Bab 5

"Wah, ketiga tuan muda kita sedang berkumpul bersama, ini sangat jarang terjadi," ucap seorang pelayan saat dia menunjuk pada tiga pria tampan yang sedang berjalan bersama.

"Memang sangat jarang terjadi, tuan muda kita Tuan Danny baru saja menyelesaikan sekolahnya," timpal pelayan yang terlihat lebih kurus.

Pelayan yang lebih gemuk juga tidak mau kalah. " Itu berdekatan dengan ulang tahun tuan muda kedua kita Tuan Edith, makanya beliau juga pulang."

"Kalian juga harusnya sudah tau kalau tuan muda pertama kita Tuan Lion baru pulang dari ekspedisi mencari tambang berlian. Dan beliau berhasil menemukan tambang berlian yang sangat besar," jelas pelayan lainnya.

Ketiga pelayan wanita ini mungkin tidak ada pekerjaan hingga terus bercerita tentang Tuan Muda Kediaman Lamboerge. Tidak disadari bahwa Kepala pelayan berada di belakang mereka. Mereka bertiga pun dihukum karena bergosip.

"Kak Lion, bagaimana kau bisa mendapat tambang berlian yang begitu besar? Ayah pasti akan memberikan hadiah yang besar untuk kakak."

Pria remaja berusia 16 tahun itu bertanya pada Lion. Wajah dan matanya mirip dengan Lucia hanya saja warna rambutnya yang keperakan menjadi perbedaan.

Tuan Muda Lion tersenyum. "Jika dapat hadiah, tentu kakak akan membaginya juga untuk Danny." Tidak lupa Lion mengacak rambut Danny.

Tuan Muda Lion terlihat tampan dengan senyuman manis terukir di bibirnya. Rambut perak dan mata merah membuatnya begitu mirip dengan ayahnya, Duke Afsan. Postur tubuhnya yang tinggi dan badannya yang atletis membuat banyak wanita di Kerajaan Salvavor ingin menjadi kekasihnya.

"Edith, sebentar lagi ulang tahunmu, kamu ingin hadiah apa?" Tanya Lion kepada Edith yang paling pendiam di antara mereka.

Edith hanya terdiam dan fokus kedepan. Fitur wajahnya terasa maskulin, mata merah dengan rambut hitam merupakan perpaduan yang pas untuk Edith yang sifatnya lebih dingin.

"Lihat! Penjaga itu sepertinya pingsan." Edith menunjuk dua penjaga Kediaman Lamboerge yang pingsan dipukul oleh Lucia. Edith dan Lion pun berpandangan sekilas dan langsung menuju kediaman dengan tergesa-gesa. Danny pun mengikuti mereka.

Lion memeriksa mereka yang ternyata benar-benar pingsan. Kebetulan seorang pelayan melintas dan dia meminta pelayan itu untuk memanggil beberapa petugas kesehatan.

Setelah itu mereka bergegas lagi mencari Duke Afsan. Ketiga Tuan Muda ini takut hal buruk menimpa ayah mereka. Saat mendekati ruang kerja Duke, mereka bertiga juga melihat dua penjaga yang pingsan.

Hal-hal yang dikhawatirkan mungkin terjadi hingga mereka mendengar sayup-sayup suara wanita. Suara wanita yang terdengar dingin dan mendominasi dengan nada yang mengejek.

Mereka berhenti berlari dan berjalan perlahan untuk melihat seorang wanita yang membelakangi mereka nampak memarahi Duke Lamboerge.

"Heh, tidakkah Duke merasa lucu? Kenapa Duke harus marah? Bukankah Duke yang memerintahkan Lawson untuk tidak menceritakan apa pun tentang saya?"

"Anda adalah seorang Duke. Apa mungkin sedikit pun cerita tentang saya tidak akan sampai di telinga anda selama bertahun-tahun ini."

"Siapa yang anda coba bodohi? Atau anda hanya mencoba untuk menutupi rasa bersalah anda karena menelantarkan saya selama bertahun-tahun?"

"Atau mungkin anda juga berpikir seperti ini 'itulah yang seharusnya kamu dapatkan karena telah merenggut istriku, istriku sudah mati kamu sebagai penyebab juga harusnya menderita,' bukan begitu?"

Danny yang tidak terima ayahnya dimarahi akan maju tapi tangannya ditarik oleh Edith dan Lion pun menggelengkan kepalanya. Danny hanya menggertakkan giginya dan mencoba mencerna apa yang wanita itu katakan.

"Menelantarkan? Ibu? Apa wanita ini adalah bayi yang ibu kandung waktu itu?" Batin mereka.

"Aku akan menghukum semua yang terlibat. Untuk sementara Lucia kamu bisa tinggal di tempatku sementara istanamu diperbaiki." Duke memberi keputusan walau masih membelakangi Lucia.

"Lalu aku akan memberimu 1 juta koin emas," lanjut Duke. "Dan Dawson, siapkan kamar dan pakaian yang pantas untuk Lucia."

"Tunggu sebentar, hanya 1 juta koin emas? Setelah semua yang telah terjadi padaku? hiks, hiks, hiks"

"Ah, Nona mulai acting lagi," ucap Momo yang sudah terbiasa.

Tangisan Lucia sukses membuat Duke Afsan berbalik dan melihat tampilan menyedihkan Lucia dengan air matanya yang menetes.

"Ayah, setidaknya kamu memberikan 100 juta koin emas. Kamu adalah ayah yang tidak berguna. Bahkan melindungi putrimu saja tidak bisa. Kau yang membuatku menderita. Ibu di surga pasti sedih dan akan menyalahkanmu karena menelantarkan aku."

Deg!

Ucapan Lucia menembus hati Duke. Dia menjadi semakin tidak tega. Apalagi selama ini dia menelantarkan putrinya.

Ketiga Tuan Muda yang berada di belakang gemetaran. 100 juta koin emas? Bukankah itu setengah pendapatan Kediaman Lamboerge selama satu tahun?

Tidak butuh waktu lama Lawson membawa buku tabungan yang berisi 100 juta koin emas atas nama Lucia. Dia menatap senang pada benda di tangannya. Memang tidak ada hal baik selain punya banyak uang.

Lucia pura-pura mengelap matanya yang basah dengan sapu tangan yang dibawa oleh Lawson. "Karena Duke begitu tulus, aku tidak akan bicara apa-apa lagi."

Wajah mereka semua menggelap.

Kemana amarah wanita yang meledak-ledak tadi?

Kemana larinya wajah lesu dan tangisan sedih tadi?

Wanita ini apakah ahli drama yang begitu cepat mengubah wajah?

Lucia tidak peduli sama sekali atas pikiran mereka. Yang penting bukankah uang 100 juta koin emas sudah di tangan?

Lucia menggendong Momo dipelukannya. Senyum Lucia terhenti saat dia berbalik dan melihat 3 orang pria tampan berdiri menutup pintu keluar. Wajah Lucia datar kembali melihat 3 hal merepotkan di depannya.

"Bisakah kalian minggir dan memberiku jalan?" Ucapan ketus dari Lucia membangkitkan amarah Danny.

"Beraninya kau memerintah kami...." Sebelum Danny meneruskan kata-katanya, dia sudah di tarik minggir oleh Edith. Lucia hanya menatap pria berambut perak dan bermata biru itu tapi, kedinginan terasa meniup jantung Danny.

Pandangan itu seperti pandangan kemarahan Duke atau Kak Lion. Terasa dingin dan menembus jantung. Mengerikan dan menakutkan.

Lucia melewati mereka tanpa bicara lagi dan memanggil Lawson, "Lawson, kamu tidak akan menunjukkan kamarku?" Lawson pun berpamitan dengan Duke.

Dia tergesa-gesa mengikuti Lucia yang sudah jauh berjalan di depannya.

Lucia sengaja menata semua rambut panjang bergelombangnya di depan. Sehingga gaun lusuh itu memperlihatkan punggung Lucia yang penuh lebam.

Gaun lusuh dengan punggung rendah itu memang pilihan utamanya untuk memperlihatkan pada Duke luka-luka yang di akibatkan oleh kelalaiannya.

Duke Terkejut. Ketiga tuan muda juga merasa sakit dihati mereka. Walau belum pernah bertemu Lucia belasan tahun, mereka tetaplah saudara kandung. Adik dianiaya sampai seperti itu perasaan mereka pasti tidak nyaman.

Satu sisi adalah duke. Satu sisi tuan muda dari kediaman Lamboerge. Tidak bisa melindungi keluarga sendiri bukankah seperti menampar gelar mereka.

Bila didengar oleh orang lain bukankah martabat mereka akan jatuh?

Terpopuler

Comments

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

hebat Lucia terus 100 juta bukan kaleng²🤣🤣

2025-01-22

0

nacho

nacho

🤣🤣🤣😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2023-10-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!