Bab 2

Kedua gadis cilik yang wajahnya sama itu saling bertatapan, saling berpandangan dan saling merasa bingung. Tidak tahu apa yang harus mereka perbuat.

Tiba-tiba gadis cilik yang lebih dulu menginap di asrama itu mengambil langkah seribu dan berlari masuk dalam asrama meninggalkan mereka semua yang masih diam terpana.

Sedangkan gadis cilik yang baru turun dari bis itu hanya berdiri terpana dan diam membisu.

Para pengurus serta karyawan asrama itu mengalihkan suasana dengan mengarahkan para gadis-gadis cilik yang baru tiba itu masuk ke kamar mereka masing-masing.

Di ruangan lain.

Ibu pimpinan Asrama Cinderella, yang bernama Linda, dianggil Madam Linda di asrama, siang itu sedang duduk di kantornya.

Dia sedang rapat bersama dengan kepala juru masak yang sudah senior, bernama Chef Ratna.

Mereka rapat berembuk menata ulang kembali mengenai susunan makanan yang akan dihidangkan selama masa liburan ini.

Tiba-tiba pintu kantor Madam Linda diketuk dari luar.

“Masuk!” Perintah Madam Linda.

Masuklah Miss Yeni ke dalam kantor Madam Linda.

Miss Yeni adalah pimpinan pengurus asrama Cinderella.

“Apa ada masalah, Miss Yeni?” Tanya Madam Linda.

“Selamat siang, Madam Linda. Maaf, saya gagngu Anda sebentar. Saya hanya mau melaporkan perihal gadis-gadis cilik yang baru sampai hari ini dari Bandar Lampung. Mereka baru saja tiba dengan selamat. Ada 3 bis yang baru sampai, Madam Linda. Gadis-gadis cilik yang baru tiba itu semua berjumlah 120 orang. Dan jumlah mereka lengkap 120 orang, madam” Lapor Miss Yeni kepada Madam Linda.

“OK, Miss Yeni. Laporan Anda sudah saya terima. Terima kasih.” Jawab Madam Linda tegas.

Madam Linda adalah pimpinan di asrama Cinderella, memang terkenal tegas, disiplin serta bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.

Jika ada anak buahnya melakukan kesalahan kecil saja, tak segan-segan Miss Linda langsung memarahinya. Bahkan jika bawahannya berbuat kesalahan sampai fatal, tak segan-segan dia juga bisa langsung mengeluarkannya.

“Oh… ya, ada satu hal lagi yang mau saya laporkan, Madam. Mengenai gadis cilik yang bernama Lisa Tanuwijaya, Madam. Dia sedang menunggu di luar.” Lapor Miss Yeni.

“Lisa Tanuwijaya? Apa yang terjadi padanya, Miss? Atau ada masalah dengan dia, miss?” Tanya Madam Linda bingung sambil menatap Miss Yeni.

Chef Ratna yang dari tadi ada di ruangan itu hanya menjadi pendengar yang setia saja.

“Tidak ada masalah apa-apa, Madam.” Jawab Miss Yeni.

“Kalau tidak ada masalah apa-apa, kenapa dia disuruh datang ke sini, Miss Yeni?” Tanya Madam Linda lagi dengan nada yang agak tinggi.

“Sebenarnya saya mau melaporkan sesuatu, madam.” Kata Miss Yeni lagi.

“Tolong bicara yang jelas, Miss Yeni. Jangan setengah-setengah!” Perintah Madam Linda agak marah.

“Kalian berdua, masuklah!” Perintah Miss Yeni pada kedua gadis cilik itu.

Rupanya kedua gadis cilik itu dipanggil Miss Yeni untuk menghadap Madam Linda, pimpinan asrama untuk menjelaskan tentang kemiripan wajah mereka.

Kedua gadis cilik itu masuk ke dalam kantor Madam Linda.

Mereka berdua berdiri saling berjauhan satu dengan lain.

Madam Linda dan Chef Ratna saling berpandangan dan terlihat mereka kebingungan dengan kedua gadis cilik ini.

“Lho, ini Lisa Tanuwijaya bukan, Miss Yeni? Yang satunya lagi siapa?” Tanya Madam Linda kebingungan melihat kedua gadis cilik yang wajahnya bagaikan anak kembar.

“Yang satunya lagi adalah siswi sekolah yang berasal dari Bandar Lampung. Dia baru saja tiba, madam. Dia bernama Laila Salim.” Jelas Miss Yeni.

“Kalian ini berwajah sangat mirip. Bahkan bukan mirip lagi. Tapi bagaikan anak kembar. Apa kalian ada pertalian saudara atau mungkin ada hubungan keluarga?” Tanya Madam Linda pada kedua gadis cilik itu.

Kedua gadis cilik itu menggelengkan kepalanya.

“Mereka berdua baru hari ini bertemu, Madam Linda.” Jelas Miss Yeni.

“Kenapa bisa? Aneh sekali! Hmm……….!” Ujar Madam Linda sambil berpikir dan menggerutkan dahinya.

“Mana mungkin mereka sebelumya bisa ketemu, madam. Yang satu dari Jakarta. Sedangkan yang satu lagi dari Bandar Lampung. Jaraknya lumayan jauh, madam.” Ujar Miss Yeni lagi.

“Mungkin bisa saja, Miss. Zaman sekarang kan teknologinya sudah semakin canggih. Mungkin saja mereka pernah ketemu di media sosial atau dimana gitu, tetapi mereka lupa dimana mereka pernah ketemu.” Jelas Chef Ratna sok tau.

“Dua orang gadis cilik dengan wajah bagaikan pinang dibelah dua, namun gak pernah ketemu sama sekali. Aneh sekali! Mungkin saja dengan pertemuan ini, kalian dengan wajah yang sama bisa menjadi sahabat karib nantinya. Jangan bersikap kaku. Ayo, salaman dan saling kenalan!” Kata Madam Linda mencairkan suasana.

“Tidak. Aku tidak mau. Tidak sudi salaman dengan orang yang tidak aku kenal, tiba-tiba muncul di hadapanku dengan memakai wajahku!” Kata Lisa ketus, sambil menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggungnya.

“Tidak. Aku juga tidak mau. Aku juga tidak sudi!” Balas Laila dengan tegas, juga sambil menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggungnya.

“Kalian tidak boleh bersikap seperti itu. tidak baik seperti itu. Kalian di sini semuanya teman. Bahkan bisa jadi teman baik nantinya.” Kata Miss Yeni menasehati.

Madam Linda menggangkat bahunya. Dia bingung. Lalu berpikir sejenak. Lalu berkata, “Ok. Baiklah kalau begitu. Kalian berdua boleh pergi.” Kata Madam Linda.

Lisa dengan cepat berlari ke arah pintu. Dengan cekatan membuka pintu kantor dan bergegas pergi meninggalkan kantor dan meninggalkan mereka.

Ketika Laila hendak membuka pintu ingin meninggalkan kantor, tetapi dicegah oleh Madam Linda.

“Tunggu, Laila! Jangan pergi dulu!” Ujar Madam Linda pada Laila.

Laila seketika itu mengurungkan niatnya untuk pergi.

Madam Linda berjalan menuju lemari kantornya dan mengambil sebuah map yang berisi data-data siswi-siswi yang menginap di asrama.

“Saya ingin mencatat ulang data-datamu di sini, Laila. Sebutkan kapan, dimana kamu dilahirkan? Begitu juga, sebutkan nama orang tuamu!” Tanya Madam Linda dengan tegas.

“Orang tua saya hanya tinggal mami saja, madam.” Jelas Laila dengan suara yang lirih.

“Ok. Siapa nama mamimu, Laila?” Tanya Madam Linda.

“Nama mami saya, Rebecca Salim, Madam.” Jawabnya.

“Lalu kapan dan dimana kamu dilahirkan?” Tanya Madam Linda lagi.

“Saya lahir di Jakarta, tanggal 28 Desember tahun 2013, madam.” Jawab Laila.

“Baiklah. Datamu sudah saya catat semuanya. Kamu boleh pergi sekarang, Laila.” Ucap Madam Linda.

“Terima kasih, madam.” Kata Laila sambil membuka pintu kantor. Lalu pergi meninggalkan mereka.

Di kantor, tinggallah Madam Laila, Miss Yeni dan Chef Ratna. Mereka semua tampak kebingungan dan saling berpandangan.

"Kenapa bisa begitu kejadiannya? Membingungkan. Sungguh membingungkan!" Ujar Miss Yeni berpikir keras sambil memegang kepalanya.

Kita nantikan lagi keseruan jalan cerita kedua gadis cilik ini di Bab selanjutnya…………..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!