Stargate : Universe

Stargate : Universe

TB - 11067

[STARGATE ACTIVATED]

>>>>>>> DESTINATION<<<<<<<<

UNIVERSE TB - 11067 : HETERO FORM.

...****************...

Tiga orang memasuki sebuah portal besar dengan interior berwarna biru berlapis besi dan kaca. Ketiga orang tersebut memejamkan mata mereka, bersiap untuk sebuah 'guncangan' yang akan mereka alami tidak lama lagi.

Dengarkan ini, Silvia. Proses transfer seseorang ke dunia lain akan sangat menyakitkan, dan menyiksa...... Apalagi dengan menggunakan Stargate. Apakah kamu siap ?

Tentu saja wanita itu menjawabnya dalam hati dengan satu kata, 'siap'. Lagipula ini semua ia lakukan untuk kelangsungan hidup umat manusia.

Ini adalah tahun 2100, awal dari jatuhnya era emas bagi umat manusia. Semua hal yang dapat dibanggakan oleh manusia di masa lampau, kini telah menghilang. Gedung-gedung pencakar langit telah habis tak tersisa, dan rumah-rumah warga yang mewah sudah tidak dapat dibedakan lagi dengan tanah. Sementara umat manusia dijatuhkan hingga ke ujung neraka, makhluk-makhluk yang muncul dari event 'Emergance' mulai bangkit dan menghancurkan dunia secara membabi buta, seolah sedang mengatakan bahwa merekalah penguasa yang baru dari planet ini. Anomali, adalah sebutan bagi mereka yang menghancurkan dunia.

Hanya berselang beberapa menit saja, turbulensi yang pertama dimulai. Masih tidak ada hal yang membuat ketiga orang tersebut kesakitan. Hanya ada guncangan yang hebat saja, dan sedikit membuat mereka agak mual.

Di belakang mereka, para ilmuwan dan operator sedang mengutak-atik komputer Stargate, dan salah satu dari mereka yang sedang berdiri di tengah-tengah membuka mulutnya.

“Silvia ! Peluncuran tahap kedua akan segera dimulai. Sebaiknya mulai bersiaplah !”

Silvia dan dua orang yang lainnya tidak menjawab. Namun setidaknya, orang tersebut mendapat sebuah jawaban dari Silvia yang sekilas terlihat sedang mengangguk, walaupun agak tidak jelas karena ia melihatnya dari belakang.

Tahap kedua dimulai. Ketiga orang tersebut mulai merasakan kulit mereka yang memanas secara perlahan, seolah-olah sedang dipanggang hidup-hidup. Silvia menutup matanya rapat-rapat, masih berusaha untuk tidak meringis kesakitan seperti gadis yang ada di samping kanannya. Tanpa sadar, tangan dari gadis itu menggenggam tangan Silvia, semakin lama semakin erat.

Vita, kamu yakin mau ikut bersamaku ? Alat itu katanya begitu menyeramkan.

Tentu saja ! Lagipula aku sudah selalu bersama denganmu dan Exceels juga, jadi aku tidak akan tidak ikut sekarang. Kita bertiga akan selalu bersama !!

Sigh..... Baiklah.

Vita jatuh berlutut karena rasa sakit yang luar biasa menyerangnya. Kulitnya memerah, bahkan hampir terkelupas. Tidak ada menyadarinya, atau mungkin tidak ada yang memperdulikannya. Ini sudah hampir mendekati tahap ketiga, jadi akan sangat disayangkan kalau proses saat ini dihentikan begitu saja.

TAHAP KETIGA DIMULAI.

Tubuh ketiga orang tersebut mulai memancarkan cahaya biru, seolah mereka sama seperti kunang-kunang yang memancarkan cahaya dari tubuhnya di tengah kegelapan malam. Itu bukanlah sesuatu yang indah untuk dilihat. Itu sebuah kesengsaraan bagi mereka yang mengalaminya dan para operator yang melihat mereka dari kejauhan di balik komputer-komputer kompleks yang sama bekerja kerasnya dengan mereka saat ini.

Kulit Silvia, Vita, dan Exceels, mulai terintegrasi ke dalam bentuk kubus-kubus kecil berwarna biru. Ini adalah saat dimana tubuh manusia akan diubah menjadi atom atom kecil, dipisahkan dari wujud asli mereka. Bukan manusia sebenarnya, melainkan mechanoid. Namun, baik itu manusia ataupun mechanoid, keduanya tetap memiliki indera perasa, yang membuat mereka dapat merasakan rasa sakit. Mematikan sistem reseptor saat ini adalah hal yang sangat tidak bijak, karena itu hanya akan melipatgandakan kinerja sistem yang lainnya dan akan membuat mereka mengalami over heat, dan setelah itu akan ada kemungkinan bahwa mereka akan meledak, tepat di dalam Stargate. Hal itu akan memberikan kerusakan yang sangat besar pada Stargate pastinya, dan satu-satunya harapan umat manusia akan lenyap begitu saja.

TAHAP KEEMPAT DIMULAI.

Proses integrasi mulai lebih menyakitkan. Di saat tubuh bagian bawah mereka mulai menghilang, di situlah mimpi buruk ketiganya dimulai. Mulut Silvia yang awalnya terbungkam, kini ia buka lebar-lebar karena tidak dapat menahan rasa sakit yang berlebihan dalam sistem reseptor miliknya. Vita pun juga mengalami hal yang sama, namun sepertinya itu tidak berlaku bagi Exceels, yang masih tenang-tenang saja selama ini. Persetan dengan sebuah quotes lama di jaman emas dulu. Rasa sakit adalah bukti bahwa manusia masih hidup. Ia sudah mematikan reseptor nya sejak lama.

Exceels membuka matanya secara perlahan, kemudian menoleh ke arah Silvia yang sedang kesakitan. Tanpa sadar menggenggam tangan Vita dengan sangat keras.

Kalau begini caranya, bisa-bisa tangan Vita hancur sebelum tiba saatnya. Begitulah yang dipikirkan oleh Exceels.

Exceels merangkul kepala Silvia, dan secara lembut mulai menyandarkan kepala Silvia ke bahunya. Anehnya, Silvia seketika merasakan kehangatan di saat kepalanya itu menyentuh bahu Exceels. Rasa sakit dari integrasi yang mulai melahap tubuhnya secara perlahan namun juga cepat di saat yang bersamaan, sudah tidak terasa lagi. Ia seperti mendapatkan tempat peristirahatan yang tepat, dimana seluruh rasa sakit yang dideritanya terangkat begitu saja. Benar juga, ia sudah melakukan hal yang sama berkali-kali dengan Exceels, dan semuanya itu ia lakukan saat merasakan hal yang sama, kesakitan dan tersiksa. Exceels menyadari bahwa tahap kelima akan segera dimulai, saat setengah dari tubuh Vita mulai menghilang dan tidak dapat terlihat lagi dari matanya. Setelah ini, hanya takdir yang dapat memutuskan apakah mereka akan kembali dengan selamat dan sampai di tempat tujuan, atau menghilang untuk selamanya di tengah-tengah perjalanan. Yang hanya bisa mereka lakukan, adalah berdoa dan berharap saja.

Kita bisa melewati ini...... Silvia..... Vita......

Tahap kelima pun dimulai, dan ketiganya, sudah tidak dapat ditemukan lagi. Menghilang, bagaikan telah bercampur dengan debu.

“Profesor Tamashi, apakah mereka akan sampai di dunia lain tersebut ?” tanya seorang operator yang masih duduk di tempatnya. Operator yang lainnya pun juga begitu, merasakan rasa penasaran bercampur dengan kekhawatiran dengan apa yang akan dialami oleh ketiganya setelah ini. Tamashi pun juga sama dengan mereka juga. Walaupun hanya dalam diam, sebenarnya, jantungnya itu sudah berdetak dengan sangat cepat, sampai-sampai terasa seperti ia telah melewatkan beberapa detakan dalam satu detik. Ia bergumam.

“Setidaknya mereka berkorban.... Untuk umat manusia.”

...****************...

TB - 11067, waktu tidak diketahui.

Silvia membuka matanya secara perlahan, hanya untuk mendapati bahwa proses pengembalian integrasi atom tersebut tidak berjalan dengan lancar dan semestinya pada dirinya. Bukan hanya dia saja, namun Vita dan Exceels juga. Vita yang paling parah di sini, karena kedua kakinya tidak kembali sama sekali. Itu terpisah dan terdampar jauh di depan sana.

“Vita.... Bertahanlah....”

Silvia bangkit berdiri di tengah-tengah gurun gersang dengan pasir berwarna merah gelap, seluruhnya begitu. Tubuhnya terasa sangat ringan. Tentu saja karena setengah dari tubuh bagian kanannya berlubang, tidak kembali-kembali juga dari konversi materi atom.

“Sialan.... Aku tidak bertarung kalau begini caranya.”

Di tengah gurun gersang yang sangat luas ini, mereka bertiga hanya terlihat seperti tiga ekor semut saja yang berada di atas secuil daun, terombang-ambing oleh riak air yang keras. Hanya ada suara nafas kelelahan dari Vita yang terdengar, diikuti oleh suara magazine pistol yang dimasukkan kedalam ke dalam grip, mengisi peluru dari pistol tersebut.

“Aku sudah siap. Kamu berjalanlah di belakang ku.”

Exceels berhenti di samping kanan Silvia, dengan tubuhnya yang tidak berbentuk seperti manusia lagi. Mata Vita telah bercampur di wajah Exceels, membuatnya kini memiliki tiga mata di satu wajah. Terlihat seperti monster cthulhu bagi Silvia. Bukan hanya itu saja, karena Silvia juga mendapati tangan kanan dengan armor cybernetic putih tergantung di bagian belakang kanan punggung Exceels, terlihat sangat familiar di matanya.

“Itu tangan kananku, brengsek.”

Exceels menghela nafasnya di tengah-tengah kalimat yang diucapkan oleh Silvia, seolah tidak menghiraukannya sama sekali.

“Tidak ada waktu untuk bercanda di saat seperti ini, Silvia. Estimasi waktu kita untuk bertahan hidup di dunia baru ini hanyalah tiga jam dua puluh menit dan lima detik saja, belum ditambah dengan keadaan kita yang sangat kacau seperti sekarang.”

“Cih, itu terlalu spesifik untuk dijelaskan, tahu. Omong-omong, bagaimana dengan Vita ?”

Exceels tidak dapat mengatakan yang sejujurnya. Namun, ini adalah kenyataannya, bahwa Vita tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Ia diam sejenak, membiarkan keheningan mengambil alih untuk sementara waktu.

“Lima belas menit dan dua lima detik, sebelum tubuhnya kembali menghilang menjadi atom dan kesadarannya tidak dapat dipulihkan kembali.”

“Maafkan aku, teman-teman......”

Hembusan angin menerpa mereka, hampir membuat Silvia terjatuh ke tanah dalam amukan angin yang sepoi-sepoi itu. Sulit untuk dibayangkan, betapa ringannya ia sekarang. Seperti yang dikatakan oleh Exceels, bahwa Vita akan menghilang tidak lama lagi. Vita mulai kehilangan tubuh bagian bawahnya secara perlahan, dan ia masih saja tersenyum kecil ke arah mereka berdua.

“Apa yang bisa kita lakukan dalam waktu tiga jam itu ?”

“Berkeliling, dan mencari kematian yang tidak menyakitkan.”

“(Sigh)..... Baiklah.”

Silvia menekan tombol alat komunikasi yang terpasang di telinga kanannya, yang masih tersisa tiga per empat dari ukuran aslinya. Entah itu masih bekerja apa tidak, yang penting ia melakukan apa yang dikatakan oleh Tamashi kepadanya waktu itu.

Rekam semuanya, apapun itu, yang kamu temui di sana. Tidak peduli apakah itu berbahaya bagi manusia atau tidak, semuanya itu akan berharga bagi penelitian.

“Ini adalah Silvia, kapten dari Black Hawk. Merekam dunia TB - 11067, dimulai.”

Vita ditinggalkan di posisi awalnya, dan mereka pun mulai berjalan di tengah gurun yang bagaikan gerbang neraka yang menganga, sedang menunggu jiwa yang tersesat berjalan masuk dan membiarkan diri mereka dilahap olehnya.

Tiga menit perjalanan, dan kini mereka sedang berjalan di antara tebing curam dengan batu-batuan berwarna merah menyala, seakan terbakar dari dalam. Bahkan di saat tidak ada harapan lagi bagi dirinya untuk dapat bertarung seperti biasa, Silvia masih memegangi grip dari pedangnya yang beristirahat di dalam sarung pedangnya, siap untuk menebas apapun saat dikeluarkan. Punggung lengan kanan Silvia menghilang sebagian, membuat dirinya menyadari sesuatu yang buruk akan segera menimpanya.

“Exceels, aku akan segera hancur juga. Mungkin tidak akan lama lagi.”

“Mulai re-boot kesadaran mu sekarang, karena itu akan memakan waktu yang cukup lama.”

“Dimengerti.”

Silvia segera melakukan apa yang dikatakan oleh Exceels, menyalakan sistem re-boot dalam diam. Suara mesin yang melengking keras sudah tidak dapat dihindari lagi untuk tidak terdengar olehnya. Beberapa percikan api menyambar dari dalam punggungnya. Silvia tidak panik sama sekali, karena itu adalah hal yang lumrah terjadi, jika keadaannya sedang sangat rusak seperti sekarang. Entah apakah Vita juga melakukan hal yang sama, namun jika itu memang terjadi demikian, mereka pasti memiliki perasaan yang sama, yaitu...... Siap mati dengan sebuah ledakan.

Mereka masih melanjutkan perjalanan. Suara lengkingan dari mesin-mesin di dalam tubuh Silvia masih menghantui telinga Exceels, namun ia tidak menutup telinganya sama sekali. Ia masih tenang-tenang saja bersama dengan Silvia, yang sebentar lagi akan menyambut kematiannya dengan ikhlas dan lapang dada. Setidaknya, itu sebelum mereka berdua melihat penampakan yang sama...... Sebuah awan badai dengan tinggi sekitar 15 meter. Perjalanan masih berlangsung selama 5 menit, entah apa yang terjadi pada Vita, namun itu masih sangat jauh dari estimasi kelangsungan hidup mereka di dalam dunia ini yang sekitar tiga jam. Masih sangat jauh. Mereka menghentikan langkah mereka secara spontan, dan langsung mencari tempat persembunyian di sekitar.

“Sialan, tidak ada apa-apa di sini.” gumam Silvia yang melihat ke sekelilingnya.

Langkah kaki terdengar dari kejauhan, seperti sebuah ribuan pasukan sedang berlari menghadang musuh mereka di tengah-tengah medan perang. Exceels menodongkan pistolnya, dan Silvia bersiap dengan kuda-kudanya. Exceels menarik safety pin dari pistol energinya itu, dan mulai mengarahkan pistolnya ke kanan dan ke kiri. Matanya begitu awas, terhadap apapun yang akan menyerang mereka berdua dari sana.

“Silvia, aku akan mengulur waktu untukmu, apapun itu yang ada di sana. Pergi dari sini dan selesaikan reboot milik mu.”

“Bagaimana dengan mu ?”

“Percayalah, re-boot ku akan jauh lebih cepat daripada kamu. Pergilah dari sini, sekarang !!”

Silvia segera mengakhiri kuda-kudanya, dan ia menatap wajah Exceels untuk yang terakhir kalinya dalam kesedihan yang mendalam. Tapi ia tidak perlu merasa kalau ia tidak akan pernah bertemu dengan Exceels lagi untuk selamanya. Jika Exceels dan Vita berhasil melakukan re-boot dan transfer kesadaran mereka di waktu yang tepat, juga dengan dirinya, mereka pasti akan bertemu lagi di dunia yang sama, walaupun dengan tubuh yang berbeda.

“Selamat tinggal, Exceels. Semoga kita bisa bertemu lagi, dengan frame yang berbeda.”

“Itu sudah pasti. Cepatlah !!”

Terima kasih, Exceels.

Beberapa saat kemudian, di dalam sebuah gua batu.

Log pertama, TB 11067, dari Kapten Silvia Redwood.

TB - 11067, sebuah dunia yang sepertinya hanya penuh dengan gurun gersang, dan pasirnya berwarna merah, sangat merah. Kami hanya berkeliling di dunia ini selama lima menit saja, dan tidak ada hal yang sepertinya tidak terlalu berguna. Exceels mengorbankan dirinya untuk mengulur waktu bagiku, entah apa yang dia alami sekarang ini. Vita juga meninggal, bahkan sebelum penjelajahan dimulai. Tubuhnya tidak kembali secara normal, dan ia tidak dapat berjalan karena kedua kakinya tidak ada. Seharusnya, ia sudah melakukan transfer kesadaran saat ini dan tubuhnya sudah menghilang menjadi atom sekarang.

Planet ini..... Atau dunia ? Aku tidak tahu. Yang pasti, ada makhluk yang tinggal di dalamnya...... Dan mereka sangat buas.

Itu saja dari ku. Akhiri log rekaman.

...****************...

Bulwark, tempat terakhir pertahanan manusia.

“Einsteina, apa yang terjadi dengan mereka ?”

“Santai saja Tamashi. Kesadaran mereka sudah ada di frame yang baru. Sebentar lagi, mungkin kamu sudah bisa bertemu dengan murid kesayanganmu dengan tubuh mereka yang berbeda.”

“(Sigh)..... Jadi begitu.”

Kekhawatiran Tamashi menghilang begitu saja, dan ia langsung meninggalkan ilmuwan wanita yang berambut merah api itu dengan senyum kecil. Tiba-tiba saja, pintu otomatis di sampingnya terbuka, dan seorang wanita berambut pirang lurus ada di balik pintu tersebut. Walaupun tidak berteriak sekencang-kencangnya, ia masih terkejut dalam hatinya.

“Aku tidak mengenalmu. Siapa kau ?”

“Aku ?...... Sepertinya, namaku Silvia ?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!