Ke Desa

Keesok harinya Wulan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli keperluannya selama di desa nanti.

"Aku sakalian beli snack untuk di bagikan ke anak - anak di sana deh... Mama pasti menaruhku di tempat yang paling sulit" gumamnya.

Dengan semangat Wulan membeli berbagai jenis makanan ringan, dia membayangkan bagaimana kehidupannya nanti saat di desa.

Setelah selesai berbelanja Wulan pun mempacking smuanya kedalam koper besar. Karena terlalu capek menyiapkan semuanya, Wulan tertidur.

Pukul 4 sore Aulia pulang dan langsung pergi ke kamar Wulan, dia ingin membantu adiknya untuk menyiapkan keperluannya nanti.

Ceklek...

Aulia masuk ke dalam kamar dan menggeleng saat melihat Wulan yang tertidur di sofa.

"Bukannya bersiap, dia malah tidur" ucapnya. Aulia melihat ke sekaliling dan mendapati 3 buah koper besar yang sudah ready di depan lemari pakaian Wulan.

"Apa da sudah selesai packingnya?" Aulia mendekati koper itu dan mengeceknya.

"Kenapa dia membawa barang sebanyak ini? Apa dia berniat tidak akan kembali lagi ke rumah ini" ucap Aulia saat melihat isi koper Wulan.

"Kakak sudah pulang?"ujar Wulan sambil menguap. Dia terbangun saat mendengar kakaknya membuka kopernya.

"Iya, kakak baru saja pulang."

"Kakak lagi ngapain? Aku sudah menyiapkan semuanya"Wulan berjalan mendekati Aulia yang sedang memeriksa kopernya.

"Kakak hanya memeriksa bawaan kamu dan... Apa ini? Kenapa kamu membawa banyak sekali barang - barang? Apa kamu berniat tidak akan kembali lagi?"tanya Aulia menatap Wulan.

"Bukan seperti itu kak, kakak jangan salah paham dulu" kata Wulan.

"Bagaimana nggak salah paham kalau kamunya bawa barang seperti ini. Ingat kamu di sana hanya seminggu bukan setahun" ujar Aulia cemberut.

"Iya kak, aku tahu. Tapi ini semua mau aku bagi kan sama anak - anak yang ada di sana dan barang milikku hanya itu koper kecil itu" Wuan menunjuk koper kecil berwarna pink yang ada di atas tempat tidur.

"Kakak kira apa, kamu sih bikin kakak khawatir saja" Aulia memeluk Wulan.

"Jangan pernah berpikir untuk meinggalkan kakak ya" ucapnya dan wulan pun tersenyum dan mengangguk.

🍀🍀🍀

Aulia mengantarkan Wulan ke perusahaan dimana bus yang akan membawa wulan ke desa sudah menunggunya.

"Ingat selalu hubungi kakak, awas kalau lupa!" ucap Aulia memegang bahu Wulan.

"Iya bawel, aku akan selalu vc kakak"

"Kalau terjadi sesuatu langsung hubungi kakak" Aulia sangat khawatir dengan kepergian adik semata wayangnya ini. Ini adalah perpisahan pertama mereka, selama ini Aulia selalu membawa Wulan kemana pu. Dia pergi.

"Aku pergi, bye - bye" Wulan melambaikan tangannya sebelum masuk kedalam bus.

Aulia melambaikan tangannya, dia tidak bisa membendung air matanya.

Wulan tersenyum melihat betapa kakaknya sangat menyayanginya.

Setelah memastikan bus Wulan pergi barulah Aulia pergi dari perusahan.

Tanpa mereka sadari dari lantai paling tinggi di perusahaan iyu, Nilam menyaksikan kepergian Wulan. Dia sedikit tersenyum melihatnya.

"Setidaknya untuk sementara aku tidak melihatnya." gumamnya.

🍀🍀🍀

Di dalam sebuah ruangan Aldi sibuk dengan pikirannya, dia.sesari tadi hanya tersenyum sambil memainkan pulpen yang di pegangnya.

"Kenapa wajah itu selalu berputar di benakku" ucapnya kembali tersenyum.

"Dia cantik sekali" gumamnya lagi.

"Bapak lagi memikirkan siapa?"tanya seorang pria yang berdiri di depannya.

"Oh astaga... Kamu membuat saya kaget Bian!" Aldo mengusap dadanya.

"Hehee... Maaf pak, aku sudah mengetuk dari tadi tapi bapak tidak mengubrisnya dan asik senyum - senyum sendiri" ucap Bian.

