03 Perkebunan Anggur

"Iya lah,.. Cowok itu kalo udah janji, terus gak di tepati, bukan cowok namanya. Tapi pengecut!" Jelas Sam yakin

"Terus aku harus gimana?" Sienna menatapnya lekat

"Aku saranin sih, kamu tinggalin aja cowok kamu itu! Cari cowok baik yang bisa bahagiain kamu" Tukasnya.

"Emangnya di dunia ini masih ada orang baik ya?" Sindir Sienna seolah tak percaya dengan ucapannya sendiri.

"Ada donk, aku salah satunya" Sam menyeringai manis, menunjukan deretan giginya yang rapi.

"Kalau kamu,baik karna ada maunya. bukan karena sebuah ketulusan" Tukas Sienna lagi.

Jawaban menohok tersebut langsung membuat Sam ciut dan mati kutu. Baru kali ini dirinya sulit mendapatkan perhatian seorang gadis.

"Kamu tahu dari mana kalo aku gak tulus?" Sam balik bertanya.

''Dari mata kamu! Keliatan jelas kalo kamu mata keranjang" Cibir Sienna sambil berjalan mendahuluinya.

"Eh, kamu jangan salah! Mata aku itu punya daya pikat yang luar biasa terhadap wanita" Ucapnya sombong.

"Tapi anehnya, aku sama sekali tidak terpikat" Celetuk Sienna

"Nah itu dia, aku jadi ragu apa kamu beneran wanita?!" selidiknya

Sienna menoleh dengan tatapan tajam.

"Kalo kamu gak bisa ngenalin aku perempuan atau bukan, itu artinya... Kamu juga bukan laki-laki tulen?"

Ledeknya seraya berjalan menjauhi Sam

"Eh, jangan sembarangan ya! Aku cowok tulen tahu. Perlu bukti?!" Cerocos Sam sembari membuka jaketnya.

Sienna hanya bergidik ngeri melihat sikap konyolnya.

***

Langkah kaki Sienna menari manis menyusuri jalanan kota Barcelona.

Sesekali dia tampak memotret pemandangan dan orang-orang yang berjalan disana.

Sam mengikutinya dari belakang,seperti seorang pemuja yang rela menjadi penguntit kemanapun pujaan hatinya berjalan.

"Kenapa gue kaku begini ya, biasanya gue bisa banget deketin cewek. Tapi kenapa kalo sama dia, gue mati gaya. Bener-bener Aneh" Rutuk Sam heran.

Karena asik menggerutu,Sam terhenyak billar kaget karena kehilangan sosok Sienna.

"Hah, kemana larinya tuh cewek?" gumamnya

"Hey!" Panggil Sienna melambaikan tangan padanya.

Gadis itu nampak duduk manis di sebuah kedai. Sam menarik nafas lega. hampir saja dia kehilangan gadis itu lagi.

"Kita pesan makan dulu, kamu pasti capek dari tadi ngikutin aku terus"

Sindir Sienna

"Aku gak ngikutin kamu, cuma kita searah aja sih" Sanggahnya

Sienna mengulum senyum.

"kamu sendirian disini? "

Tanya Sienna membuka percakapan. sepertinya gadis itu tak tega juga pada akhirnya dan memilih mengajaknya mengobrol.

"Hm. Aku tadinya mau menemui temanku disini, tapi dia sudah pindah. Makanya aku menginap di hotel"

Jelas Sam beralasan

"Oh," Jawab Sienna singkat.

"Terus kamu sendiri?" Sam balik bertanya.

"Aku disini tinggal dengan kakakku"

Tukasnya.

"Wah, kalian pasti bukan dari keluarga biasa?" Sam menyela lagi.

"Maksudnya?" tanya Sienna menatapnya aneh.

"Tidak seperti diriku, aku hanya orang miskin yang beruntung bisa ke sini"

tukas Sam lirih.

Sienna menatapnya tak percaya, diliriknya jam tangan mahal yang kebetulan melingkar di pergelangan tangan pemuda itu.

Sam menyadari sikap Sienna yang sepertinya curiga dengan cerita bohongnya.

"Jangan salah sangka, jam tangan ini hadiah dari teman lamaku" Sam menarik tangannya dan mencoba menyembunyikan jam tangannya.

"Aku gak nanya kok" Sahut Sienna cuek.

Sebenarnya Sienna bukan tipe gadis yang mudah tertarik dengan lawan jenis.

Dia lebih selektif dalam memilih temen, tidak heran di kampus pun dia tak banyak memiliki teman dan sulit bergaul dengan orang lain.

"Ngelamun lagi. Heh, kayanya kamu ini banyak pikiran yah? Sayang loh padahal masih muda, bisa-bisa nanti stress"

tukas Sam menakut-nakuti.

Sienna hanya mendengus mendengar ledekan pemuda itu

Tak berapa lama, pesanan mereka pun datang. dua piring Sandwich dan segelas teh hangat nampak begitu menggiurkan.

"Waah.." seru Sienna segera menarik makanannya, Kemudian menyantapnya dengan lahap.

Sam tersenyum kecil melihat tingkah polos gadis itu. padahal mereka baru bertemu. tapi dia tak terlihat gengsi atau malu di hadapannya.

"Kenapa? Kamu gak laper? Kok malah cengengesan?" Sienna mendelik heran.

"Tau gak sih,kamu tuh lucu banget" Jelas Sam

Sienna mengernyitkan dahi dan kembali menyantap makan siangnya. sepertinya

hari ini adalah hari yang sangat melelahkan.

Drrrrrtttt...

Drrrrttttt..

Sienna menatap layar ponselnya, wajahnya berkerut kala tahu siapa yang menghubunginya.

"Sayang,Kamu dimana? Kenapa teleponnya baru di angkat? Kamu mau bikin jantung papa kambuh?" Cerocos Pak Tirta.

Sienna menggigit bibirnya kecil,

Ditatapnya Sam yang nampak asyik menikmati makan siangnya.

Sienna berdiri dan menjauh.

"Nana gak bakalan pulang kalo papa gak batalin pernikahannya" Dengus Sienna kesal.

"Sayang,jangan gitu dong, kamu mau bikin papa malu apa. Kamu udah dewasa, jangan kaya anak kecil. Besok papa akan suruh kakakmu, buat urus kepulangan kamu" Perintahnya tegas.

"Gak! Nana gak mau! TITIK." Sienna segera menutup telponnya.

Dia tak sadar sedari tadi Samuel memperhatikannya.

"Pasti barusan yang telpon pacar kamu ya? Dan kalian berantem? Ahh, udahlah cowok gitu gak usah di pikirin. Mending kita nikmati kota Barcelona yang romantis ini. Bener gak?!" Ajak Sam.

Sienna menatapnya tajam,apapun yang terjadi, hari ini dia tak boleh pulang ke rumah sang kakak. Karna pasti Rico akan memaksanya untuk pulang.

"Sam, kamu mau temani aku ke suatu tempat gak?" Pinta Sienna tiba-tiba.

Sam menatapnya bingung.

"Ternyata selain manis, kamu juga agresif ya?!! " celetuk Sam.

"Ish, gak usah mikir kejauhan deh!"

Dengus Sienna

"Memangnya kita mau kemana?"

Tanya Sam lagi

"Udah ikut aja!" sahut Sienna singkat.

Setelah membayar Bill-nya,gadis itu pun buru-buru menarik tangan Samuel lalu menyetop sebuah taksi. mobil Mereka melaju ke arah timur laut menuju pesisir pantai mediterania.

Tiupan angin laut terasa begitu hangat, karna iklim sedang tenga berlangsung di sepanjang perbatasan Barcelona dan Perancis itu.

Samuel menatap jauh keluar jendela.

Perbukitan Monserrat terlihat jelas dari kejauhan. sementara Dia masih belum tahu kemana gadis itu akan membawanya.

Kemudian pandangan mata keduanya dimanjakan oleh hamparan Padang rumput, berganti oleh hamparan hijau perkebunan anggur.

Wilayah yang mereka lewati ini adalah tempat penghasil anggur terbesar di Barcelona. tak heran sepanjang mata memandang membentang luas perkebunan Anggur. Membuat Sienna nampak tak sabar untuk segera turun.

"Wah.. Indah banget" Decak Sam terkagum-kagum. tak dapat dipungkiri bahwa kota Barcelona mampu membuatnya jatuh cinta.

Sienna mendelik Aneh.

"Ternyata selain wanita. Ada juga yah, hal yang indah di pandang mata" Gumamnya.

Sienna membelakak ketus.

Sementara Tangan dan matanya sibuk membidik pemandangan dengan kameranya.

Dan Hanya Sam yang Asik mencuri pandang padanya.

Bahkan jika keindahan didunia di satukan kamu masih tetap yang paling indah. Batin Sam

Sam menghela nafas dalam, entah apa yang tengah di rasakannya saat ini.

Perasaan aneh yang tiba-tiba muncul saat menjumpai gadis itu. Dia tak ingin menyebutnya cinta, karna Samuel sendiri tak pernah yakin bahwa dia sanggup mencintai seseorang.

Selama ini yang dilakukannya hanya bermain-main dengan perasaan para gadis-gadis polos yang selalu mengejarnya. Namun kali ini,sepertinya dia telah 'jatuh'.

"Hey! Ayo Turun!" teriak Sienna

Samuel menatap keluar jendela,

kemudian membuka pintu mobil perlahan.

"Ini rumah kamu ya?" Tanya Sam penasaran.

"Bukan, ini rumah tetangga. Ayo masuk!"

Ajak gadis itu mempersilahkan.

Samuel mengikutinya dengan perlahan, matanya mengedarkan pandangan pada area sekitarnya.

"Silahkan! tak perlu sungkan"

Sienna mempersilahkan Sam untuk duduk.

"Kamu tinggal disini?"Tanya Sam lagi

"Enggak. Ini hanya rumah singgah. Mau minum sesuatu?

"No,Thanks."

Sam tersenyum simpul. baru kali ini ada seorang gadis yang langsung mengajaknya bertamu. benar-benar tak terduga

"Gimana kalo kita jalan-jalan ke kebun belakang? Atau kamu mau istirahat dulu disini?" Sienna kembali membuka pintu.

"Aku ikut kamu aja deh,"

Sam berdiri dan mengikuti gadis itu.

Mereka berjalan berdua menuju perkebunan anggur. Langit sore mulai menggoda mereka dengan semburat warna jingga yang begitu hangat.

Bahkan Tiupan angin terdengar begitu mesra berbisik di telinga.

Tak ada obrolan berarti antara keduanya. Hanya helaan nafas yang kini terdengar semakin akrab.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Cie... cieeee....
Semakin akrab...

2023-07-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!