Mamanya Asna sudah berangkat kerja, seperti biasa singgah ke pasar ikan untuk membeli kebutuhan kantin sekolah.
Sementara papanya membuka bengkel kecil yang tidak jauh dari pemukiman mereka.
Sekolah SMA Citra Insani dibawah naungan yayasan Insani, sekolah bertaraf internasional dan Asna adalah salah satu murid disana
Mama nya bekerja di sekolah Citra Insani sebagai tenaga kebersihan dan Asna bisa sekolah disana karena beasiswa prestasi dan juga beasiswa sosial.
Bel berbunyi pertanda pelajaran akan segera di mulai, siswa-siswi sudah pada duduk rapi di bangkunya masing-masing.
Jam pelajaran pertama telah di mulai dan tiba-tiba saja pintu diketuk, setelah di persilahkan masuk oleh guru mata pelajaran pertama, lalu masuk seorang siswa berama guru pendamping.
Asna sangat terkejut, sebab siswa baru itu adalah orang yang di selamatkan olehnya kemarin malam bersama adiknya.
“Ngak perlu perkenalan lah ya, kalian pasti tau siapa yang bapak bawa ini.” Kata pak guru.
“Tau dong pak, anak baru stok lama.”
Sanggah seorang siswa dari arah belakang, dan seketika langsung di sambut oleh suara tawa yang menyindirnya.
“Cukup...cukup...!” Ujar pak guru.
Bapak guru yang membawa siswa baru stok lama tersebut, berusaha menenangkan kelas dengan nada suaranya yang tinggi.
“Evano, mulai hari ini kamu duduk di sebelah murid bapak yang berprestasi yang berhasil membawa Sekolah Citra Insani, menjadi SMA terbaik se-Indonesia.
Namanya Asna Cantik Putri, dan semoga saja kecerdasannya bisa membantu mu naik kelas nantinya.
Asna...! Tolong bimbing Evano ya.”
“Namanya Eva, Ya pak? Namanya mirip sama dukun beranak di kampung ku.” Kata Asna.
Hahahaha haha hahahaha hahahaha hahahaha haha haha haha haha haha haha hahahaha......
Seluruh anak-anak tertawa, kecuali seorang siswi yang duduk di belakangnya.
“Nak, Asna. Bisa juga melawak ya.” Ucap pak guru.
Guru yang membawa Evano, langsung pamit keluar setelah menitipkan Evano ke teman-teman serta guru mata pelajaran.
Tatapan mata Evano begitu tajam ke arah Asna, yang membuat Asna merasa tidak nyaman.
Mata pelajaran matematika selesai, setelah Asna memberikan jawaban yang pasti kepada gurunya.
Begitu sang guru meninggalkan ruang kelas dan seketika itu juga, Evano mendekati Asna dengan raut wajahnya yang penuh kebencian.
Kemudian Evano mengeluarkan sesuatu dari tasnya, terbungkus dalam plastik kresek berwarna hitam dan diletakkan di meja Asna.
“Uang cash seratus juta rupiah, untuk upah mu yang telah menolong ku kemarin malam.” Kata Evano.
Asna mengembalikan uang tersebut kepada pemberi nya, lalu tersenyum kepadanya.
“Ngak perlu, karena biaya pengobatan mu itu gratis. Tapi jika memang kamu punya rezeki yang lebih, sumbangkan saja ke puskesmas itu.
Puskesmas itu selalu kekurangan obat-obatan dan juga peralatan medis lainnya, alangkah mulianya dirimu anak muda, jika memberikan sumbangan ke puskesmas itu.
Satu hal yang harus kamu ingat, kalau memberi sumbangan, harus penuh keikhlasan ya.
Biar berkah dunia akhirat, dan kelak nanti rezeki mu semakin melimpah.” Jelas Asna kepada Evano.
“Ya udah, lo aja yang ngasih, ribet benar loh jadi orang.”
“Ngak...! Kamu yang punya uang, dan kamu sendiri yang harus memberikannya.” Jelas Asna
“Baik kalau begitu, tapi temani aku nanti.” Pinta Evano
“Ngak bisa, karena aku punya urusan pribadi.” Jawab Asna dengan tegas.
Mereka berhenti ngobrol, karena guru pelajaran kimia sudah tiba di ruangan dan hanya Evano yang masih berdiri di samping Asna.
“Ngapain masih berdiri disitu? Duduk.” Perintah bu guru.
Evano tidak mengindahkan peringatan ibu guru yang sudah berdiri didepan kelas, dan seketika itu langsung menuliskan soal kimia di papan tulis.
“Jika, H₂O + C3H5(OH)3 + C17H33COOH
Evano...! Jika ketiganya di campur, apa yang terjadi dan berikan penjelasannya.