"Apa... Mana ada saya seperti itu, jangan bohong kamu"sangkal Aldi

"Serius pak, bapak sejak tadi asik melamun"

"Aish lupakan, ada apa kamu kesini?"tanya Aldi mengubah topik pembicaraan.

"Apa bapak sudah mengecek laporan perusahan Secret Beauty??"tanya Bian.

"Sorry, saya belum memeriksanya. Tunggulah sebentar" ucap Aldi.

"Baiklah pak, oiya pak. Jangan lupa nanti malam kita ada pertemuan dengan direktur secret beauty"

"Tidak bisakah kamu tunda hingga besok, saya snagat lelah dan ingin pulang cepat" kata Aldi, dan Bian pun mengangguk mengerti.

"Kalau begitu saya keluar pak, dan apa saya boleh pulang?"tanya Bian.

"Pergilah, saya juga mau pulang setelah ini" Bian pun mengangguk dan berlalu keluar dari ruangan bossnya itu.

"Aku akan ke tokoh buku itu lagi, siapa tahu aku bertemu dengan dia lagi malam ini" gumamnya

🍀🍀🍀

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dan penuh drama. Akhirnya Wulan beserta rombongan sampai di desa tujuan mereka.

Mereka menginap di sebuah kontrakan yang sengaja.di sewa perusahaan untuk tempat mereka tinggal.

"Baiklah, karena disini ada banyak kamar, jadi kita akan bagi satu kamar 3 atau 4 orang" ucap seorang wanita yang bertumbuh gempal.

"Baik bu,"semuanya pun mengangguk mengerti.

Wulan dapat satu kamar bertiga dengan pegawai perusahaan. Dia senang karena temannya bukanlah orang yang jutek atau pun judes. Teman sekamarnya juga seumuran dengannya.

"Semoga kita bisa jadi rekan yang baik ya" ucap Ayu

"Iya," jawab Wulan dan Reni, mereka saling melempar senyuman.

Mereka mulai membereskan barang - barang bawaan mereka.

"Lan, kenapa kamu bawa banyak barang?"tanya Ayu saat melihat tumpukan koper Wulan.

"Itu semua mau aku bagi - bagiin untuk warga di sini. Barang pribadi aku cuma segini" jawab Wulan menarik koper kecilnya.

"Baik banget kamu, besok kita bantuin ya" sahut Reni dan wulan pun mengangguk.

🍀🍀🍀

Sesuai dengan agenda yang telah di tetapkan, Wulan dan para karyawan lainnya melakukan survei ke rumah - rumah warga sekitar. Wulan juga tidak lupa membawa beberapa bungkusan barang - barang yang akan di bagikannya ke warga.

"Dimas, lo itukan cowok ya kan. Bantuin napa bawa ini!l seru Ayu yang melihat Dimas tidak membawa apa pun.

"Sini." Dimas pun mengambil beberapa paperbag.

"Siapa nih yang berhati mulia?"tanya Dimas, melihat isi paperbag.

"Ini teman baru kita Wulan" jawab Reni.

"Wah, udah cantik, baik pula ternyata" Dimas tersenyum melihat Wulan.

"Jangan berlebihan, ayo sebelum ibu ketua marah" Wulan mengandeng tangan Reni dan Ayu.

Dimas mengikuti mereka dari belakang, " benar - benar tipe gue banget" gumamnya.

Wulan sangat menikmati kegiatan yang di lakukannya, ini adalah pengalaman pertamanya melakukan kegiatan seperti ini. Meskipun mamanya terlihat cuek padanya, namun Wulan tahu mamanya sangat menyayanginya. Buktinya, mamanya mengirimnya ke desa seperti ini. Wulan menganggapnya sebagai bentuk kepedulian Nilam padanya.

"Nona, apa anda lelah?"tanya ibu ketua yang bernama Rosa. Rosa tahu kalau Wulan adalah anak dari CEO mereka.

"Ssshhttt... Ibu tahu siapa aku? "Rosa mengangguk.

"Tolong jangan bilang ke siapa pun" bisik Wulan

"Baiklah, tapi nona jangan terlalu banyak bekerja. Nanti kalau capek bilang ke saya, ya" ucap Rosa.

Wulan menggeleng. " Tolong jangan perlalukan saya seperti itu. Tapi perlakuakan lah saya sama seperti mereka." balas Wulan menatap Rosa dengan senyum lembut.

"Wulan, kamu kenapan"tanya Ayu yang melihat Wulan bicara dengan Rosa. Ayu mengiran kalau Wulan terkena masalah.

"Tidak apa - apa, ayo" Wulan mengandeng Ayu pergi setelah memberi salam pada Rosa.

...🌺🌻🌺...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!