Mama & Papa mertua

Aleta terbangun. Dia menatap langit-langit kamar.

"Hhh... Ternyata ini benar terjadi. Aku pikir pernikahan itu hanya mimpi." Gumamnya pelan.

Aleta melihat ke sampingnya, tidak ada Saga disana. Dia pasti tidak tidur di kamar ini.

Jam masih menunjukkan pukul lima pagi.

"Oke, Aleta !!! Kamu wanita ! Kamu harus siap menghadapi hari ini !!! Semangat !!!"

Aleta turun dari ranjang, mengikat rambut bergelombang nya, kemudian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Kurang lebih lima belas menit, Aleta keluar dari kamar.

Sejauh mata memandang di sekeliling villa, tidak nampak sosok Saga disana.

"Dimana dia ?" Gumam Aleta sambil terus melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Mungkin dia tidur di kamar lain." Lanjutnya.

Aleta membuka kulkas, melihat apa yang ada di dalam kulkas untuk sarapan nya dengan sang suami.

Ya, Aleta sadar sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Dan sudah menjadi kewajibannya untuk melayani semua kebutuhan suaminya. Meskipun sikap suaminya terkesan kasar, tapi Aleta mencoba untuk bisa menerima semuanya.

Siapa tahu dengan ketabahannya, suaminya perlahan bisa menerima dirinya dan memperlakukannya layaknya seorang istri.

Kurang lebih setengah jam Aleta berkutat di dapur, dia pun selesai membuat sarapan seadanya menggunakan bahan yang ada.

Setelah itu ia kembali lagi ke kamar.

Begitu masuk, dia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi.

"Itu pasti tuan Saga. Baiklah, aku harus menjalankan tugasku sebagai seorang istri dengan baik, meskipun dia tidak akan pernah menganggap ku sebagai istri. Setidaknya aku tidak berdosa." Gumamnya sambil menyiapkan pakaian ganti untuk Saga.

Aleta mengambil kaos berwarna putih dengan celana jeans berwarna gelap, juga pakaian dalam Saga.

Ia meletakkannya di atas ranjang, lalu keluar lagi dari kamar itu.

Dia tidak ingin melihat Saga yang belum berpakaian.

Aleta menunggu di luar sampai Saga keluar dari kamar dengan keadaan rapi.

Sebuah senyum tergambar di wajah Aleta saat melihat Saga memakai pakaian yang ia siapkan.

"Tuan, saya sudah siapkan sarapan untuk anda." Ucapnya.

"Baguslah jika kau tahu kewajiban mu !" sahut Saga datar dan langsung berlalu.

Aleta pun berjalan menyusul Saga ke meja makan.

Dengan segera Aleta mengambil piring dan menyendokkan nasi goreng buatannya lalu menaruh kembali piring itu di depan Saga.

"Hanya ini yang bisa kau buat, hah ?!" Saga menatap nasi goreng di depannya.

"Iya tuan, karena disini hanya ada bahan untuk membuat nasi goreng." Jawab Aleta menundukkan kepalanya.

Dengan kasar Saga mendorong piring berisi nasi goreng itu menjauh darinya, hingga tumpah.

Aleta kaget melihat itu, namun tidak berani untuk protes.

"Aku tidak berselera dengan masakan mu !!!" ucap Saga berdiri dari tempat duduknya.

"Bersiaplah !!! Kita pulang sekarang !!!" Perintah Saga.

"Pu-pulang , tuan ?" Tanya Aleta.

"Tidak usah banyak tanya !!! Lakukan saja perintah ku !!! Cepat, sana !!!" Hardiknya dengan tatapan elang seakan siap memangsa Aleta.

"Ba-baik tuan..." Aleta segera bangkit dari duduknya dan sedikit berlari menuju kamar.

"Lima menit !!!" Teriak Saga membuat Aleta semakin melajukan kakinya.

Dia harus sudah selesai dalam waktu lima menit, karena jika tidak, itu akan memancing emosi sang suami.

***

Mobil Saga tiba di sebuah rumah mewah.

Aleta sedikit menganga melihat sekeliling rumah itu.

"Turun !!!" Titah Saga.

"Baik, tuan." Jawabnya dan langsung turun dari mobil.

Saga berjalan lebih dulu, di ikuti Aleta di belakangnya.

"Kalian sudah kembali ?" Sambut Emma memeluk tubuh kekar putranya.

Sementara Aleta, ia ingin menyalami mama mertuanya tapi dia ragu. Dia takut jika nanti di sangka lancang.

Emma yang melihat Aleta hanya diam saja pun angkat suara.

"Aleta, kamu tidak menyalami mama mertua mu ini ?" Tanya Emma.

"Eh, i-iya..." Ucap Aleta terbata dan langsung meraih tangan Emma dan mencium punggung tangan yang masih terasa sangat halus itu.

"Apa kalian sudah sarapan ?" Tanya Emma.

"Belum." Jawab Saga singkat.

"Lho, kamu tidak menyiapkan sarapan untuk suami mu, Aleta ?" Tanya Emma.

"Jangan menyuruhnya memasak untukku, Ma ! Aku tidak berselera dengan masakannya !" sahut Saga, sementara Aleta hanya diam tertunduk tidak tahu harus berkata apa.

"Hhh... baiklah. Sarapan disini saja. Kebetulan mama dan papa juga baru mau sarapan. Ayo, kalian gabung saja." Ajak Emma.

Saga langsung berjalan meninggalkan Emma dan juga Aleta.

Melihat kepergian Saga, Aleta hanya bisa bernafas panjang.

Emma mendekati menantunya itu.

"Kamu harus sabar menghadapi suami mu. Sikapnya memang terkesan dingin. Apalagi dengan kejadian kemarin. Dia sangat kecewa dengan kakakmu. Mama tidak terlalu yakin jika dia akan bersikap baik padamu. Tapi mama harap kamu bisa membuat Saga berubah." ucap Emma menepuk pundak Aleta.

"I-iya Tante..." Jawabnya ragu.

"Tante ? Kamu menantuku sekarang, panggil aku mama, seperti Saga memanggilku." Ucap Emma membuat sebuah senyuman kecil terbentuk di wajah Aleta.

"Ta-tapi... aku takut Tante." Jawab Aleta gugup.

Emma mengerutkan keningnya.

"Takut kenapa ?" Tanyanya.

"Aku takut tuan Saga marah karena aku lancang memanggil Tante dengan sebutan yang sama dengan yang tuan Saga panggil terhadap Tante." Jelas Aleta.

"Tuan ?" sekali lagi Emma bertanya.

"Iya, itu perintah Tante. Aku tidak mungkin melawan perintah tuan Saga karena aku juga sadar posisiku hanya sebagai istri pengganti." Jawabnya.

"Ya... memang lebih baik kamu menuruti semua perkataannya sekarang. Karena dia sedang tidak baik-baik saja." ucap Emma mengerti.

"Ya sudah, ayo masuk dan ikut sarapan." Ajak Emma di angguki oleh Aleta dan mereka pun masuk.

Di meja makan sudah ada Saga dan papanya, Alex.

Emma membawa Aleta ke tempat duduk di samping Saga dan memberinya kode untuk duduk.

"Selamat pagi, Om." Sapa Aleta kepada papa mertuanya.

"Pagi Aleta." Jawabnya singkat.

Tiba-tiba Saga berdiri dari tempat duduknya.

"Mau kemana, nak ?" Tanya Emma.

"Aku sudah selesai !!" Ucapnya tanpa menjawab pertanyaan mamanya.

Aleta hanya bisa menatap kepergian suaminya. Lalu pandangannya beralih ke atas piring bekas makan suaminya.

Masih ada separuh roti yang tersisa. Artinya dia belum selesai makan. Tapi kenapa dia pergi ? Apa mungkin karena kehadiran Aleta di meja makan membuat nafsu makannya hilang ?

Sekuat mungkin Aleta berusaha membuat hatinya tegar dengan sikap dan perlakuan sang suami.

Aleta bisa memakluminya, hanya saja dia pun hanya manusia biasa yang bisa merasakan sakit jika terus menerus di perlakukan seperti itu.

"Kamu baik-baik saja, Aleta ?" Tanya Alex membuyarkan lamunan Aleta.

"I-iya Om..."

"Jangan terlalu di masukkan hati. Kamu hanya harus sedikit lebih keras berusaha meluluhkan hati suamimu." Lanjut Alex.

"Leta akan berusaha sebisa Leta, Om, Tante..." Jawabnya sedikit mengukir senyuman.

"Setidaknya ada mereka berdua. Mama dan papa mertua yang baik terhadapku di tempat asing ini. Ahh, apakah pantas aku menyebut mereka seperti itu ?" Batin Aleta.

"Ya sudah, kamu makanlah dulu dan segera susul suamimu. Layani dia apapun yang dia perlukan." Ucap Emma menyentuh tangan Aleta.

"Baik, Tante..."

Aleta pun mengambil selembar roti dan mengoleskan selai coklat di atasnya.

"Ternyata seperti ini sarapan mereka ? Pantas saja dia tidak selera dengan nasi goreng buatan ku. Rupanya dia hanya terbiasa sarapan seperti ini." Batin Aleta memperhatikan apa saja yang terhidang di atas meja.

Tiba-tiba,

"Aleta !!!!"

Suara teriakan terdengar sampai meja makan. Membuat Aleta yang baru saja ingin memasukan potongan roti ke dalam mulutnya, kaget bukan main.

Dengan cepat dia meletakkan kembali roti itu dan hendak pergi menemui orang yang berteriak memanggil namanya yang tidak lain adalah suaminya.

"Mau kemana ? Kamu belum juga makan !" Tanya Alex.

"Maaf Om, tapi aku harus segera pergi. Aku tidak mau tuan semakin marah." Ucap Aleta membuat Alex menatap istrinya penuh tanya.

"Yah.. begitulah, Pa !" Ucap Emma mengangkat kedua pundaknya dan melanjutkan sarapannya.

Sementara Alex hanya bisa menarik nafas dan membuang nya dengan kasar.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!