Konflik Hubungan

|•||𝕋𝕤𝕦𝕟𝕕𝕖𝕣𝕖||•|

Lagi-lagi Kaila tersenyum sebagai balasan. Wajahnya yang sangat cantik membuat pengacara Zyan semakin tertarik untuk mendekati gadis yang berstatus jaksa itu.

"Jangan tersenyum seperti itu. Nanti saya benar-benar jatuh cinta dengan anda..."

"Sayang sekali, tapi dia sudah punya suami," ucap seorang pria melangkah masuk ke dalam ruangan Kaila.

Pengacara Zyan maupun Kaila sama-sama terkejut akan kehadiran pria ini secara tiba-tiba di depan mereka.

"Apa itu suami anda?" Zyan melirik Kaila untuk memastikan. Namun dengan cepat pria itu menengahi percakapan.

"Lebih tepatnya saya bos..., Eh terbalik. Bos saya adalah suaminya Kaila," jawab Sean.

Kaila menyetujui ucapan Sean dengan menatap serius wajah Zyan. Kemudian matanya beralih menatap Sean. "Ellan menyuruh kamu kemari?"

Sean mengangguk mantap. "Bisa kita keluar sebentar?" ucapnya sembari melirik Zyan seakan berkata ada orang lain yang akan mendengarnya.

"Tidak usah. Biar saya saja yang keluar," ujar Zyan. Pria itu membungkukkan sedikit tubuhnya untuk berpamitan pada Kaila.

"Pengacara Zi!" panggil Kaila. Yang dipanggil pun menoleh. "Terimakasih," sambungnya.

Zyan tersenyum kemudian melambaikan tangannya sebagai ucapan selamat tinggal. Setelah hanya tersisa mereka berdua di ruangan tersebut, Sean mulai menyodorkan beberapa makanan yang ia bawa.

"Apa ini?"

"Ellan yang memberikannya. Dia bilang kamu pasti belum makan saat sedang bekerja."

"Ellan mengatakan itu?" tanya Kaila berusaha memastikan. Sean menganggukkan kepalanya. "Dia selalu memperhatikanmu."

Ellan selalu memperhatikanku. Tapi kapan, bukannya dia selalu sibuk dengan pekerjaannya?

"Ellan juga bilang, kalau dia akan mengajakmu makan malam hari ini."

"Baiklah akan kuusahakan."

"Dia mau kau memakai ini," Sean menyodorkan sebuah tas berisikan baju serta perhiasan.

Ekspresi Kaila yang tadinya tersenyum kini berubah menjadi orang yang kebingungan. Pasalnya Ellan tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Apa mungkin ini hanyalah akal-akalan Sean?

"Tunggu dulu..., Ini idemu bukan?" Kaila menatap lekat bola mata Sean. Pria itu tampak gugup seketika melihat Kaila dari dekat dengan tatapan yang dalam.

Sean mengusap wajahnya. "Ya ampun apa yang kupikirkan!" ucapnya dalam hati.

"Kau harus tahu kalau Ellan sangat menyukaimu. Kalau begitu aku pergi dulu... Bye!"

Kaila ingin berterimakasih tadinya, tapi Sean sudah berlari kencang dan menutup pintu. Pria bergigi kelinci itu sangat panik hingga tak sadar kalau dirinya menabrak seseorang dari belakang.

"Sialaaan, hei bodoh. Pakai matamu!" sentak Sana tak terima. Sean belum bisa bicara ia harus menetralkan nafasnya terlebih dahulu.

Setelah lebih tenang, Sean membuka suaranya. "Maaf saya terburu-buru."

Bahu lebar, tubuh yang berisi tidak kurus tidak gemuk, gagah, dan jangan lupakan wajahnya yang tampan.

"Tidak apa-apa. Mungkin lain kali anda bisa lebih hati-hati," jawab Sana.

"Terimakasih."

Sean kembali berlari ke dalam mobilnya. "Apa tidak apa jika ia berbohong tentang ini? Tapikan Ellan pria dingin yang tidak bisa romantis," pikirnya.

                         •||𝕋𝕤𝕦𝕟𝕕𝕖𝕣𝕖||•|

"Kau lakuin itu, serius?!"

Ellan berdiri dari kursi dan mengacak-acak rambutnya. "Sean, kamu kebangetan! Kamu tahukan kalau aku harus lembur hari ini?"

Sean menepuk bahu teman sekaligus bosnya itu. "Bro, kalau kau masih mau sama Kaila. Kau harus ngelakuin itu."

Kemudian Sean mendekatkan mulutnya ke telinga Ellan. "Kaila digoda dengan pengacara tadi. Hati-hati, mungkin aja dia akan diambil orang darimu.

Ellan mendorong Sean lumayan kuat. "Gila!" ia melangkah meninggalkan ruangannya dan menutup pintu kuat.