Jika tidak bisa menjawabnya, jangan pernah harap bisa masuk ke kelas ibu, dan barang yang kamu bawa itu akan ibu sita.” Ujar ibu guru kimia.
Rumus kimia yang di tulis oleh ibu guru kimia dan seketika itu Evano langsung garuk-garuk kepala.
“Ngak bisa jawab ya, kalau begitu ibu beri kesempatan untuk mintak tolong kepada teman mu yang bersedia dan tentunya mengetahui jawabannya.
Sebagai imbalannya maka, Ia berhak akan isi dari kantong yang kamu bawa itu.” Kata ibu guru kimia dengan tegas.
Sepertinya tidak ada yang berminat menolong Evano, atau memang tidak ada yang mengetahui hasil dari rumus kimia tersebut dan akhirnya bu guru mendekati Asna.
“Kamu tau jawabannya, Asna?” Tanya bu guru
“Tau bu.”
“Lantas kenapa kamu ngak menjawab pertanyaan itu dan membantu Evano?”
“Asna, hanya ngak mau berhubungan atau memiliki urusan sama Evano bu, serta tidak bersedia menerima apapun dari Evano.” Jawab Asna.
Lalu Evano menatap Asna dan kemudian menyerahkan kantong plastik tersebut.
“Jika berhasil menjawabnya, maka aku bersedia dan ikhlas memberikan uang ini ke puskesmas itu dan saya sendiri yang akan mengantar dan memberikan uang tersebut.” Ucap Evano dengan penuh percaya diri.
Asna tersenyum dan kemudian menatap sang ibu guru yang masih berdiri di depannya.
“Unsur kimia yang pertama adalah air, yang kedua adalah sabun cair dan yang ketiga penyusun dari CPO sawit atau minyak goreng.
Air ditambah sabun cair dan minyak goreng, jika di ketiganya di campur, maka minyak dan air akan menyatu.
Sebab sabun cair bersifat pengikat dan pelarut.
Minyak dan air bisa menyatu jika di tambah dengan sabun cair, itulah alasannya kenapa sabun di gunakan untuk mencuci piring kotor, karena sabun mampu mengikat lemak pada piring kotor.” Ujar Asna dengan jelas.
“Iya benar, seperti cinta ku pada mu Evano. Cinta kita bisa menyatu dengan konsentrat pelarut yaitu cinta tulus dan suci.” Kata Kiara seraya tersenyum.
Huuuuuuu.......
Kiara mendapatkan sorakan dari teman-temannya yang memotong pembicaraan Asna.
Kiara terlihat begitu menyukai Evano, sehingga dia mengancam Asna agar tidak mendekati Evano.
“Cukup...hentikan...!” Perintah bu guru dengan tegas.
“Asna, jawaban mu benar. Kamu memang murid ibu yang paling spektakuler.
Evano! Tepati janji mu sebagai laki-laki sejati.” Ujar ibu guru seraya menatap Evano.
Bu guru kemudian melanjutkan pelajaran, akan tetapi Evano masih terus-menerus menatap Asna.
“Evano, Keluar dari kelas ibu, sekarang...!” Perintah bu guru kepada Evano.
Akhirnya Evano diusir, karena dianggap menggangu kelas. Dengan santainya Ia keluar dari kelas tanpa beban.
Jam pelajaran kimia selama dua jam lebih, dan cukup membuat siswa kelelahan tapi tidak dengan Asna.
Hanya Asna yang terlihat aktif dan selalu menjawab semua pertanyaan dari gurunya dan sampai akhirnya pelajaran itu telah usai dan hanya menyisahkan PR bagi siswa.
Saatnya istrihat dan seketika itu para siswa langsung berhamburan keluar dari kelas.
“Urusan kita belum selesai.” Ucap Evano.
Asna begitu terkejut ketika Evano mencegatnya saat keluar dari kelas.
“Asna, ayo latihan jangan hanya pacaran aja.” Ucap seorang pak guru.
Pak guru yang mengenakan pakaian training olahraga dan beberapa siswi lainnya yang berada di belakangnya dan Asna langsung menghampirinya dengan setengah setengah berlari.
Sangat jelas terlihat kalau Asna, berusaha menjauhi Evano dan tidak ingin terlibat dengan urusan Evano.
Evano yang masih penasaran dengan kepribadian AsnA dan hanya bisa bengong karena Asna berhasil menghindarinya.
“Perempuan itu ngak pantas untukmu, hanya aku yang pantas untukmu.” Ujar Kiara dengan sinis.
Kiara bersama gengnya menghampiri Evano, tapi ekspresi wajah Evano yang terlihat kesal hanya bisa tersenyum kecut ke gadis modis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments