Bertengkar

Terus menerus mencoba hal yang menurut kita baik. Namun ternyata, itu menyakiti hati kita masing-masing.

...

"Gagal?!" Sean membulatkan matanya sempurna. Rencana yang ia buat matang-matang gagal begitu saja karena kebodohan Ellan.

"Maaf. Aku terlalu emosi karena orang-orang melihat bahunya terekspos. Lagipula kenapa pakaian yang kau berikan ketat sekali?" sela Ellan tak terima.

Brakk!

Sana melangkahkan kakinya dengan cepat memasuki ruangan Ellan. Setelah membanting pintu ia berjalan santai mendekati mejanya Ellan.

"Hei nona, kau bisa merusak pintunya tahu!" tukas Sean.

"Diam! Ini tidak ada urusannya denganmu," balas Sana memperingati.

Sean membuka mulutnya lebar. Ia yakin ini wanita yang kemarin ditabraknya dengan tidak sengaja. Tapi kenapa sifatnya drastis berbeda sekali?

"Pria bodoh!" tukas Sana menatap kesal Ellan.

"Lan, siapa dia?" Sean membisikkannya tepat di telinga Ellan. Ellan tidak menjawab, ia hanya mengodekan Sean untuk tidak ikut campur.

Ellan mulai angkat bicara. "Aku rasa kedatanganmu bukan karena suruhan dari direktur Jepang."

"Aku kemari sebagai sahabat Kaila. Bukan sebagai anak direktur," sela Sana.

Mendengar nama 'Kaila', Ellan jadi mengingat kembali kalau gadis itu tidak pulang semalam.

"Apa Kaila bersamamu?" tanya Ellan khawatir. Sana bisa melihat ketulusan itu dari mata Ellan.

"Nggak, Kaila di kantornya seharian."

Ellan menundukkan kepalanya ia merasa sangat merindukan Kaila saat ini.

"Yak Ellan! Kau adalah pria paling bodoh yang pernah aku lihat sejauh ini. Aku tahu kau masih menyukai Kaila, tapi kenapa kau selalu cuek padanya?"

"Aku nggak cuek dengannya. Aku hanya ngerasa gugup setiap kami berdekatan," ungkap Ellan.

"Tapi kau menyakiti hatinya. Kaila selalu memulai sesuatu yang terbaik untuk kalian berdua, tapi kau selalu mengecewakannya!"

"Jadi aku harus gimana, San. Gimana supaya hubungan kami baik-baik aja?"

"Kalian pria dan wanita yang sama-sama sudah dewasa. Harusnya kalian saling jujur mengungkapkan perasaan yang kalian rasakan."

"Tapi aku takut kalau itu nyakitin hati Kaila lagi."

"Semua itu tergantung denganmu, Lan," balas sana.

Setelah berhasil mengatakan kata-kata bijaknya, Sana baru menyadari kalau pria yang disentaknya tadi adalah pria yang ia tabrak saat di kantor Kaila.

"Maafkan aku," ucap Sana sembari menundukkan kepalanya. Sean menggelengkan kepalanya cepat. "Gapapa kok. Btw, kamu keren banget."

Sana menaikkan sebelah alisnya. "Ha?!"

...

22.00

Mengingat Kaila tidak ada di rumah, Ellan jadi ingin lembur saja tetap di kantornya seharian. Namun entah mengapa, Ellan merasa Kaila sedang di rumah. Ia pun menelepon Kaila untuk memastikan. Satu dua kali panggilan itu tidak diangkat. Namun, yang ketiga kalinya Kaila mengangkat panggilan Ellan.

"Kamu masih di kantor, kalau masih di kantor biar aku jemput," ujar Ellan.

"Di rumah," jawab Kaila singkat.

"Oh oke."

Ellan melompat-lompat kesenangan. Dengan perasaan gembira, pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan lumayan tinggi.

Sesampainya di rumah, Ellan berjalan cepat menyusuri setiap ruangan. Hingga akhirnya ia menemukan Kaila di dapur. Gadis itu sedang mencuci piring yang bertumpuk akibat ulah Ellan semalam bersama Sean.

"Kaila," panggil Ellan. Sang empunya pun menoleh sekilas ke belakang tanpa menggubris.

"Kamu masih marah samaku?" Ellan melangkah semakin dekat. Kaila mematikan keran air kemudian menoleh ke arah Ellan.

"Menurutmu?" tanya Kaila sinis.

"Maafkan aku."

"Ellan, apa kata maaf bagimu bisa menyelesaikan semuanya?"

"Jadi kamu mau aku gimana?"

"Aku mau hubungan kita sampai sini aja."

Ini sudah yang kedua kalinya Ellan mendengarnya. Dan kali ini Ellan benar-benar tidak suka Kaila mengatakan hal itu di depannya.

"Kenapa kau selalu minta hubungan kita berakhir... Sedangkan aku selalu ingin mempertahankannya!"

"Aku juga ingin mempertahankan hubungan kita..., Tapi Lan, kamu nggak pernah ada untuk aku. Pekerjaanmu itu lebih utama dari segalanya."

"La... Apa kau pernah berpikir kalau kau bukanlah istri yang sempurna? Waktumu juga kau habiskan untuk bekerja, kamu nggak pernah memasak untukku bahkan melayaniku dengan baik!"

"Kau pikir aku menghabiskan waktu bekerja untuk bertele-tele? Aku hanya ingin menolong orang-orang yang berada di pihak yang benar. Dan satu lagi. Apa kau pernah memperlihatkan senyum di wajahmu layaknya kau tersenyum dengan orang-orang? nggak pernah Lan!"

"Oke kalau itu mau mu! Aku akan mengurus perceraian kita secepatnya."

Dengan mata yang memerah serta rasa penuh kecewa, Ellan berbalik meninggalkan Kaila yang berusaha menahan tangisnya.

Tanpa mereka sadari, perceraian ini hanya akan membawa penyesalan, karena mereka masih sangat mencintai satu sama lain.

                       ...

Kembali ke tempat pekerjaan masing-masing. Ellan dan Kaila menceritakan apa yang terjadi semalam dengan teman baik mereka.

Sana menggelengkan kepalanya, ini mengapa ia trauma untuk menikah. Melihat  kehidupan temannya ini, Sana sadar bahwa berumah tangga bukanlah sesuatu yang mudah.

"Jadi... Kau akan segera mengurus perceraian itu?" tanya Sean yang diberikan anggukan dari Ellan.

Kalau dipikir-pikir Sean dan Sana menyaksikan Ellan saat melamar Kaila waktu di kampus dulu...

4 tahun yang lalu

Kaila sudah hampir mencapai kelulusan dengan semesternya sekarang. Ia mulai berpikir untuk mencari pekerjaan setelah ia tamat nanti.

Tepat di hari itu, ia bertemu dengan Ellan pertama kalinya di lapangan kampus bersama teman-temannya.

Sana menyenggol lengan Kaila dengan mata menatap lurus. "Eh liat deh La, itu presiden kampus kita bukan? Kayaknya dia mau ketemu kamu deh."

"Nggak usah kepedean deh, San. Bisa aja orang yang belakang kita," terka Kaila.

Sana menggelengkan kepalanya "Tapi kali ini kayaknya engga deh."

Dan benar saja, Ellan selaku presiden kampus berhenti tepat di depan dua orang gadis cantik itu.

Tidak hanya sendiri, pria itu membawa dua orang temannya di belakang. Kaila dan Sana menundukkan kepalanya sebentar tanda hormat dengan senior mereka.

"Cepat dong Lan," ucap salah satu teman Ellan dari belakang. Satunya lagi adalah Sean.

"Kamu kenal saya?" tanya Ellan menatap Kaila. Namun malah Sana yang menjawab cepat, "Kenal!"

Kaila menganggukkan kepalanya, "Kenal."

"Kalau begitu saya perkenalkan diri sekali lagi mana tahu kamu belum kenal saya sepenuhnya."

"Saya Ellan Arya Wijaya, senior kamu di kampus ini. Maaf ini mungkin pertama kali kita bertemu, tapi saya kemari datang untuk...,"

"Jadiin pacar?" potong Sana yang membuat Ellan terhenti berbicara. Namun Sean langsung melempar tatapan tajamnya.

"Hei kau. Bisa diam dulu? Ellan mau bicara."

Sana membuang wajahnya "Ck! Dia sih kelamaan. Macam interview aja."

Ellan kembali fokus pada Kaila. Pria itu tampak gugup dan suara jantungnya mungkin terdengar jelas.

"Kaila. Sejak awal kamu masuk kampus ini, saya tertarik dengan kamu. Kamu mau gak jadi pendamping hidup saya?"

HA?

TBC

Terpopuler

Comments

aprillia97

aprillia97

semangat up Thor 💪😍

2023-07-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!