California
Di Ruangan Kerja Jennifer
"Ihhh, pusing pala Ara..."
"Apa kamu sudah mencari asisten baru untuk ku?" tanya Ara dengan penasaran.
"Sudah," jawab Jennifer dengan singkat.
"Ihhh, pusing pala Ara..."
"Kau memang sahabat yang bisa di andalkan," ujar Ara seraya memeluk Jennifer erat.
Mendengar perkataan Ara membuat Jennifer memutar bola matanya malas. Jujur saja, dia sudah geram dengan kelakuan temannya itu. Yang kerjaan nya selalu membuat masalah dan akhirnya malah dia yang susah.
Bagaimana tidak, sudah 20 orang asisten yang mengundurkan diri karena tidak tahan dengan sikap Ara yang selalu menghukum mereka jika melakukan kesalahan. Dia berharap ini terakhir kalinya temannya membuat masalah agar dia tidak lagi capek mencari asisten baru lagi.
"Ingat Ra! Ini terakhir kalinya aku membantu kamu mencari asisten baru lagi. Jika kamu masih membuat masalah maka aku akan menyerah untuk menjadi manager kamu. Kau tahu hanya aku yang betah menjadi manajer kamu, sedangkan yang lain tidak betah bekerja dengan mu yang kerjaan nya selalu membuat masalah. Bahkan dengan teganya kau memotong gaji mereka jika mereka melakukan kesalahan"
"Ubahlah kebiasaan kamu itu, jangan lagi menghukum bawahan kamu. Apa kamu tidak kasihan pada mereka? Kamu itu sudah kaya, tetapi masih saja memeras uang bawahan kamu. Dasar wanita matre." Jennifer sudah kesal pada temannya yang selalu memanfaatkan orang yang berada di bawahnya. Dia sengaja mengancam temannya agar bisa berubah menjadi orang baik dan tidak lagi memanfaatkan orang lain lagi.
"Ihhh, pusing pala Ara..."
"Baiklah, aku berjanji tidak akan melakukan itu lagi. Dan aku akan mengembalikan uang yang pernah aku ambil dari mereka," ujar Ara yang sudah sadar, kalau dia selama ini sudah melakukan kesalahan besar terhadap bawahannya.
Dan sekarang dia ingin menjadi pribadi yang baik. Tapi, jika ada yang mencari masalah dengannya maka dia tidak akan tinggal diam dan akhirnya akan membalas mereka semua lebih sadis dari pada yang mereka lakukan padanya.
"Kenapa kamu bisa berubah seperti ini? Apa kamu takut kalau aku benar-benar tidak mau menjadi manajer kamu lagi?" Jennifer merasa heran melihat temannya bisa berubah seperti ini. Padahal dia sudah beberapa kali mengancam akan mengundurkan diri menjadi manajer nya.
Tetapi tetap saja temannya tidak terpengaruh sedikitpun. Karena temannya tahu kalau dia hanya mengancam saja tanpa benar-benar melakukan nya. Walaupun begitu, dia merasa bahagia saat melihat temannya bisa berubah seperti ini. Dia berharap perubahan temannya tidak hanya hari ini saja melainkan untuk selamanya.
"Ihhh, pusing pala Ara..."
"Apa kamu bisa berhenti bicara seperti itu? Aku benar-benar kesal saat mendengar kamu bicara seperti itu," potong Jennifer dengan wajah kesal.
"Sudah aku katakan padamu, kalau aku benar-benar tidak bisa mengubah kebiasaan ku untuk tidak bicara seperti itu lagi," ujar Ara yang ikutan kesal pada temannya.
"Jika kau masih bicara seperti itu, aku akan benar-benar berhenti menjadi manajer kamu," ujar Jennifer dengan penuh ancaman.
"Ihhh, pusing pala Ara..."
"Ck! Oke, mulai sekarang aku akan usahakan agar tidak lagi bicara seperti itu," balas Ara dengan wajah kesal.
"Nah, begitu dong," balas Jennifer seraya tersenyum.
"Di mana asisten pribadi ku?" tanya Ara dengan penasaran.
"Sebentar aku panggilkan dulu," balas Jennifer yang di tanggapi anggukan kepala oleh Ara.
Dreet... Dreet... Dreet...
📞 "Suruh dia ke ruangan ku," titah Jennifer dengan tegas.
📞 "Baik nona," jawab seseorang yang ada di sebrang sana seraya mematikan smartphone nya.
Beberapa menit kemudian
Tok... Tok... Tok...
