Shota memasuki sebuah ruangan yang diantar langsung oleh pria yang merupakan kakak dari Hoshiko, dia mengekor di belakang pria itu yang saat setelah membuka pintunya, pria itu memberikan hormat kepada pria yang saat ini duduk dengan penuh wibawa di sebuah kursi dengan menatap ke arah jendela luar dan melihat sejuknya pemandangan.
"Ayah! Aku sudah membawanya!" ucap pria itu yang merupakan anak dari pria tua yang mulai membalikkan tubuhnya secara perlahan.
Shota merasa gugup juga bingung, dia pun akhirnya membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat kepadanya juga.
Saat setelah pria tua itu melemparkan tangannya untuk isyarat agar Shota menghentikan penghormatannya, dia pun berdiri tegap di depannya dengan kebingungan.
"Kamu, duduklah di depanku!" pinta pria tua itu kepada Shota.
Sedangkan anak dari pria tua itu diminta untuk segera pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Sebenarnya aku ingin bertanya padamu, bagaimana caramu menghentikan Hoshiko?" tanya pria tua itu dengan penasaran.
"Menghentikan apa maksudmu, Tuan Ito?" tanya Shota penasaran.
"Apa maksudnya Hoshiko tidak berubah saat malam hari?" batin pria tua itu yang tentu terdengar oleh Shota.
"Sebenarnya, dia mencoba membunuhku!" ucap Shota berterus terang.
"Lalu, bagaimana caramu menghentikannya?" tanya pria tua itu penasaran dengan penuh harap.
"Menghentikannya? Tentu saja, aku hanya mendorongnya perlahan?" ucap Shota apa adanya.
"Hah? Apa maksudnya itu? Setiap malam, Hoshiko akan selalu membunuh seseorang, jika dia tidak membunuh seseorang maka tenaganya meningkat dengan sangat luar biasa! Tidak ada yang bisa menghentikannya sama sekali!" batin pria tua itu kebingungan.
"Aneh? Jika tidak ada yang menghentikannya, lalu kenapa dia dibiarkan berkeliaran di luar kota?" bingung Shota dengan rasa yang sedikit kesal terhadap pria tua yang berada di depannya.
"Huft! Aku ingin memberikannya pekerjaan! Namun, mengapa aku tidak bisa melihat identitas dari pemuda ini?" batin pria tua itu merasa kebingungan.
"Ha? Bukankah keluarga Ito adalah keluarga nomor satu di Jepang? Lalu, kenapa dia tidak bisa melihat identitasku? Lalu, sebenarnya siapa aku?" batin Shota mulai merasa kebingungan.
Pria tua itu mengeluarkan sebuah surat perjanjian, dia langsung menyodorkan surat tersebut kepada Shota karena merasa percaya bahwa pemuda di depannya dapat menyembuhkan kelainan dari anaknya.
"Aku ingin kamu menjadi pengawal pribadi Hoshiko!" ucap pria tua itu dengan berharap.
Shota merasa bingung, ketika dia melihat isi dari surat perjanjiannya. Dia benar-benar terkejut bukan main, dia melihat nominal satu juta yen di depan matanya.
"Untuk satu bulan aku akan mendapatkan satu juta Yen?" batin Shota yang merasa bahagia sekaligus kebingungan.
Dia mendorong surat tersebut tanpa mengisinya terlebih dahulu dan berkata, "Tuan Ito, sepertinya aku tidak bisa menjadi pengawal pribadi dari Hoshiko! Itu karena aku tidak memiliki kemampuan untuk melindunginya!" ucap Shota dengan berterus terang.
"Oh? Tidak apa, kamu hanya perlu menandatangani surat ini dan Kamu tenang saja karena masih ada beberapa pengawal yang akan selalu menemani kalian! Bagaimana?" ujar pria tua itu yang mulai menjelaskan tentang maksudnya.
"Tapi, aku tidak bisa dibayar jika aku tidak memiliki kemampuan yang benar di dalam pekerjaan ku! Aku merasa hanya mendapatkan gaji buta!" jelas Shota yang membuat pria tua itu tersenyum ramah.
"Baiklah! Jika seperti itu, maukah kamu menjadi pengasuh Hoshiko untuk beberapa waktu saja? Gaji yang kamu dapatkan sama tentunya!" kata pria tua itu dengan berkas yang berada di depan mejanya itu didorong kembali untuk disodorkan kepada Shota.
"Baiklah! Jika pekerjaannya hanya seperti itu, kurasa aku bisa melakukannya!" jawab Shota dan langsung menandatangani surat perjanjian tersebut.
Setelah selesai, seorang pelayan diperintahkan untuk menemani Shota berkeliling kediaman yang sangat luas.
Shota merasa takjub akan interior khas Jepangnya yang kental. Dia merasa bahwa kediaman keluarga Ito tetap menjaga tradisi dari nenek moyangnya.
Karena pandangan mata Shota yang terus takjub akan kediaman besar itu, pelayan yang mengajak Shota berkeliling itu tersenyum dan berkata, "Tuan Shota sepertinya sangat menyukai kediaman ini ya? Kediaman keluarga Ito tetap menjaga tradisi karena keluarga Ito masih merupakan bagian dari Klan Fujiwara!"
"Ah, pantas saja tradisi di sini tetap terjaga! Rupanya dari Klan besar!" ucap Shota dan dirinya berhenti saat pelayan yang merupakan wanita tua itu menghentikan langkahnya.
"Tuan Shota! Ini adalah kamarmu dan di sebelah adalah kamar Nona Hoshiko!" ujar pelayan itu dengan menundukkan sedikit kepalanya dan berlalu pergi dari sana.
"Tuan Shota! Jika Anda ada keperluan, Anda hanya perlu datang atau berteriak jika merasa darurat! Saya ada di ruangan depan!" lanjutnya dan pergi.
Shota masuk ke dalam kamarnya, dia merasa tenang dan hanya dalam beberapa saat seorang gadis mengetuk pintu tersebut dan membawakan satu set perlengkapan minum teh dengan beberapa hidangan khas Jepang yang diberikan kepada Shota.
Setelah gadis itu memberikan hidangan itu, dia berlalu pergi meninggalkan Shota seorang diri.
"Makanan ini terlihat sangat lezat! Selamat makan!" gumam Shota dengan berdo'a terlebih dahulu sebelum menyantap makanannya.
Shota pun memakan makanannya dengan riang gembira karena rasa yang berada di dalam mulutnya benar-benar sangat nikmat.
Sedangkan di sisi lain, Hoshiko saat ini sedang mengurung diri di kamarnya. Dia menangis tanpa henti dengan dirinya yang saat ini memeluk sebuah bantal di atas kasurnya.
"Kenapa? Kenapa aku pulang kemari? Aku takut!" gumam Hoshiko dan di dalam pikirannya dipenuhi dengan bayangan hitam yang benar-benar membuatnya ketakutan.
#Flashback.
Saat itu, Hoshiko masih berusia 13 tahun. Saat hari sudah gelap, dia terbangun di tengah malam dan berjalan keluar dari kamarnya seorang diri.
Di depan kamarnya, ada sebuah kamar yang dibuka olehnya. Sepasang suami-istri tengah tertidur dengan pulas di atas ranjang. Hoshiko melangkahkan kakinya mendekati ke arah sepasang suami-istri istri itu.
Dia menaiki kasurnya dan berdiri tepat di hadapan ayahnya. Merasa ada sesuatu yang menindihnya, pria itu membuka matanya dan menyadari bahwa putrinya saat ini sedang berada di depan matanya.
"Hoshiko? Apakah kamu tidak bisa tidur?" tanya sang ayah dengan lemah.
Hoshiko tidak membalas perkataannya sama sekali, dia menatap ayahnya dengan tatapan kosong yang membuat ayahnya sendiri kebingungan dan mulai merasa takut akan hal yang saat ini Hoshiko alami.
"Hoshiko! Ada apa? Kenapa diam saja?" tanya pria itu dan mulai mendudukkan tubuhnya di depan anaknya. Dia memegang kedua pinggang Hoshiko dengan penasaran.
"Hoshiko! Jawab Ayahmu ini!" seru sang ayah yang benar-benar terlihat khawatir terhadap putrinya sendiri.
Tiba-tiba saja, Hoshiko menempatkan kedua tangannya dan mencengkram leher dari sang ayah secara kuat.
Hoshiko mencengkram kuat sehingga sang ayah merasa sangat sesak, dia benar-benar mencekik sang ayah dengan dirinya yang tidak mengatakan sepatah kata pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
al-del
kalau shota nolak ya kebangetan 🤭
2023-07-25
0
ESH
wah jadi pengasuh bayi besar . semangat shota ngk rugi juga ko jadi pengasuh bayi besar apa lagi bayi nya seksi,,🤭🤭🤭🤭
2023-07-13
5
ESH
makin penasaran siapa sebenarnya hoshiko ko tiap malam membunuh orang dan hoshiko ngk biasa membunuh shota ah makin penasaran kan
2023-07-13
3