Kayla menaikkan tudung sweater nya di kepala karna gerimis masih turun.Setengah berlari ia menuju taxi yang berhenti didepan pelataran kosannya.
Tak butuh waktu lama,Kayla sampai didepan sebuah rumah besar bertingkat.Dia menatap rumah itu dari bawah sebuah pohon besar yang ada di samping rumah.Gerimis berubah menjadi hujan deras.Kayla memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong sweater nya.Dan meyakinkan diri bahwa hanya penghuni rumah ini yang dapat menolongnya.
Kayla berlari menuju pintu gerbang dan menekan bel secara berulang-ulang agar penghuni rumah itu cepat keluar.Kayla mulai kedinginan,karna hujan semakin deras membasahi seluruh pakaian yang dia pakai.Kayla hampir frustasi karna penghuni rumah itu tidak kunjung keluar.Kayla mencoba menghubungi lewat ponsel tapi tak juga dijawab.
Hampi satu jam pintu gerbang baru terbuka,dari baliknya tampak Bastian berdiri dengan memakai kaos putih dan celana training abu panjang.Tangan kanannya memegang sebuah payung.Menatap Kayla dengan eskpresi yang susah di lukiskan.
"Selamat malam pak." Sapa Kayla dengan suara gemetar dan tubuh menggigil.
"Kayla? Ngapain kamu hujan-hujan kesini?"
"Pak,ayo kita menikah!" Teriak Kayla karna hujan semakin deras.
"Apa?! Bastian menelengkan kepalanya tak percaya,dengan apa yang barusan Kayla ucapkan.
"Saya setuju untuk menikah dengan bapak,untuk itu mari kita menikah pak." Ucap Kayla.
"Kamu sedang mabuk ya?" Tanya Bastian masih tidak percaya dengan kening berkerut.
"Saya nggak sedang mabuk pak,saya sedang putus asa.Makanya ayo kita nikah,berikan saya uang yang bapak janjikan.Saya bersedia menjual diri demi uang itu."Kayla berusaha menahan air matanya agar jangan sampai tumpah,namun dengan tidak tau dirinya air mata itu mengalir membasahi pipi Kayla.
"Ayo masuk dulu." Bastian mendekat pada Kayla dan turut memayungi Kayla bersama dirinya.
Mereka berjalan masuk kedalam rumah Bastian.Tiba-tiba Kayla berhenti,kepalanya terasa pening dan matanya mulai berkunang-kunang.
Bastian melihat pada Kayla,dengan sigap dia menangkap tubuh Kayla yang akan terjatuh.
Bastian membawa Kayla ke kamar tamu dan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.Kemudian melepaskan flat shoes Kayla dan meletakkannya dibawah tempat tidur.Tidak lupa menyelimuti tubuh Kayla.Bastian menyentuh kening dan pipi Kayla,panas,sepertinya Kayla demam.
Masalahnya sekarang,Kayla masih mengenakan pakaian yang lembab.Percuma saja menyelimutinya begini.Yang ada malah tambah masuk angin.
Mau tak mau pakaiannya harus diganti,Kayla bisa memakai kaos dan celana panjangnya untuk sementara.Namun siapa yang akan menyalin pakaiannya?
"Halo pak Dadang,bisa kerumah saya sekarang?"Sekalian tolong bawa mbok Ani dan Dira anaknya." Bastian menelepon sopir di rumah maminya.
(...)
"Saya butuh bantuan mereka secepatnya,oh satu lagi,sekalian mampir ke apotik,beli parasetamol untuk orang dewasa.Segera ya pak!" Perintahnya tegas.
Tak sampai empat puluh menit,pak Dadang datang bersama bu Ani dan Dira.Bastian yang telah menanti sejak tadi segera membukakan pintu dan mengajak bu Ani dan Dira kekamar tamu.
"Loh,teman nak Bastian kenapa?" Tanya mbok Ani.
"Demam mbok,tadi dia kehujanan,bajunya basah tuh,tolong diganti semuanya.Itu di nakas ada saya letakkan baju ganti untuk sementara." Perintahnya pada mbok Ani.
Sambil keluar Bastian berpesan pada Dira,"Nanti pakaian kotornya tolong sekalian kamu cuci dan keringkan.Biar saat teman saya bangun nanti,pakaiannya bisa langsung dipakai lagi." Dira mengangguk patuh.
"Panas banget ini nak Bastian." mbok Ani meraba kening dan leher Kayla.
Bastian kembali mendekati tempat tidur,ikut menempelkan telapak tangannya pada kening Kayla."Nanti usahakan dia minum obatnya ya mbok.Biar panasnya turun,tapi saya nggak tau pasti,dia sudah makan malam atau belum." Bastian berjalan meninggalkan kamar tamu.
Mbok Ani mengangguk patuh dan mulai menyingkap pelan selimut yang menutup tubuh Kayla.
"Ruang cuci di belakang." Tunjuk Bastian pada Dira yang membawa baju kotor Kayla dari dalam kamar."Kayla tidur atau bangun?"
"Tadi bangun sebentar pak,setelah minum obat tidur lagi." Dira pamit kebelakang untuk mencuci pakaian Kayla.
Bastian kembali masuk kekamar tamu untuk melihat Kayla.
Bastian duduk di tepi tempat tidur di samping Kayla yang sedang terlelap tidur.Kembali dia merasai panas tubuh Kayla.Bernafas lega,karena tubuh Kayla sudah tak panas seperti sebelumnya.
Bastian memandangi wajah lelap Kayla yang tampak damai.Tak tau kesulitan sebesar apa yang dihadapi sekretarisnya ini,hingga rela merendahkan dirinya demi uang.
***
Kayla mengerjapkan matanya beberapa kali,dia baru saja terbangun.Sambil menunggu kesadarannya,Kayla memindai ruangan tempat dia berada.Matanya tertuju ada foto yang dipajang di dinding.Dia sangat familiar dengan foto itu,beberapa hari yang lalu dia baru saja melihatnya.
"Ya Tuhan!" Kayla bangkit dari tidurnya.
"Kenapa gua bisa ada di kamar ini lagi?" Ya ampun Kay,lo demen amat sih terdampar di kamar di rumah pak Bastian." Gumam Kayla.Teringat kejadian saat dia kerumah Bastian ditengah hujan yang deras.
Kayla perlahan bangkit dari tempat tidur,kepalanya terasa sedikit berdenyut,hingga sesaat dia harus memejamkan matanya demi menetralkan rasa sakitnya.
Saat melihat ke nakas,dia menemukan baju yang dia pakai terlipat rapih disana.Spontan dia langsung meneliti pakaian yang dia kenakan.Kayla terkejut saat menemukan dirinya telah berganti pakaian.Siapa yang telah menganti pakaiannya? Apakah pak Bastian? Hanya dia dan pak Bastian yang ada di rumah ini.
Terdengar suara pintu terbuka,dengan cepat Kayla naik lagi keatas tempat tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.Kayla merasa sudah tidak punya muka lagi untuk bertemu dengan bosnya.Entah sudah berapa kali dirinya bertingkah bodoh dan mempermalukan diri dihadapan Bastian.
"Kay,makan dulu,saya tadi sudah membeli bubur ayam buat kamu.Mumpung masih hangat." Bastian menarik selimut yang menutupi tubuh Kayla.
Kayla beralih menutup wajahnya dengan kedua tangannya."Pak,biarkan saya pulang sekarang juga." Ucap Kayla dengan perasaan malu.
"Lalu Bagaimana dengan perkataanmu tadi,bahwa kamu bersedia menikah dengan saya?" Tanya Bastian dengan melipat kedua tangannya didada.
"Baik pak,saya ganti baju dulu." Kayla menurunkan kedua tangannya dari wajahnya.
"Saya tunggu di ruang makan." Bastian berjalan keluar dari kamar tamu.
Kepalang tanggung,sudah basah,sekalian aja kecebur.Menanggung malu nggak usah setengah-setengah.Akan Kayla lakukan apapun demi keluarganya,sekalipun harus menjual dirinya.Begitu pikir Kayla.Selesai ganti baju dengan cepat Kayla menyusul Bastian keruang makan.
"Kerjasama ini menguntungkan untuk kita berdua.Kita mungkin tidak saling mencintai,tapi kita mungkin bisa saling mengobati.Kita yang sama-sama memiliki luka dimasa lalu,semestinya bisa lebih paham akan rasa sakit.Walau rasa sakit yang kita jalani berbeda,tapi tujuan kita akan sama.Yaitu lepas dari rasa sakit itu dan memastikan orang disekitar kita tidak akan merasakan hal yang sama." Ucap Bastian ketika Kayla sudah duduk dihadapannya.
Kayla pun menceritakan bahwa dirinya membutuhkan uang ratusan juta untuk menebus rumahnya yang dijadikan jaminan ke Bank oleh ibunya.
"Jadi,Untuk apa uang ratusan juta,sampai ibu kamu menggadaikan rumah ke Bank?"
"Rencananya uang itu untuk buka usaha salon dan untuk bayar biaya ujian adik saya pak."
"Terus,usaha salonnya bangkrut?"
"Bukan pak,uangnya dibawa kabur sama...sama...teman pria ibu saya" Kayla menundukkan kepalanya,merasa malu.
Bastian terkejut tapi dia berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya agar Kayla tidak merasa dipermalukan.Lagi pula bukan urusan dia kalau ibu Kayla punya pacar.
Saat ini,kerjasama yang mau diajukan Bastian lah yang membuat Kayla masih bertahan di rumah Bastian,dia tidak meninggalkan bosnya itu.Demi untuk mendapatkan uang banyak,Kayla harus rela menahan gengsi dan rasa malunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Kasih Bonda
Next Thor semangat
2023-07-15
0