"Semangat berjuang!" teriak Sean melambaikan tangannya.

Ellan menghela nafasnya. Ia harus memperbaiki hubunganya dengan Kaila sebelum hubungan mereka berakhir.

Tapi, jika mereka makan bersama yang terjadi hanyalah berdiam diri saja. Tidak ada satupun dari mereka yang mampu mencari topik percakapan.

Sekarang dengan pekerjaan yang menumpuk, Ellan harus berpikir untuk mencari topik pembahasan hari ini. Karena tidak mungkin Kaila yang memulainya.

Sean sangat mengesalkan.

Setelah terus memaki Sean, tidak lama kemudian pria itu mengirimi pesan untuknya.

Sean

Aku akan menggantikanmu hari ini jadi pikirkan saja kencanmu. Oh iya satu lagi, aku membelikanmu baju untuk berpergian nanti. Itu aku beli dengan gajiku. Jadi jangan lupa untuk menggantinya dua kali lipat ya. Semoga berhasil!

"Huft, dia selalu brengsek dan baik disaat bersamaan. Jadi ragu untuk memecatnya."

Enam jam telah berlalu. Kaila telah menyisihkan waktunya untuk makan malam bersama Ellan. Ia juga memakai baju yang diberikan Sean untuknya. Meskipun Kaila berpikir kalau baju itu dari Ellan.

Sana menutup mulutnya tak percaya. "Kaila, kau kau cantik sekali!" terkesan melihat Kaila sudah biasa, tapi kali ini Kaila sangat berbeda memakai pakaian seksi yang tidak sesuai dengan kepribadiannya.

"Apa kau nggak berpikir pakaian ini terlalu terbuka?" tanya Kaila sembari menutupi bahunya yang tampak terbuka.

Sana menggeleng, "Nggak. Kau cantik seperti itu," Sana melangkahkan kakinya mendekati Kaila dan memasangkan anting-anting yang dibeli Sean untuk Kaila.

"Lagipula yang melihatmu hanya Ellan saja bukan?" sambungnya setelah memasangkan anting-anting yang panjang tersebut ke telinga Kaila.

"Baiklah, tuan putrinya sudah siap. Tinggal pangerannya yang belum muncul."

Sana membuka jendela ruangan Kaila. Ia kemudian tersenyum. "Sepertinya pangeran sudah menunggu tuan putri sedari tadi."

"Jangan ngomong gitu san, aku malu."

"Yaudah cepat turun!"

Kaila melangkah menuruni tangga terakhir dari gedung. Benar. Jika Kaila adalah putrinya maka Ellan adalah pangerannya.

Semakin melihat Ellan, semakin Kaila merasa ia tak pantas untuk bersama Ellan. Bagi Kaila, pria itu terlalu sempurna untuknya.

Namun Ellan berpikir sebaliknya tatkala melihat Kaila menuruni tangga. Bagaimana mengungkapkannya, dia lebih dari sekedar cantik bagi Ellan.

Ellan memasukkan tangannya ke saku celana. Merasa gugup karena Kaila menghampirinya. Karena Kaila merasa pakaiannya pemberian dari Ellan, ia mulai memberanikan diri untuk berbicara duluan.

"Kau sangat rapi hari ini. Hmm bagaimana dengan ba-juku?" sedikit gugup, tapi Kaila tetap melangsungkan ucapannya.

Cantik. Sangat cantik.

Ellan ragu dan malu mengucapkan itu di tengah jalan. Ia melihat pria yang lewat dari samping maupun depan mereka memperhatikan tubuh Kaila yang indah.

"Kau... Pakaianmu terlalu terbuka," ceplos Ellan.

Kaila tersenyum kecut. Ternyata benar, baju ini bukanlah dari Ellan. Harusnya Ellan tidak mungkin mengatakan seperti itu jika pakaian yang dikenakan Kaila adalah darinya.

"Kau benar. Kalau begitu aku ganti baju dulu."

"Jangan! Masuk saja ke mobil. Kita harus segera pergi..."

Sana menepuk dahinya. Ternyata ini akhir dari pangeran dan tuan putri. Mereka mempunyai kepribadian yang sama dan siapa sangka ternyata persamaan membuat mereka jauh.

"Apa tidak bisa satu hari saja kita berbicara dengan nyaman. Aku terlalu lelah dengan hubungan kita, Lan. Apa cuman aku yang mau perbaiki hubungan ini?"

"Kaila bukan begitu..., Aku cuman--"

"Huh, kita bicarakan lain kali saja."

Kaila pergi meninggalkan Ellan yang terbungkam. Bagaimana mungkin ia menghancurkan semua rencana Sean untuknya?

Sayang sekali... Cerita pangeran Ellan dan putri Kaila sad ending.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!