...📌 Jangan lupa ramaikan part ini ya!...
...Happy reading...
...****...
Arsenio memeriksa data pegawai hotelnya yang ia minta pada Karina. Arsenio selalu merasa puas dengan cara kerja sepupunya tersebut, pantas saja Karina diincar dengan seorang penguasa seperti dirinya juga. Tetapi wanita itu terlihat cuek. Arsenio tak tahu penyebab Kirana selalu menolak pria itu tetapi pria tersebut selalu mencoba mendekati Kirana walau selalu mendapatkan tatapan tajam dan ucapan ketus dari seorang Kirana yang terkenal gadis yang sangat galak terhadap pria. Arsenio tak tahu masa lalu sepupunya yang jelas melihat ekspresi sepupunya Arsenio yakin ada sesuatu di masa lalu yang membuat Kirana seperti ini terhadap seorang pria.
"Aileen Bela Cempaka," gumam Arsenio dengan pelan.
"Nama yang cantik," gumam Arsenio menatap foto Aileen.
"Kirana!" panggil Arsenio dengan tegas.
"Iya, Tuan!"
"Besok panggil pegawai hotel bernama Aileen Bela Cempaka untuk menemui saya di kamar saya! Jam 2 siang Aileen sudah berada di kamar saya!" ujar Arsenio yang membuat Kirana mendelik.
"Oo ayolah Kak Arsenio. Sudahi semua ini! Jangan mempermainkan hati wanita lagi bahkan mempermainkan tubuh mereka seperti kamu memakan permen," keluh Karina.
"Saat ini kita sedang bekerja dan kamu adalah sekretarisku jadi kamu tak boleh membantah perintahku sama sekali," sahut Arsenio dengan tajam.
"T-tapi, Kak..."
"Cukup Kirana! Tolong profesional!" ucap Arsenio dengan tajam.
"Aku mengenal Aileen walau kami baru beberapa kali bertemu tapi dia adalah orang yang baik. Jangan mempermainkan dia, Kak. Kehidupannya sudah sangat menderita! Atau jangan-jangan semalam Kakak melakukan sesuatu kepadanya?" ucap Kirana dengan memicingkan matanya menatap ke arah Arsenio yang terlihat terkekeh sinis.
"Siapa yang bisa menolak pesona seorang Arsenio Bagas Dharmendra? Tidak ada, Karina! Termasuk kau dan wanita itu," ucap Arsenio dengan tajam.
Plak...
Tanpa diduga oleh Arsenio, Kirana menampar pipinya dengan keras. Mata gadis itu berkaca-kaca.
"Seujung kuku pun aku tak pernah menginginkan tubuhmu! Ternyata benar semua pria itu brengsek!" ujar Kirana dengan menggebu.
Arsenio mengusap pipinya dengan wajah yang amat tajam menatap Kirana. "Begitu saja sudah marah!" ejek Arsenio yang membuat Kirana semakin tersulut emosi.
"Yak Kak Arsenio! Jangan samakan aku dengan wanita yang pernah kamu tiduri! Aku bukan golongan dari mereka! Jika kau merendahkan aku lagi maka aku akan mengadu dengan om Arion dan tante Chintya agar juniormu dipotong sampai habis!" ujar Kirana dengan marah.
Arsenio meringis. "Ternyata benar wanita galak sepertimu sangat mengerikan sekali," ujar Arsenio memegang miliknya dari balik celana dengan ngilu. Arsenio bersumpah tidak akan membangkitkan singa buas seperti Kirana.
Kirana mendengus. "Besok apa yang anda minta akan saya laksanakan. Tapi ingat jangan macam-macam dengannya!" ucap Kirana dengan tajam.
Brak...
Kirana menutup pintu Arsenio dengan keras. Hanya seorang Kirana yang mampu membuat Arsenio tidak bisa berkutik kali ini. Sepertinya benar masa lalu Kirana membuat gadis itu seakan menjauh dari yang namanya pria yang memiliki sifat seperti Arsenio.
"Aku tidak peduli Kirana! Tubuh wanita itu sangat nikmat dan aku menginginkannya lagi!" gumam Arsenio dengan dingin.
Kirana bisa marahinnya tetapi tidak bisa mencegah keinginannya untuk menyentuh kembali tubuh wanita yang sudah membuatnya candu. Apalagi karena wanita itu pikiran Arsenio jadi kacau.
Arsenio mengambil bingkai foto Chelsea. Wajah wanita yang menempati tahta tertinggi di hatinya ini sangat manis, dan juga sangat cantik. Setiap hari Arsenio merindukan wanita itu, semua yang ia lakukan, meniduri banyak wanita adalah sebuah rasa pelampiasan dirinya karena sangat merindukan Chelsea bahkan ketika Arsenio melakukan itu dengan wanita lain yang ada dibayangkan Arsenio adalah wajah Chelsea. Hanya Chelsea dan Chelsea, ia akan menunggu wanita itu pulang dan pasti mereka akan hidup bahagia.
"Sayang, aku merindukanmu! Cepatlah kembali!" ujar Arsenio dengan pelan mengelus foto Chelsea dengan lembut seakan Chelsea nyata di hadapannya saat ini.
***
Aileen dan Lastri baru saja sampai di kost mereka setelah bekerja. Sudah jam 11 malam dan tubuh mereka sangat lelah terlebih Aileen, tubuh dan hati wanita itu bahkan sangat lelah karena perbuatan Arsenio yang bahkan menganggapnya wanita bayaran seperti wanita di luar sana.
"Aku mandi dulu ya!" ujar Aileen kepada Lastri yang terlihat hampir memejamkan mata.
"Iya, aku sudah ngantuk banget," sahut Lastri dengan suara pelan dan menahan kantuk yang luar biasa.
Lastri menguap, ia bahkan tak memperhatikan wajah Aileen yang terlihat pucat karena sangking ngantuk dan lelahnya.
Aileen tersenyum tipis, ia tahu Lastri juga sangat lelah. Tetapi semangat gadis yang menjadi sahabatnya itu patut diacungi jempol. Dan karena Lastri juga Aileen semangat untuk menjalani hidupnya yang kelam selama ini. Dan untung saja Aileen bisa keluar dari kungkungan ayah tirinya, jika tidak mungkin Aileen sudah menjadi wanita malam seperti Arsenio pikirkan.
Aileen memegangi kepalanya yang mendadak menjadi sangat pusing. "Ssstt.. Pusing sekali kepalaku!" gumam Aileen dengan pelan.
"Aku harus mandi! Tubuhku masih kotor karena sentuhan lelaki itu!" ujar Aileen dengan sorot mata seperti jijik dengan tubuhnya sendiri.
Tak mempedulikan sakit kepalanya lagi Aileen memasuki kamar mandi. Ia harus menggosok tubuhnya hingga bersih, hingga sentuhan dan noda yang diberikan Arsenio hilang di tubuhnya.
Aileen mengguyur tubuhnya dengan air dan masih berpakaian lengkap. Aileen kembali menangis dan terus menggosok tubuhnya dengan kasar.
"Kamu sudah tidak suci lagi, Aileen!" ucap Aileen dengan tercekat. Tenggorokannya terasa sangat panas bahkan akibat gosokan keras di kulit tubuhnya menimbulkan warna merah di sana.
Byur...
Byur...
Aileen mengambil sabun dengan sangat banyak dan kembali menggosokkan ke tubuhnya. Aileen mencoba meredakan tangisannya agar tidak terdengar oleh Lastri. Hatinya hancur, sesuatu yang sangat berharga dan selama ini ia jaga dengan sangat baik akhirnya direnggut oleh lelaki yang awalnya ia kagumi.
Aileen benci dirinya sendiri. Aileen adalah wanita kotor sekarang!
"Hiks...hiks... Aku kotor sekarang! Ibu aku ingin ikut Ibu! Aku sudah tidak sanggup bu!" gumam Aileen yang terus mengguyur tubuhnya dengan air dingin.
Tetapi Aileen sadar ia sudah wanita kotor, ia tidak boleh bunuh diri. Dengan tubuh yang menggigil hebat Aileen memakai handuknya setelah pakaiannya terlepas semua. Aileen keluar dari kamar mandi dengan bibir pucat dan membiru. Tubuhnya terus mengigil, Aileen berusaha memakai pakaiannya tanpa menganggu tidur Lastri.
Setelah selesai Aileen tidur di samping Lastri dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut kecil. Aileen kedinginan, wanita itu demam.
Lastri mengerjapkan matanya saat mendengar Aileen menggigil. Lastri tersentak saat tak sengaja menyentuh tangan Aileen yang sangat panas.
"Astaghfirullah kamu demam, Aileen!" pekik Lastri dengan khawatir.
Lastri tampak bingung tetapi ia segera bangun dari kasurnya dan berlari ke arah dapur untuk mengambil air hangat mengompres Aileen.
"Aileen, jangan sakit dong!" gumam Lastri dengan khawatir saat sudah mengambil air dan ia letakkan di dalam baskom.
Lastri mulai mengompres Aileen. Tubuh Aileen masih menggigil dan ini sudah sangat malam. Lastri juga tidak mempunyai motor untuk mengantarkan sahabatnya ke klinik.
"D-dingin..." gumam Aileen dengan menggigil.
Lastri menangis. Rasanya ia juga ikut merasakan apa yang dirasakan sahabatnya. Sungguh Lastri sangat takut jika terjadi sesuatu dengan Aileen saat ini.
"Hiks...Aileen jangan sakit aku mohon!" ujar Lastri menangis. Gadis baik ini benar-benar sangat takut ketika Aileen sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments