Malam ini adalah malam puncak mantu ngunduh pengantinnya putrinya bude. Aku yang tidak kuat menahan kantuk dan tidak pernah bergadang seperti orang-orang desa ini. Izin undur diri ke rumah bude Mi. Ibuku mengiyakan dan menyuruh Yu Sri menemani kembali.
"Dik, mau kemana ?" tanya Yu Yati.
"Bobok yu, Ndak kuat melek. Ngantuk aku."
"Ya sudah, ayo aku anter. Sebentar aku ambil klenthing airku nanti buat wudlu atau cebok kalau malam nanti mau ke belakang." aku pikir Yu Yati ini memang orangnya aneh. Kalau ada siang hari buat bawa klenthing berisikan air kenapa pilih malam hari. Itu cuma batinku aja.
"Dik, nanti kalau kalian sampai di Poskamling itu jangan tengok-tengok ya. Ada macan putih yang menunggu disitu. Orang di desa ini sering melihat dia bersemedi disitu. Entah apa yang ia tunggu dan cari. Tapi kata Mbah Kakung, macan putih itu tidak mengganggu hanya menjaga desa saja."
"Iya, yuu...." jawab kami hampir bersamaan.
Tak hayal, katanya ada yang nunggu si macan putih.
"Mana kok aku Ndak melihat ada macan putihnya !" kata Yu Sri.
"Hah....paling untuk menakut-nakuti kita aja, Yu Yati mbak." Yu Yati yang berjalan lebih cepat di depan kita, dia yang lebih dulu sampai di rumah. Sambil sesekali ia melirik dan menengok ke arah kami.
Tersengol-sengol napasnya. Dia mulai bercerita tentang apa yang ia lihatnya barusan.
"Macan putih itu mengikuti kalian, kalian tak merasakan erangannya ya ?"
"Aku merasa, Yu. Tapi tak bisa melihat."jawabku dalam hati takut Yu Sri ketakutan.
"Enggak. Yu Yati ini nakut-nakutin kita ya....?" tanya Yu Sri.
"Lhoh ...macan putih itu turun dari semedinya ngikuti kalian dari belakang. Bulunya putih ekornya panjang. Aku Lo dengar suara dengusannya. Masak aku sendiri sih yang bisa melihat dan mendengar ?" cerocos Yu Yati.
Kasihan Yu Yati, batinku. Aku merasa kok yu, tenang saja aku di pihakmu. Hehehe....
"Yu, ngibadah dan dzikirnya ditambahi ya, biar tidak seperti ini." Yu Sri menasehati Yu Yati.
"Apa kamu kira aku berhalusinasi, dik ? Enggak ya, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Ainul Yaqin tadi macan itu turun dari tempatnya, ngikutin kalian. Aku sempat melirik, karena aku takut dimangsa, akhirnya aku berjalan sambil berlari daripada aku dimangsa habis oleh dia !"
"O.... berarti Yu Yati makakne kita. Membuat kita jadi mangsanya? Jahat sekali, Yu Yati." kata Yu Sri.
"Ya ndak gitu, aku aja takut setengah mati."
"Alhamdulillah kita Ndak digigit, Yu. Berarti macan putih itu memang mau njagain saya dan Yu Sri. Hehehe...."
"Apa iya ?"
"Yu Yati ini aneh, macan putih itu cuma ada di kebun binatang, Yu. Mana mungkin ada berkeliaran disini. Cari mati kali ya...." Jawab Yu Sri.
"Yu Yati juga aneh, kalau ada siang hari buat ambil air kenapa pilih malam hari ?" tanyaku.
"Lebih enakan malam hari, Ndak panas." sambil Yu Yati mengisi air dalam tempayan.
"Daripada malam hari yu, dibuntutin mbak Kunthi sama mas Endruwo tau rasa looo...." gurau Yu Sri sambil melirik Yu Yati yang sewot.
"Apa Yu Yati uji nyali, ya ?" tanya Yu Sri.
"Uji nyali tiap malam selalu bawa klenthing hitam, kunthilanaknya sudah hapal biarpun pakai lampu obor apa enggak, jam segitu Yu Yati lewat. Terang aja Mas Enderuwo dan mbak Kunthi minggirrrrr dahhhh..." hiyahahaha.....tertawa Yu Sri dan aku memecah keheningan malam di bilik tua ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments