"Kebun anggur ini menghasilkan hampir 10 ton kismis setiap tahun. Kebun ini juga satu-satunya kebun anggur yang berfokus pada pembuatan kismis, dan hanya sedikit pembuatan Blanco"
Sienna mulai menjelaskan.
"Kamu tahu betul soal tempat ini?"
Sam menatapnya penuh tanya
Sienna menoleh dan tersenyum,
"Cobain deh!"
Sienna memetik satu buah anggur dan memberikannya pada Sam untuk dicicipi
Samuel menatapnya sesaat,kemudian membuka mulutnya, dan menuntun tangan Sienna untuk menyuapinya.
Sienna tertegun. Desiran itu terasa panas di dadanya.
"Ini Vi Negre salah satu anggur hitam terbaik untuk pembuatan Cava."
Jelas Sienna menarik mundur tangannya.
Sam tersenyum kala gadis itu terlihat sangat gugup.
"Hmm.. Ini manis banget, boleh aku petik lagi?!" Tanya Sam.
"Makan aja sepuasnya, ini gratis."
Bisik Sienna.
Mereka berdua tertawa nyaring.
Sam memetik beberapa buah anggur dan melahapnya secepat kilat.
"Kapan lagi bisa makan anggur gratis di Barcelona," Selorohnya.
Sienna Terkekeh,
"tunggu,-" Sergah Sienna
Sam terdiam sejenak.
Lalu tiba-tiba Jari jemari lentik itu mengusap sisa anggur yang menempel Di sudut bibirnya.
"Ada kotoran," Tukasnya datar.
Sam termangu,
Sikap manis itu tak pernah di dapatnya dari wanita manapun selama ini.
"Aahhh,Hujan..!" Pekik Sienna kaget.
Lalu Memayungi kepala dengan kedua tangannya
"Kenapa bisa ujan sih?" Tukas Sam yang segera membuka jaketnya dan memayungi Sienna. Kemudian keduanya berlari mencari tempat untuk berteduh.
Curah hujan yang begitu lebat membuat Sam dan Sienna basah kuyup.
"Haduh. Akhirnya sampe juga!"
Sam sibuk mengeringkan rambut, dengan jari jemari kekarnya.
Sienna menatapnya lekat.
Bibirnya, Hidungnya, matanya. Benar-benar hal Sempurna yang Tuhan Ciptakan. Bisakah Sienna melihatnya lebih lama lagi?
"Heh! Kita mau di luar sampe kapan?"
Tanya Sam yang mulai terlihat kedinginan.
"Maaf! Ayo masuk!" Sienna membuka kunci pintunya.
"Duduklah. aku ambilkan kamu handuk"
Sienna berjalan menuju kamar mandi. Dan tak berapa lama, datang dengan sehelai handuk dan secangkir teh hangat di tangannya.
"Minumlah! Setelah itu ganti pakaian"
Jelas Sienna
Sam menatapnya bingung, kemudian mengambil handuk dan meminum teh nya karena tak kuat dengan kondisi tubuhnya yang menggigil.
"Terimakasih" Sam meletakan cangkir tersebut dan menatap kearah luar jendela.
"Kita gak mungkin pulang, hujannya makin lebat" Gumam Sienna Lesu.
"Kamu juga harus ganti baju! Nanti bisa sakit" Sam memperhatikan baju Sienna yang juga basah.
***
Sienna selesai mandi dan berganti pakaian. Dia duduk di ujung ranjangnya yang empuk. Di tatapnya seluruh ruangan itu dengan tatapan hampa.
Dulu, Rumah ini menjadi tempat favorit keluarganya setiap berlibur ke Barcelona. menghabiskan banyak waktu di perkebunan anggur.dan Sienna kecil sangatlah bahagia kala itu.
Hanya ada Mama,Papa dan Kakaknya.
"Semuanya sudah hancur ma, sekarang aku yang menderita. Aku harus selalu bertengkar dengan papa. Maafkan Nana ma" Gumamnya lirih.
Sienna mengelus lembut sprei yang dia duduki. Kemudian menarik nafas panjang dan beranjak ke lantai bawah untuk menemui Sam.
"Sam,apa kamu mau makan sesuatu?"
Sienna berjalan menuruni anak tangga.
Namun Samuel nampak sudah terlelap di sofa.
"Dia tidur," Gumam Sienna pelan.
Sienna mendekat padanya, ditatapnya pemuda itu. Belum pernah dia melihat seseorang sedekat ini.
Sejak kecil Sienna memang sulit bergaul. Dia lebih memilih bermain dengan barang-barang mewah pemberian ayahnya. Hingga Sienna tak mengenal apa itu teman atau bahkan pacar.
Sienna berdiri bermaksud mencari makanan ke dapur. Perutnya terasa sedikit perih karna kelaparan.
