Aleta mulai sadar.
Dia melihat mama mertuanya di dalam kamar itu.
"Tante..." Gumamnya.
"Kamu sudah sadar, Leta ?" Emma menghampiri Aleta.
"Kenapa aku sampai memakai infuse seperti ini, Tante ?" Tanya Aleta melihat tangannya yang terpasang infuse.
"Tadi kamu pingsan karena dehidrasi, seharian tidak makan dan minum. Ini makanlah dulu. Setelah ini kamu harus meminum obat dan vitamin mu. Saga sudah menebusnya di apotek tadi." Jelas Emma yang sudah memegang semangkuk bubur dan duduk di samping Aleta.
"Tu-tuan Saga ?" Tanya Aleta tidak percaya, suami kejamnya rela pergi ke apotek hanya untuk menebus obat dan vitamin untuknya.
Entah kenapa ada sedikit kebahagiaan di hatinya.
Aleta pun dengan lahap menghabiskan bubur yang di bawa oleh Emma, dan meminum obat dan vitamin nya.
Ia tidak ingin lama-lama sakit seperti ini. Dia sangat tahu, jika Saga tidak akan suka.
Malam ini pun, Aleta tidur di temani Emma karena harus ada yang mengawasi cairan infuse yang terpasang, sementara Saga, dia sudah mengunci diri di ruang kerjanya.
***
Dua hari berlalu, Aleta sudah terlihat lebih baik.
Saga pun sudah tidak melarang Aleta untuk sarapan bersama mereka.
Daripada nanti pingsan lagi, siapa yang repot !!!
Setelah sarapan, Saga mengajak Aleta pergi ke sebuah rumah yang juga tidak kalah besarnya dengan rumah yang mereka tempati sebelumnya.
Aleta hanya ikut saja tanpa berani bertanya.
Saga membuka pintu rumah itu, dan sesaat Aleta melongo di depan pintu.
Rumah itu terlihat sangat indah. Isi nya barang-barang mewah.
Aleta masih mematung memandang takjub isi rumah itu, sampai sesuatu mengejutkannya.
"Selamat datang di neraka, Aleta !!!" Bisik Saga tepat di belakang telinganya, membuatnya seketika merinding.
"Neraka ? Apa dia akan menyiksaku disini ?" Batin Aleta.
"Ya Tuhan... Tolong selamatkan aku dari Psikopat ini !!!" Batinnya meratap.
"Ayo masuk !" Saga menarik tangan Aleta dengan kasar hingga tubuhnya hampir saja jatuh.
"Auww..." Aleta menjerit tertahan karena tangannya terasa begitu sakit.
"Kenapa ? Sakit ??? Ini belum seberapa, Aleta !!! Kamu yang akan membayar semua perbuatan kakakmu yang tidak tahu diri itu !!! Berani-beraninya dia selama ini bermain dengan laki-laki lain di belakangku !!!" Geram Saga semakin mempererat cengkeraman nya di tangan Aleta, membuat gadis itu meringis.
"Ampun, tuan... Sakit !" Aleta mengiba.
Saga menghempaskan tubuh Aleta begitu saja hingga jatuh tersungkur di lantai.
"Kamu pasti tahu jika kakakmu yang brengsek itu hamil dengan laki-laki lain, bukan ?!" Saga berjongkok dan mendekati wajah Aleta.
"A-aku tidak tahu, tuan..." Jawab Aleta yang juga terkejut mendengar ucapan Saga tentang Liora.
"Jangan menutupi kebusukan kakakmu !!!" Saga menangkap wajah Aleta, membuat gadis itu sedikit merasa sakit di pipinya.
Aleta hanya bisa menggeleng karena mulutnya tak sanggup untuk berkata.
Air matanya sudah membanjir sedari tadi.
"Apakah aku akan mati disini ? Ayah... tolong bawa aku keluar dari tempat ini." Ratap Aleta dalam hati.
"Ambil semua barang di bagasi mobil dan bawa masuk !!!" Perintah Saga.
Dengan susah payah Aleta berusaha berdiri dan secepat mungkin menjalankan perintah dari suaminya.
Satu per satu koper berisi pakaian dia turunkan dari bagasi mobil dan membawanya ke dalam.
"Ikuti aku !" Ucap Saga masih dengan nada tinggi.
Aleta hanya bisa mengikutinya dari belakang dengan beberapa koper yang di bawanya.
Mereka tiba di depan sebuah kamar.
"Bawa masuk dan rapikan semuanya !" Perintah Saga.
"Baik, tuan..."
Aleta bak seorang pelayan yang tidak boleh bertanya atau berbicara apapun selain mengiyakan perintah majikannya.
Di dalam kamar besar itu, Aleta sibuk merapikan pakaian milik Saga di dalam lemari yang berada di sebuah ruangan terpisah di kamar itu.
Namun air matanya tidak pernah mau berhenti menetes.
Tanpa sadar, dia tertidur di dalam ruangan itu.
Saga masuk dan menemukan Aleta sedang tertidur bersandar pada sebuah lemari.
Saga sebenarnya tidak sampai hati melakukan kekerasan itu terhadap gadis tidak bersalah di hadapannya ini.
Namun entah kenapa, setiap kali melihatnya Saga selalu terbayang-bayang Liora yang ternyata sudah mengkhianati nya selama ini.
***
Kemarin saat Saga pergi, dia meminta asistennya, Billy untuk mencari tahu dimana Liora berada dan kenapa dia melarikan diri di hari pernikahannya.
Billy adalah asisten sekaligus sahabat Saga sejak kecil. Tidak ada rahasia apapun di antara mereka. Dan memang hanya Billy yang mengetahui semuanya tentang Saga, selain kedua orang tuanya.
Karena Billy adalah anak dari supir keluarga Wilantara yang meninggal akibat kecelakaan saat hendak menjemput sang majikan di bandara.
Akhirnya keluarga Wilantara mengambil Billy dan mengangkatnya sebagai anak.
dia tumbuh besar bersama Saga karena umur mereka yang hanya terpaut satu tahun saja.
Billy cukup penurut dan tidak menyusahkan keluarga yang merawatnya.
Setelah Saga di angkat sebagai CEO di perusahaan pusat milik keluarga, Alex juga ingin Billy memegang salah satu anak perusahaannya, namun Billy menolaknya dengan alasan dia sadar dirinya siapa. Dia sudah cukup berterima kasih karena keluarga itu telah membesarkannya.
Tapi untuk menerima tawaran Alex untuk memegang perusahaan, rasanya terlalu berlebihan bagi Billy.
Dia lebih memilih untuk menjadi asisten Saga saja. Dengan begitu, dia bisa lebih banyak membalas kebaikan keluarga itu dengan membantu Saga dalam banyak hal.
Termasuk dalam mencari informasi tentang Liora saat ini.
Braakkk !
Saga menggebrak meja kerjanya dengan penuh kemarahan.
Urat-urat di tangannya terlihat jelas saat dia mengepalkan tangannya begitu kuat.
"Dasar wanita ****** !!! Beraninya dia menduakan ku selama ini !!!" Geramnya.
"Menurut info yang ku dapat, hubungannya dengan laki-laki itu sudah terjalin bahkan sebelum kalian berpacaran. Kurang lebih tiga tahun." Lanjut Billy memberi informasi tentang Liora.
"Jadi dia mendekatiku hanya untuk hartaku ?" Saga tidak pernah menyangka dia bisa di bodohi oleh sikap manis Liora selama ini.
"Sepertinya begitu." Jawab Billy.
Matanya terlihat memerah menahan amarah. Bagaimana tidak ? Selama dua tahun lebih dia menjalin hubungan dengan Liora, dia selalu memberikan apa yang Liora inginkan.
Dia menjadikan Liora, wanita teristimewa setelah mamanya. Apapun yang di inginkan Liora, akan dengan sangat mudah dia kabulkan.
Termasuk membelikannya barang-barang mahal, bahkan di hari ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu, Saga memberikannya hadiah sebuah mobil keluaran terbaru.
"Dan satu lagi, mereka berdua sudah menikah satu hari setelah hari pernikahanmu dengan Aleta."
Seakan tak tahu lagi bagaimana mengekspresikan kemarahannya, Saga kini hanya mengukir senyum sinisnya.
"Kalian ingin bermain-main denganku !!! Baiklah !! Kita akan mulai, Liora !" Gumamnya disertai gertakan gigi yang terdengar begitu ngilu.
"Buat wanita ****** itu kehilangan semua kontrak kerjanya dengan agensi manapun !" Perintah Saga yang langsung di sanggupi oleh Billy.
"Kau terlalu berani bermain-main dengan seorang Sagara, Liora !!!"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments