"Santai kali" ucap Rizky asal dan langsung meninggalkan Qila sendiri.
Tak lama setelah Rizky keluar Qilapun pergi meninggalakan perpustakaan.
"Kenapa gugup?" tanyanya pada diri sendiri
Rasanya baru kali ini Qila melihat Rizky dengan jarak seperti itu, biasanya dia selalu menghindari pria itu, pria yang selalu di cap jelek di sekolah pria dengan kepopulerannya dan pria yang selalu menjadi daftar nama yang harus ia hindari di sekolah.
Ya.
Syaqila Sakhi Dianti, gadis polos yang tidak begitu banyak memiliki teman bahkan dia pikir teman yang dia miliki bisa di hitung dengan jari karna baginya sangat sulit untuk bersosialisasi bersama banyak orang dan di sekolah dia hanya memiliki Bella, teman yang selalu baik yang selalu mau menuruti dia kemanapun bahkan dimana pun sementara di tempat tinggalnya dia hanya memiliki satu teman bahkan sahabat yang sudah dia anggap sebagai saudaranya sendiri yaitu Kinar, berbeda dengan Qila, Kinar cenderung terkenal di sekolahnya bahkan banyak pria yang jatuh hati padanya.
"Nak?" ucap ayahnya yang sudah datang
menjemput "Ayah" jawabnya, ia langsung menyalami ayahnya dan menaiki motor.
"Anak ayah kenapa melamun begitu?"
"Ah tidak ayah"
Memang Qila selalu di antar jemput ayahnya kalau tidak sibuk dengan pekerjaan tapi kalau sibuk Qila biasa menaiki angkutan umum.
Sesampainya di rumah Qila langsung di sambut oleh ibunya.
"Assalamu alaikum"
"Wa'alaikum salam" ucap ibunya
Qila memutuskan pergi ke kamar untuk mengganti seragamnya dengan pakaian rumahan.
"Nak makan dulu"
"Iya bu bentar" setelah mengerjakan soal Ekonomi yang di berikan bu Mega Qila langsung pergi menuju dapur menghampiri ibunya.
"Makan dulu"
"lya bu"
Dia mulai menyantap semua masakan ibunya, hanya masakan sederhana tapi selalu membuat Qila dan ayahnya ketagihan.
Pukul 19:00 Qila menghampiri ibu dan ayahnya yang sedang asik berbincang di ruang tv.
"Sini nak" ucap ayah
"Ayah, mulai senin besok Qila pulangnya telat" ucapnya jujur
"Memangnya ada apa?"
"Jadi Qila di suruh bantuin temen buat nyelesain pelajaran Ekonomi karna nilai dia kosong semua"
"Cowok?" tanya ayah
Qila hanya menganggukan kepalanya.
"Yaudah gapapa, pulang jam berapa?" tanya
ayahnya
"Jam 4 juga selesai yah"
"Nak, memangnya kenapa nilai dia kosong?" tanya
ibu
Sebenarnya Qila sangat malas kalau harus mengumbar aib orang lain tapi kalau tidak di jelaskan Qila takut orangtuanya tidak memberi izin.
"Jarang masuk bu"
"Pasti anak nakal deh. Biasanya kan kalo nilai kosong anak nakal yang sering bikin ulah iya kan nak?" ucap ibu
Qila tidak menjawab apapun.
"Yaudah gapapa, toh niat kamu kan baik mau bantu dia jadi ayah izinin. Asal ingat waktu ya nak jangan pulang malam pesan ayah"
"Makasih ya ayah. Qila gak akan pulang malam yah" ucap Qila dan langsung memeluk ayahnya, memang Qila merupakan anak tunggal oleh karna itu sikap manja sangat melekat di dirinya.
Hari minggu seperti biasa Qila hanya mengurung diri di kamar dan menyibukan dengan membaca beberapa novel kesukaannya.
Drt dr tttt drrttt
Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan menampilkan
nama.
Bu Mega
Assalamu alaikum, Qila hari ini kamu mulai ajarin
Rizky ya
Syaqila
Wa'alaikum salam, maaf bu tapi hari ini hari minggu
Bu mega
lya gapapa, nanti ibu hubungin dia
Syaqila
Baik bu
Sebenarnya Qila sangat malas melakukan aktivitas di hari minggu, apalagi dia harus mengajar rasanya ilmu dia belum setinggi itu tapi yang meminta adalah bu Mega bagaimana bisa dia menolak.
Seperti sekarang Qila terus saja melihat notifikasi ponselnya berharap bu Mega memberi kabar kalau hari ini tidak jadi tapi tanpa dia duga sebuah nomor baru menghubunginya.
"Hallo assalamu alaikum?" ucap Qila
"Jam 9 di Caffe Jasmine" ucapnya di sebrang sana, apa yang menghubungi Qila adalah Rizky
"Heh denger gak?" tanyanya lagi
Sepertinya iya, terdengar dari cara bicaranya.
"Iya" jawab Qila dan langsung memutuskan sambungan secara sepihak, sementara Rizky yang di sebrang sana terus saja bergerutu karna baru kali ini ada wanita yang memutuskan telpon terlebih dulu.
Sebentar lagi permainan di mulai, pasti elu luluh sama gua batinnya.
Jam sudah menunjukan pukul 08:30 itu artinya dia
harus segera bergegas dan izin terlebih dulu pada ibunya karna kebetulan ayahnya sedang berada di luar.
"Nak mau kemana?"
"Mau ngajar bu"
"Mulai hari ini?" tanya ibu
Qila hanya menganggukan kepalanya.
"Dimana?" tanya ibunya lagi
"Di Cafe Jasmine bu, Qila berangkat dulu ya takut telat "
"Yaudah hati-hati ya nak"
Setelah pamit Qila langsung pergi menuju jalan karna tidak mungkin dia menaiki grab belum memesan dan belum menunggu sementara sekarang Qila sudah berada di dalam angkot, bagaimana ini sekarang sudah jam 9 bisa-bisa Qila akan mendapat banyak ucapan yang tidak mengenakan dari pria itu.
"Kiri bang" ucapnya dan langsung membayar, bahkan sekarang Qila sudah berlari menuju dalam Caffe tak lama Qila menemukan pria itu, Qila pikir dia akan mengajak temannya tapi tidak dia hanya duduk sendiri disana.
"Maaf saya telat" ucap Qila
"15 menit" ucapnya
"Maaf lagian nelpon ngedadak" ucap Qila malas
"Apa?" tanya Rizky pura-pura tidak mendengar
"Ah tidak" jawab Qila dan langsung duduk di depan
Rizky.
Qila mulai membuka buku dari bab pertama, memang sekarang bu Mega sudah memasuki bab ke lima tapi nilai Rizky yang belum ada dari bab pertama jadi Qila harus mengulang semuanya dari awal
Sementara Rizky malah asik dengan ponselnya, entah apa yang sedang dia lakukan dengan ponselnya sampai melupakan semua tugasnya.
"Niat belajar gak si?" tanya Qila
"Yaudah gua dengerin ko" jawabnya
Qila tidak melanjutkan melainkan sama dengan Rizky memainkan ponselnya.
"Ko elu berenti?" tanya Rizky
"Kamu aja berenti" ucap Qila
Kamu.
Kalau orang lain yang berkata seperti itu mungkin akan beda rasanya tidak seperti sekarang.
"Yaudah iya"
Qila mulai menjelaskan lagi beberapa materi sampai sekarang tiba Qila memberi satu soal untuk Rizky kerjakan dan memang bu Mega sudah memiliki beberapa soal yang harus Rizky kerjakan.
"Gua bingung yang ini" ucap Rizky
Qila langsung mendekatkan badannya, dia hanya ingin memberi tahu Rizky tapi entah kenapa jantungnya malah berdetak sangat kencang seperti sekarang, bahkan rasa gugup kini mulai merasuki tubuhnya.
Tidak!
Qila harus menghilangkan rasa gugup ini.
"Jadi gini" ucap Qila sampai tidak terdengar
"Oh ok gua ngerti" ucap Rizky yang sama seperti qila bahkan sekarang dia juga terlihat gelagapan.
"Makan dulu gak lu?" tanya Rizky untuk mencairkan suasana dan memberi jeda pada jantungnya.
Qila hanya menggelengkan kepalanya.
"Gua jamin si elu belum makan"
"Gak usah biar nanti saja" jawabnya
"Gapapa di sini aja, nanti gara-gara ngajarin gua anak orang kelaperan lagi" ucap Rizky seolah menyindir
"Gua pesenin, mau apa?" tanya Rizky
"Samain aja" jawab Qila karna malas berdebat dengan Rizky yang seolah tidak akan ada ujungnya.
Makanan sudah tersaji dan bukupun sudah mereka rapikan terlebih dulu, dan mereka berdua mulai menyantap makanan yang sudah di pesan
Tapi bukan Rizky namanya kalau tidak menebar banyak pesona, buktinya banyak remaja wanita yang terus memuji ketampanan dia.
"Sya" baru kali ini ada yang memanggil Qila dengan sebutan itu lagi.
"Hmm" jawab Qila karna sedang mengunyah.
"Elu kenapa jarang keluar kelas?"
Qila yang di tanya seperti itu malah tersedak dengan makanannya sendiri.
Uhuk uhuk uhuk
"Sorry sorry, nih minum"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments