Genggaman Tangan

Sampai bunyi guntur tidak terdengar baru Qila melepaskan genggamannya dari tangan Rizky, mungkin sekarang wajahnya sudah merah karna malu, bagaimana tidak? baru kali ini tangan dia di genggam oleh pria dan pria itu malah Rizky yang seharusnya dia hindari.

"Gua anter pulang"

"Gak usah, saya di jemput ayah"

"Tapi ini ujan kasian ayah elu, gua bawa mobil ko tenang aja"

"Tapi..."

Saat Qila ingin melanjutkan ucapannya, Rizky malah menarik tangan Qila dan membawanya keluar perpus menuju parkiran, entah harus beraksi bagaimana lagi karna sekarang tangan Qila justru di genggam pria itu dan bodohnya Qila tidak marah sama sekali malah merasa nyaman.

Bukan Rizky namanya kalau tidak bisa mendapatkan wanita pujaannya, buktinya sekarang dia sudah menaruh jaketnya di atas kepala Qila karna tidak mau gadis di sebelahnya terkena air hujan, memang Qila sudah menolak dari tadi tapi Rizky terus memaksa dia sampai sekarang Qila mau juga menaiki mobil Rizky.

Tidak ada percakapan sama sekali selama di mobil, Qila lebih banyak diam karna tidak mau termakan dengan pesona Rizky lebih dalam, memang dia terlihat sangat baik tapi kalau baiknya pada semua wanita jadi untuk apa.

"Sya?" Rizky memulai pembicaraan

"Iya kenapa?"

"Nomor gua lu simpan?"

"Mmmmm itu?" Qila jujur

"Oh gak penting ya"

"Bukan gitu,?"

"Gapapa kalo gak penting mah gak usah di save Sya" entah karna apa akhir-akhir ini Rizky sebagai lelaki malah selalu baper dengan perkataan yang di ucapkan Qila, walaupun sedikit tapi kata-katanya selalu bikin malas untuk menjawab lagi.

Mereka sudah sampai di rumah, awalnya Qila tidak ingin menawarkan Rizky masuk tapi ayahnya malah menyuruh Rizky masuk ke dalam rumah.

Qila memasuki kamar dan mengganti pakaiannya, setelah cukup lama di kamar Qila memutuskan untuk turun karna tidak sopan kalau Qila tidak menemui Rizky lagi.

Tanpa di sangka sekarang Rizky sudah dekat dengan ayahnya bahkan sekarang mereka sedang asik berbincang sambil bermain catur, biasanya ayah sangat susah dekat dengan pria asing teman Qila tapi kali ini berbeda.

"Nak buatkan Rizky kopi, dingin kasian dia"

Qila hanya mengangguk dan langsung bergegas menuju dapur, kebetulan sudah ada ibunya disana.

"Nak tumben ya ayah kamu bisa langsung akrab gitu sama orang baru"

"Iya bu Qila juga heran"

"Iya kan gak biasanya tau ayah kaya gitu"

"Iya bu"

"Yaudah bawa sana kopinya, kasian anak orang"

Qila membawa kopi itu dan menaruhnya tepat di samping Rizky yang masih asik bermain catur dengan ayahnya.

"Yahhh ayah kalah" ucap ayahnya dan langsung meninggalkan mereka berdua

"Gua minum ya"

"Iya"

"Elu anak tunggal?"

"Iya"

Rasanya Rizky sudah malas menanyakan sesuatu lagi karna jawabannya akan sama kalo enggak Ya pasti Tidak.

Setelah meminum kopi, Rizky lebih diam karna dia enggan berbicara terlebih dulu.

Satu detik

Dua detik

Suasana masih saja hening, sampai akhirnya Rizky bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri ayah Qila yang kebetulan berada di luar rumah, Rizky pamit karna untuk apa di rumah Qila pun seperti tidak di inginkan, dia mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan standar.

Memang sulit

Tapi yakin suatu saat nanti akan ada masanya kita bisa duduk berdua dengan perasaan yang sama.

Rizky Pov

Malam ini Rizky dan teman-temannya bermain futsal di tempat langganan mereka, malam ini mereka akan berhadapan dengan SMA 75.

"Ky elu gapapa kan?" tanya Angga

"Emangnya gua kenapa?" Rizky malah balik nanya.

"Ya gapapa juga si, kaya ada yang beda aja" ungkap Angga

"Bahasa lu kaya apaan tahu" Rizky terus saja mengikat sepatu futsalnya sampai sekarang pandangannya bertemu dengan salah seorang wanita yang dulu pernah mengisi hari-harinya.

"Cie elah ketemu mantan terindah" ejek Aldo

"Kaya tai lu!"

Memang dulu Rizky sangat menyukai Mawar bahkan dia gadis yang sama seperti Qila bisa meluluhkan hatinya, tapi itu dulu, sekarang semua perasaannya hanya untuk Qila, memang belum bisa di dapatkan tapi nanti pasti bisa.

Rizky baru tahu ternyata sekarang Mawar berpacaran dengan Gilang, lelaki yang selalu menjadi musuhnya bisa di bilang sama seperti Rizky, Gilang merupakan playboy di sekolahnya.

Pertandingan di mulai, memang cukup sengit apalagi yang di lawannya kali ini merupakan musuh, satu gol tercipta terlebih dulu dari SMA 75 tidak butuh waktu lama untuk Rizky memasukan bola ke gawang 75 dengan satu tendangan kaki kirinya sangat mudah.

Sampai menit menit akhir skor masih sama yaitu 1- 1 penjaga gawang yang mereka miliki memang sama-sama hebat, oleh karna itu Rizky sangat susah memasukan bola, sekarang tiba Rizky mendapatkan bola tinggal sedikit lagi dia bisa memasukan bola itu, tapi tanpa dia duga Gilang menendang kaki kanannya tepat dari belakang sampai Rizky merasakan nyeri yang amat sangat sampai dia terjatuh.

"Lu gila hah, main tuh sportif" ucap Angga

"Kenapa? Lu takut kalah" ucap Gilang bangga

"Kita gak akan kalah kalo lu gak nendang kaki Rizky"

"Udah udah mending lu bantuin gua" ucap Rizky

Dan teman temannya membawa Rizky ke luar lapangan.

Sebenarnya ingin sekali Rizky menonjok wajah Gilang tapi di urungkan niatnya itu yang justru akan memicu keributan baru lagi.

"Gua yakin lu bisa masukin Do"

"Doain gua Ky, biar gua balas rasa sakit lu sama kemenangan kita" ucap Aldo semangat

Memang wasit menunjuk pinalti karna berada di depan gawang saat di langgar.

Dan kini tiba Aldo menendang bola dan benar saja ucapan Aldo dia berhasil mengakhiri pertandingan ini dengan skor 1-2.

Sementara Gilang yang merasa geram dengan semua keadaan di lapangan di tambah kekalahannya langsung meninggalkan tempat futsal tersebut.

"Ky kayanya kaki elu cedera deh"

"Gua pikir juga gitu, kaki gua susah di gerakin masa iya patah lagi?" ucapnya sangat bodoh, bahkan Rizky tidak meringis sekalipun membuat teman-temannya ingin memukul dia

Mereka membawa Rizky ke rumah karna memang ada tukang urut yang menjadi andalan mereka bertiga kalau kakinya patah atau keseleo.

Untung saja mereka dekat dengan tukang urut itu, jadi walaupun tengah malam seperti ini dia tetap mau

datang kerumah Rizky.

"Pelan-pelan aja pak" ucap Rizky

Bahkan rasa sakit yang dia rasakan kini begitu terasa, tak butuh waktu lama tukang urut selesai membenarkan kaki Rizky dan benar saja sekarang dia bisa sedikit menggerakan kakinya, walau rasa sakitnya akan hilang 4 hari kemudian tetap saja dia sangat berterimakasih karna mengenal pak Muklis langganannya.

"Terimakasih ya pak, dan ini sedikit buat bapak" ucap Rizky dan memberikan amplop

"Nak lain kali hati-hati ya ini udah tiga kali kamu kaya gini" ucap pak amuklis penuh perhatian

Rizky hanya mengangguk.

"Maklum pak, ini anak so jagoan" ucap Angga

meledek

"Apaan si lu, mereka aja takut kalah sama gua jadi selalu nendang kaki gua bukan bola" ucap Rizky tak mau kalah

"Udah-udah, gua antar pak Muklis pulang dulu" ucap Aldo melerai

Dan Aldo langsung pergi mengantar pak Muklis

pulang.

"Besok elu gak sekolah dong?" tanya angga

"Gila aja gua sekolah kaki kaya gini" jawab Rizky

"Ya kali kan ada gebetan yang bikin rasa sakit ilang tapi bagi elu mah ini kesempatan buat bolos gak masuk sekolah iya kan?" ucap Angga kali ini sambil terkekeh geli

"Gila lu, gua gak segitunya kali kalo sakit ya sakit aja, ga mempan mumpun kaki gua sakit kan gua bisa nyantai di rumah gak perlu denger omongan guru-guru yang bikin gua mumet" ucap Rizky

"Udah ah gua mau tidur, mau ngerasain kaki gua nih, kalo lu mau makanan atau minuman ambil aja di kulkas"

Angga menganggukan kepalanya dan ya Angga dan Aldo memutuskan menginap hari ini menemani sahabatnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!