"Masuk," sahut seseorang yang ada di dalam ruangan itu.
Cklek
"Kenalkan Ra! Dia Elena asisten pribadi kamu yang baru. Dan kau cepat beri salam pada atasan mu," ujar Jennifer pada Elena yang di tanggapi anggukan kepala oleh Elena.
"Perkenalkan nama saya Elena asisten pribadi anda nona muda," ujar Elena seraya membungkukkan sedikit tubuhnya.
"Apa kamu orang Asia?" tanya Ara dengan penasaran saat melihat wajah Elena tidak terlihat seperti mereka yang kelihatan bule.
"Benar nona muda, saya berasal dari Indonesia," jawab Elena dengan sopan, sementara Ara hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Kenapa kamu bisa berada di negara ini? Apa keluarga kamu juga berada di negara ini?" tanya Ara dengan penasaran.
"Sebenarnya saya kuliah di sini nona muda dengan jalur beasiswa. Saya kuliah sekalian mencari pekerjaan untuk membantu kebutuhan saya sehari-hari selama berada di negara ini," jelas Elena.
"Bagaimana Ra? Apa kamu mau menerima Elena menjadi asisten pribadi kamu? Jika tidak, maka aku akan mencari orang lain untuk di jadikan asisten pribadi untuk mu," ujar Jennifer yang berharap temannya mau menerima Elena sebagai asisten pribadinya agar dia tidak perlu lagi mencari yang lain.
Begitu pun dengan Elena yang sangat berharap agar Ara mau menerima dirinya sebagai asisten pribadinya. Karena dia benar-benar sangat membutuhkan pekerjaan ini agar bisa membantu keuangan dirinya selama berada di negara ini dan juga keluarga nya yang ada di kampung.
"Ya, aku rasa Elena sangat cocok untuk di jadikan asisten pribadiku. Jadi, kamu tidak perlu lagi mencari yang baru," balas Ara.
Jennifer yang mendengar perkataan Ara merasa lega. Itu artinya dia tidak perlu capek lagi mencari asisten pribadi untuk temannya. Jujur saja, dia benar-benar lelah jika harus mencari lagi asisten pribadi yang cocok untuk temannya.
"Syukurlah," ujar Jennifer dengan perasaan lega." Dan kamu, mulai hari ini sudah bisa bekerja dengan Arrabella."
"Baik nona," jawab Elena dengan sopan.
•
•
•
Indonesia
Di Mansion Keluarga George
Saat ini Axton sudah berada di mansion orang tuanya. Walaupun dia tidak mau pulang ke mansion orang tuanya, tetap saja dia tidak memiliki pilihan lain selain pulang ke sini. Karena dia sangat tahu bagaimana watak ibunya yang sangat keras kepala.
Jika dia tidak pulang ke mansion ini, maka ibunya tetap saja mengirim para wanita ke perusahaan nya. Lebih baik dia menyelesaikan masalah di mansion orang tuanya dari pada di perusahaan miliknya.
"Selamat datang tuan muda," sapa asisten rumahnya seraya membungkukkan sedikit tubuhnya.
"Di mana mami?" tanya Axton dengan penasaran.
"Nyonya besar sedang berada di ruang keluarga tuan muda," jawab asisten rumahnya dengan sopan.
Mendengar perkataan asisten rumahnya, langsung saja Axton menuju ke ruang keluarga tempat ibunya berada saat ini. Saat sampai di sana dia melihat ibunya sedang berbicara dengan seseorang yang sama sekali tidak dia kenali. Dia sudah bisa menebak kalau ibunya menyuruh dia pulang ke mansion pasti ingin menjodohkan dia dengan wanita pilihannya.
Padahal ibunya sudah tahu kalau dia sama sekali tidak suka di jodohkan. Tetapi ibunya masih saja menjodohkan dirinya dengan wanita yang sama sekali tidak dia cintai. Berapa kali dia katakan, kalau dia akan menikah apabila sudah menemukan wanita yang benar-benar tepat untuk nya. Tapi, ibunya masih saja tidak mengerti dan tetap saja menjodohkan dirinya dengan wanita pilihannya.
•
•
•
Bersambung...
🌿🌼🌼||||🌼🌼||||🌼🌼||||🌼🌼||||🌼🌼🌿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Zura D
ehh memanas hati aku baca ayat ni lama2./Speechless/
2024-11-14
0
Mila Rauzah
lanjutkan
2023-08-11
0
Nelza Ulfa yani
Axton milik Ara😅😅😅
2023-08-10
0