SATU ( she's mine )

pagi hari di halaman Pulm university, kampus swasta bergengsi yang sangat terkenal mahal dengan fasilitas yang lengkap. Dari namanya saja sudah bisa dibayangkan seberapa luas dan besar bangunan dari kampus tersebut,

Dijalanan kampus ada 2 mobil sport mahal yaitu Lamborghini Aventador berwarna kuning dan Buggati la voiture noire warna hitam mengkilap, kedua mobil itu tengah beradu kecepatan tinggi hingga mencapai halaman parkiran didepan gedung kampus.

secara tiba-tiba mobil hitam itu membanting setir ke kanan, saat ada sebuah mobil Aston Martin DB11 berwarna merah yang menghadang dari arah berlawanan. beruntung mobil hitam itu tidak menabrak tiang disana, namun pemilik mobil itu terpentuk keras ke setir, karna berusaha mengerem. pemilik mobil itupun keluar dengan kesal sambil memegang jidatnya yang memerah, ia adalah seorang pria, dengan memakai kaos berwarna hitam yang ditutup dengan jaket denim merk Balenciaga, dan celana jeans Burberry.

Mobil Lamborghini Aventador itupun ikut berhenti, pemilik mobil itu seorang gadis, ia pun turun dari mobilnya dengan tampilan kemeja putih hermes dengan membiarkan 2 kancing teratas terbuka, bagian depan kemeja dimasukkan kedalam celana hitam polos dengan ikat pinggang yang berlogokan H, gadis itu berlari ke arah pria itu untuk memastikan tidak ada yang terluka. gadis itupun menghampiri sang pria, dan menanyakan kondisinya " Lo gak papa kan? " tanya garis itu dengan nada khawatir.

" gue gak papa lyn " ucap pria itu,

nama dari wanita tadi adalah Chelyn Grahama, putri konglomerat dari pengusaha tekstil, yang memasuki jajaran 30 besar keluarga terkaya, dan pria yang dihampiri tadi bernama Karana Derick, yang merupakan putra dari pemilik DK group internasional yang memiliki posisi jajaran keluarga terkaya yang sama dengan keluarga Chelyn Grahama.

Dari mobil Aston Martin DB11 keluar seorang pria mengenakan kacamata hitam dengan pakaian cassual kaos hitam yang dibalut jacket trucke dengan tulisan merk Louis Vuitton.

" what are you doing bro? " tanya Karan pada orang yang menghalanginya tadi.

" oh my God! Geo, it's so dangerous " ucap Chelyn, mendekat ke arah Geo. Yah, pria yang menghentikan mereka balapan adalah Geodan steeve. anak dari rektor sekaligus pemilik kampus, tidak hanya itu keluarganya adalah pemilik saham terbesar dari perusahaan keluarga Karan.

Sangat mengagumkan Pulm university hanya diisi dengan anak konglomerat.

" i don't care! " ucap Geo datar sambil melepas kacamatanya.

" asal Lo tau ya Ge, kurang dikit lagi gue menang. Karna Lo dan mobil kesayangan Lo itu gue gak jadi dapet apartemennya Chelyn " ucap Karan kesal. bagaimana tidak? Adanya pertandingan antara dirinya dan Chelyn itu karna siapa yang menang akan dapat memiliki apartemen milik yang kalah.

" Lo nyalahin gue? " suara Geo pelan dan datar namun penuh peringatan dan tajam. Karan hanya bisa mendengus, sudah biasa dengan sifat Geo yang tidak pernah mau disalahkan " mana ada seorang Geodan Steve pernah melakukan kesalahan, yang salah itu gue sama mobil gue, kalo aja mobil gue bisa terbang, pasti gue bisa menang "

Chelyn hanya membuang nafas lega karna apartemennya tak jadi diberikan kepada Karan. Diantara apartemen Chelyn dan Karan, milik Chelyn yang paling strategis yang tempatnya berada dipusat kota, untuk masalah kemewahan dua-duanya sama-sama mewah. Geo yang mendapati ekspresi Chelynpun hanya tersenyum miring.

Mereka bertigapun masuk ke dalam mobil masing-masing dan melaju ke area parkiran kampus.

###

" saya sangat berterimakasih pada bapak, karna bapak sudah memberikan saya kesempatan untuk menjadi asisten dosen selama ini " ucap seorang gadis dengan senyum manis dan berkacamata.

Lorenza giana nama dari gadis pemilik senyum manis itu. selama di kampus ia menjadi asisten dosen dari Mr. Lucky karna kepintarannya, dan suatu kebanggaan untuk dirinya juga bisa masuk dan menjadi bagian dari mahasiswa Pulm university dengan beasiswa penuh, sekarang ia sudah memasuki semester akhir dari kuliahnya, ia memutuskan untuk berhenti menjadi asisten dosen karna ia ingin fokus mengerjakan skripsinya, dan memulai bimbingan dari dosen dengan baik. Yah itulah alasannya.

" selama kamu menjadi asisten saya, saya merasa sangat senang dengan adanya kamu membantu saya dalam banyak hal. Karna hanya tinggal beberapa beberapa bulan lagi masa kuliah kamu. Kamu harus fokus! Jangan sampai IPK kamu turun, kamu mahasiswa terbaik disini. Jangan buat saya kecewa. " ucap pak Lucky.

"saya akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak membuat pak Lucky kecewa "

" baiklah! saya suka semangat kamu "

" kalau begitu saya permisi " pak Lucky mengangguk, Loren pun meninggalkan ruangan pak Lucky.

Setelah meninggalkan ruangan pak Lucky, Loren melepas kacamatanya karna ada sedikit buram, ia mencoba meniup lensa kaca. Namun sayangnya kacamata itu jatuh saat seseorang menabrak punggungnya.

" oh, i'm so sorry " ucap seseorang yang menabraknya lalu pergi begitu saja.

Saat Loren hendak mengambil kacamatanya yang terjatuh, sepatu seseorang terlebih dahulu menginjaknya hingga lensanya remuk,

" kacamata gue " pekik Loren

Mendengar pekikan Loren, orang yang menginjak kacamata Loren pun melihat ke arah kacamata yang ia injak, orang itupun lalu menjauhkan kakinya dari kacamata Loren, kemudian memungutnya.

" yah pecah " ucap Loren bersedih hati menatap kacamatanya yang rusak.

" gue ganti " ucap orang itu, Lorenpun menoleh ke sumber suara, ia tertegun menatap wajah Deon dari dekat dengan alis yang tebal, mata tajam, hidung mancung, bibir kecil, rahang yang tegas, benar - benar melihat pahatan yang sempurna, bagaikan ia ditarik untuk masuk ke dalam era zaman dinasti Yunani. Namun tak terlalu lama sebuah jentikan jari menginterupsinya untuk kembali sadar.

" are you okay Loren? " tanya Chelyn, setelah menjentikkan jari kedekat telinga Laura.

" e... I.m okay Chelyn " ucap Laura.

" e... Untuk kacamata ini Lo gak perlu ganti " Loren pada Geo, Geo hanya mengangkat sebelah alisnya. Sebenarnya baru kali ini ia melihat Chelyn tanpa kacamata, jika diperhatikan wajahnya terlihat lebih cantik dan imut, daripada dengan kacamata yang terlihat seperti gadis cupu.

ditatap seperti itu membuat Loren salah tingkah " gue duluan " ucap Loren meninggalkan ketiga orang tadi.

Mereka bertiga menatap punggung kepergian Loren, yang terlihat tergesa-gesa. heran melihat hal seperti itu, karna biasanya setiap gadis di kampus ini yang melihat Geo atau Karan, mereka akan kegatelan, dan berusaha mencari perhatian, namun berbeda dengan Loren, ia pergi begitu saja.

" gue perhatiin tuh si cupu Loren makin cantik aja, apalagi tanpa kacamata kayak tadi " ucap Karan " eh, tapi kok dia masih bisa ngeliat? Bukannya dia minus? " sambung Karan.

" mungkin aja minusnya nggak parah " timpal Chelyn.

" she's mine! " ucap Geo tiba- tiba dan berbalik yang membuat kedua temannya melongo kebingungan.

" kayaknya kita salah denger deh " ucap Chelyn, yang langsung diangguki oleh Karan.

Terpopuler

Comments

Asri Irwansyah

Asri Irwansyah

Kayaknya harus kasih bintang lima deh buat cerita ini!

2023-07-13

1

(^~^)Ara~Ara_sempai

(^~^)Ara~Ara_sempai

Aku geram banget sama si antagonis di cerita ini, tapi itu membuatku ga bisa berhenti baca!

2023-07-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!