Aku terdiam dan tak berani melawan. Lalu Ayah ku bertanya kemBali .
“Apakah jika Ayah sekolahkan lebih tinggi, nanti sudah jadi sarjana dan kemBali kesini, kemudian kamu menikah dengan suami pilihanmu, bukannkah kamu kemabli menjadi Umi kan”.
Aku tertekan sebenarnya namun ku harus memberanikan diri menjawab dengan nada lembut dan hati yang berdegup kencang tak karuan.
“Hapunten Ayah Umi, aku bukan mau melawan kodrati dan bukan tak mau menjadi istri, tapi aku ingin menjadi seorang pemimpin yang terpuji yang memberi ilmu pengetahuan yang luas kepada generasi penerusnya, tidak mungkin selamanya seperti ini dan selamanya begini, aku ingin melihat generasi yang mempunyai pengetahuan yang luas, mampu mendidik anak anak dengan pengetahuan yang sesungguhnya. Pintar dengan bahasa yang lebih murni dan tidak meninggalkan budaya yang sudah ada”.
Lalu Ayah ku bertanya kemBali . “Kamu seperti ini punya tujuan untuk siapa”.
Aku menjawab dengan nada pelan.
“Tujuanku hanya satu membangun desaku melihat wanita maju, sukses dan tidak tertinggal. Aku takut melihat desaku terlihat bodoh dan lugu, aku ingin desaku makmur dan maju”.
Ayah ku tetap dengan pendiriannya tidak memberi ijin kepadaku, sambil berlalu kekamarnya, sembari Umiku dipanggilnya.
Mi sini ikut Ayah?.
Sementara itu aku duduk diam dan merenung, berpikir seandainya Ayah ku memberi ijin untuk menuntut ilmu, maka kupergunakan sebaikmungkin dan menjadi wanita sukses dalam segala hal, bukan karena ingin dihormati melainkan ku ingin mengangkat derajat keluargaku dengan cara itu.
Aku tak tau apa yang dibicarakan oleh Ayah dan Umiku, aku menunggu dengan hati yang cemas dan tak menentu sambil melihat bintang dilangit yang biru, angin sejuk sepoy menggelutiku, mataku sayup redam ingin melihat desaku maju. Sampai ku tak sadar tidur dikursiku, Umi ku membangunkanku,
“Nak bangun pindah kekamar gih, disini anginya gak baik untuk dirimu” imbuh Umi”.
Aku sambut dengan lembut. “Baik Umi terima kasih sudah mengingatkanku aku mencintaimu”.
Umi ku menjawab.
“Iya nak Umi juga menyayangimu dan mencintaimu”.sambil kecup keningku semoga kamu sukses ya nak, sambil beralu kekamarku, dan Umi masuk kekamarnya”.
Hatiku semakin bertanya tanya? Kenapa Umi mendoakan seperti itu, apakah Ayah ku menyetujui atau tidak menyetujuinya tentang keinginanku. Ku berdoa kepada tuhan yang kuasa semoga ya Allah Ayah ku memberikan ijin untukku menuntut ilmuku tak bisa tidur sampai larut malam. Apakah mungkin Ayah ku tidak mengijinkanku karena ku cantik dan lugu, dan mungkin Ayah ku takut ada hal yang tak terduga menyelimutiku. Sehingga bersikeras tak memberi ijin belajar padaku. Aku lupa sampai tertidur sampai pagi, dan dibangunkan oleh Umiku.
Aku bergumam. “Makasih Umi sudah membangunkanku”.
Jawab Umi.
“Sama-sama nak, gih solat subuh”.
Dipagi harinya kuberaktifitas seperti biasa dan melakukan kegiatan yang sudah rutin kulakukan setiap harinya, aku sudah bisa a dengan aktifitas ini dan aku tak pernah mengeluh kepada Ayah dan Umi. Ku hanya membayangkan betapa gembiaranya jika aku mampu mebangun desaku dengan ilmu yang kuraih selama pendidikan dibangku kiliahku. Mungkin Ayah dan Umiku bangga padaku
Disaat makan pagi Ayah ku menceramahiku habis habisan dengan nada marah dan kesal,
Sehabis makan bereskan dan kalau sudah temuah Ayah di bangku belakang, Ayah ada yang mau disampaikan
Aku jawab
“Baik Ayah ”. sambil berlalu mengerjakan tugasku.
Disitulah terjadi percakapan yang panjang :
Kata Ayah
“Sini nak duduk disamping Ayah, sambil melunjurkan tangannya”.
Aku
“Baik Ayah , aku tak bisa berkata kata”.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Dhina ♑
Sahur
Sahur
sahuuuurrr
2021-05-07
0
🐾♎🕸️ Alaska 12🕸️⚖️🐾
Like thor
2021-01-19
0
Candy💞
like di sini
2020-11-21
0