"Ma,.. Mama... Sam gak mau pulang "
Gumam pemuda itu pelan.
Sienna menoleh kaget, pemuda itu mengigau.
"Ma... Dingin." Ringisnya lagi.
Sienna bergegas mencari selimut di kamar tamu. Saat gadis itu hendak menyelimutinya, dia merasakan hawa panas dari tubuh Sam
"Ya ampun.. Dia demam" Sienna memeriksa dahinya.
Lagi-lagi Sienna terdiam.
Bagaimana caranya mengurusi orang sakit? Apa yang harus dia lakukan lebih dulu? Sienna nampak panik.
Gadis manja yang tak berani meminum obat itu, mana tahu cara mengobati orang sakit.
"Apa aku harus ke rumah sakit? Ah! Tapi kan di luar hujan, mana rumah sakit jauh lagi." Gerutunya bingung.
"Ma.. Mamaa.."
Lagi-lagi Sam mengigau.
"Aduhh! Gimana sih, atau aku telepon kak Rico ya? Ah, enggak. Nanti dia malah mikir yang aneh-aneh" Sienna mondar mandir tak karuan.
Kemudian dia mengotak-atik ponselnya.
"Cara meredakan demam, kompres dengan menggunakan handuk yang sudah dibasahi oleh air hangat. Lakukan setiap 10 menit sekali"
Gumamnya membaca petunjuk dari internet itu.
"Ternyata cowok bawel, kalo sakit tetep bawel juga ya" Ledeknya. Saat Mendengar Sam terus saja bergumam lemas.
Sienna memegang perutnya sendiri.
"Aah,lapar" Rengeknya.
Tanpa berpikir lagi, gadis itupun berjalan menuju dapur. Melihat apakah ada makanan yang bisa di masak.
Setengah jam Sienna bergulat di dapur. Semua piring dan wajan serta bahan-bahan masakan tampak sangat berantakan.
Sienna meletakan semangkuk Escudella di atas meja makan.
"Hmm... Wanginya enak banget"
Sienna menghirup aroma sup yang masih mengepul itu.
Kemudian dirinya mengambil sendok dan garpu, mencicipi sedikit demi sedikit sup buatannya.
"Aihhh... Asin banget,Uwoeekkk!"
Sienna memuntahkan sup di mulutnya.
"Kayanya Aku salah ngasih gula deh"
Pikirnya,
Tangan sienna menggapai toples kecil dan mengambil sejumput gula pasir lalu menaburi sup tersebut.
"Hmm.. Yang ini Lumayan" Desisnya setelah mencecap beberapa sendok.
Gadis cantik itu tampaknya sangat kelaparan, dan Asik melahap Sup nya.
"Ekehm...!" Sam berdehem pelan saat tahu Sienna tengah asyik makan.
"Eh,Kamu udah bangun? Emang udah baikan?" Tanya Sienna heran.
"Aku mana bisa tidur,kalo udah mencium bau makanan, Aku juga lapar"
Protesnya dengan wajah pucat.
Sienna menatap makanan di mangkuknya. beruntunglah dia sudah menyiapkan makanan lain tadi.
"Ya sudah. Kemari dan Duduklah! "
Sienna menarik lembut tangannya.
"Biar aku siapkan dulu buburnya!"
Perintah Sienna.
Samuel menatap heran gadis itu.
Awalnya dia berfikir bahwa Sienna sangat amat dingin terhadap orang lain. Tapi ternyata dia begitu perhatian.
"Ini dia, bubur sehat buatan Sienna!"
Sienna meletakan sup itu di hadapannya penuh percaya diri.
"Apaan nih?" Tanya Sam.
"Ini Harvermut,. Di sini gak ada bahan makanan yang bisa dimasak. Cuma tersedia pasta dan gandum." jelas Sienna
"Gak apa-apa kok, aku yakin apapun yang kamu masak pasti enak" tukas Sam.
"Iya donk, aku kan jago masak"
Sahutnya bangga.
"Aku cobain ya" Sam menyendok buburnya sedikit.
"Hati-hati panas!" Sergah Sienna
Sam melahap buburnya, matanya membulat sempurna Selain rasa panas dari buburnya. Ternyata rasa asin begitu mendominasi.
"Gimana? Enak kan?" Tanya Sienna
"Hmm. Ini rasanya.." Sam meringis menahan rasa asin yang amat sangat memenuhi rongga mulutnya.
"Pasti enak banget yah,. Sebenarnya aku liat resepnya di internet." Sienna menyeringai percaya diri.
Sam mengangguk tak karuan.
Kalo dia bilang buburnya tak enak, gadis itu pasti akan mengeluarkan taringnya dan mengamuk.
"Ya udah, tambah lagi! Biar kamu cepet sembuh?" Sienna menambah porsi buburnya.
Sam melotot tajam,menelan ludah.
"Udah cukup! Aku masih kenyang kok"
Elaknya Takut.
"Ih gak boleh! harus di habisin dong! Aku bikin ini special buat kamu tau. Aku sebelumnya gak pernah masak loh,"
Lagi-lagi Sienna menyeringai polos.
"Bentar yah, aku ke kamar mandi dulu,kebelet" Pamit Sam 'Kabur'.
Dia segera berlari ke Kamar mandi dan memuntahkan semua bubur yang ada di mulutnya.
"Uwoekkk... Gilak, tuh cewek mau ngeracunin gue kayanya, enak darimana nya, buburnya asin begitu kaya air laut." Gerutunya.
*****
"Udah jam 8 malam, Sienna belum pulang juga" Sarah nampak begitu gelisah sejak tadi.
Dia takut adik iparnya akan tersesat di kota besar ini.
"Gimana? Udah coba kamu telepon?"
Tanya Rico yang baru keluar dari kamarnya.
"Ponselnya gak bisa di hubungi. Mana di luar hujan lagi" Sarah semakin cemas.
"Anak itu gak pernah berubah, selalu aja bikin orang panik." Geram Rico.
"Kamu sih,.. Aku bilang jangan terlalu kasar sama dia, kamu tahu sendiri kan sikapnya yang labil kadang sulit di tebak" Gerutu sarah.
Tak berapa lama telepon rumah berbunyi. Ricardo dan sarah saling lirik, Mungkinkah itu Sienna.
"Halo.. Papa" Tukas Rico kaget
"Sienna. Hm.. Dia lagi tidur pah, kayanya kecapean. Besok aja aku bujuk dia lagi" jawab Rico berbohong.
Dia tak mungkin memberitahu sang ayah jika adiknya belum kembali dari tadi pagi hingga sekarang.
Sarah menatap suaminya sinis.
"Kita harus cari Sienna kemana? Kalo sampe besok dia tak kembali, apa yang harus kita bilang ke papa" gumam Sarah
"kamu tenang aja, setelah hujan reda, aku akan pergi ke perkebunan. Siapa tau dia menginap disana" Tukas Rico coba meyakinkan sang istri.
****
Sienna menyalakan perapian, Samuel nampak duduk di sofa sembari memperhatikannya.
"Maaf ya, gara-gara aku Kamu jadi terjebak disini" Sesal Sienna.
"Enggak kok, justru aku berterima kasih karna di ajak berkeliling di perkebunan. Jika tidak, aku tak tahu harus pergi kemana hari ini" sahutnya.
"Syukurlah" Balas Sienna tersenyum manis.
"Maaf jika sebelumnya sikapku agak sedikit kasar." Sienna menyeringai ragu.
"Untuk ukuran perempuan, kamu emang terlalu galak. Aku yakin pacar kamu orang yang paling sabar." terka Sam.
Sienna mengernyitkan dahi.
"Pacar...?" Sienna mempertanyakan kata-kata itu.
"Iya, laki-laki yang ngasih kamu cincin itu? Pasti dia orang yang sangat istimewa kan? Sampe kamu nangis gitu, hanya karna cincin itu jatuh ke dalam selokan?" Jelas Sam.
Sienna menatap cincin di jari manisnya dan tersenyum simpul.
"Ini adalah cincin yang sangat berharga buatku. Jika cincin ini hilang, aku gak tau lagi harus gimana.. Ini satu-satunya peninggalan mama" Gumamnya lirih.
"Mama..?" Pekik Sam kaget.
Ternyata selama ini dia sudah salah sangka terhadap gadis itu.
"Iya, semua orang pikir bahwa aku punya tunangan. Tapi sebetulnya ini adalah barang peninggalan mama" Sienna mendekap erat jemarinya ke dalam dada.
"Kapan ibu kamu meninggal?!!"
Tanya Sam penasaran.
Sienna terdiam, kemudian tertunduk. tiba-tiba hatinya terasa sakit, perih dan Sesak. kala dirinya mencoba mengingat dan menyatukan potongan-potongan memori kelamnya.
Sienna menggeleng lemah, air mata itu lolos dari matanya sebelum dirinya bercerita.
"Hey! Kamu kenapa?" Sam mendekat dan mencoba mengelus pundaknya.
"Maaf ya, aku lancang. Kamu gak perlu cerita apa-apa lagi, tenang aja! jangan nangis!" Sam coba menenangkannya.
Dan tiba-tiba saja Sienna menyeruak ke dalam pelukannya. Mendekap Tubuh Sam begitu erat dengan tangis yang memilukan.
Sam diam mematung.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Shanti Siti Nurhayati Nurhayati
semangat terus Thor 💪
2023-10-02
2