Setelah lama berpetualang dengan wanitanya, Mark bangun, "Ku harap kamu bisa menerima semua ini, ini terakhir kali kita melakukannya, karena aku ingin menjalani rumah tanggaku dengan Shita, aku tidak mau lagi mengkhianati Shita, aku juga akan minta maaf padanya atas kelakuanku selama ini," ujar Mark.
"Kamu akan bilang kalau kamu dan aku?"
"Tenang saja, aku tidak akan mengatakan kalau itu kamu," jawab Mark.
"Kenapa Shita selalu beruntung? Aku?" Wanita itu menangis, karena Mark akan meninggalkan dia.
"Aku benar-benar mencintai Shita, kalau kamu jatuh cinta, kamu akan merasakan seperti apa perasaanku saat ini, rela meninggalkan semua demi cinta"
"Selalu saja cinta, kenapa orang yang aku suka selalu meninggalkan aku karena cintanya pada orang lain?"
"Semoga ada laki-laki yang mencintai kamu dan kamu cintai nanti," Mark segera melangkah menuju kamar mandi yang ada dalam kamar pribadinya, sedang wanitanya masih terkulai lemas di tempat tidur sambil menangis.
Mark keluar dari kamar mandi mengenakan kemeja dan celana panjangnya. "Aku mau melanjutkan pekerjaanku, kamu lanjut tidur saja," seru Mark sambil berlalu. Mark meraih laptopnya lalu berjalan santai keluar dari kamar pribadinya.
Setelah sampai di ruangan kerja, Mark segera menyalakan lampu terang.
Tlik!
Bunyi saklar yang Mark ketik. Mata Mark melotot melihat dua bingkisan kecil yang ada di meja tamu, matanya langsung menyisir seluruh ruangan itu, pandangannya terhenti saat melihat cake yang tergeletak di lantai dekat lemari tempat tropy nya tersusun.
Mark gemetaran, dia langsung berjalan ke arah meja tamu. Mark meraih kedua bok kecil itu dan mendudukkan dirinya di sofa. Tubuhnya semakin gemetaran melihat jam tangan yang pernah dia bicarakan dengan Shita, kalau dia ingin jam tersebut, namun belum sempat untuk membeli, karena sibuk. Mark membaca note yang ada dalam jam tangan itu.
'Happy birthday, aku gak tau mau kasih kamu apa, jam tangan, hanya itu yang aku ingat, semenjak kamu masuk dalam hatiku, hanya kamu yang ada dalam pikiranku setiap waktu, Always love you, Mark.'
Mark menarik dalam nafasnya, kini dia membuka box kecil yang satunya. Darahnya semakin mendidih melihat isi dalam box itu. "Shi--Shita?" Lirih Mark sambil mengambil test kehamilan Shita.
"Harusnya aku tidak melakukan semua ini," Mark menyandarkan tubuhnya pada sandaran Sofa, dia merem*s wajahnya kasar, dengan kedua telapak tangannya. Membayangkan kejadian sebelumnya saat menerima telepon ancaman bunuh diri.
Flash back.
Mark yang sibuk dengan semua tumpukan berkas pekerjaan terpaksa harus mengangkat teleponya, karena berulang kali panggilan dari orang yang sama selalu menelpon dirinya. Mark mengangkat panggilan telepon itu.
"Ada apa? Bukankah sudah aku katakan, sudahi hubungan ini, aku benar-benar mencintai Shita, aku berhenti dari semua hobby ku, sekarang cukup Shita dalam hidupku."
"Kalau kamu tidak datang sekarang, maka besok kamu hanya menemukan mayatku," seru seseorang di seberang telepon sana.
"Kamu jangan nekat!" Teriak Mark.
"Tergantung kamu, kalau kamu tidak mau bersamaku malam ini, kamu akan melihat mayatku besok hari,"
"Tolong lanjutkan hidupmu," pinta Mark.
"Aku butuh dirimu beb, bukan nasehatmu," wanita itu langsung memutuskan panggilan teleponnya.
Mark panik, dia sangat mengenal wanitanya itu, wanita itu akan melakukan hal nekat, bahkan tidak takut menyakiti dirinya sendiri. Mark meraih kunci mobilnya, segera berlari meninggalkan ruangan dan lupa mengunci ruangan kerjanya.
Setelah mengebut di jalanan, Mark sampai disebuah club malam, club malam yang biasa dia datangi dengan wanita-wanitanya.
"Tuan Muda!" Sapa seorang penjaga.
"Sorry, aku buru-buru,"
"Santai dulu tuan muda, anda kemana? Selama tiga bulan ini anda tidak pernah kemari."
"Maaf, saat ini aku benar-benar ada urusan penting, sampai jumpa." Mark menepuk bahu penjaga itu dan segera berlari masuk kedalam club malam tersebut.
Mark menghampiri wanita yang asyik dengan minumannya. Saat wanita itu mengambil gelas minuman yang baru Mark merebutnya.
"Hei itu punya---" wanita itu tersenyum melihat sosok Mark.
"Apa maksud kamu?" Tanya Mark.
"Beib aku kangen," wanita itu langsung memeluk Mark.
"Aku sudah bilang bukan tiga bulan yang lalu, kalau hubungan kita ber akhir."
"Aku gak mau, aku cinta sama kamu beib,"
"Ini bukan cinta, ini hanya …"
"Beri aku kesempatan terakhir, setelah itu aku akan berusaha pergi dari kamu, tapi aku gak janji kalau akan berhasil, setidaknya aku sudah berusaha. Wanita itu langsung menyerang bibir Mark.
Mark merasa aneh dengan ciuman wanita itu.
"Apa ini?" Mark menyentuh mulutnya.
"Obat biru beib, kini kita dalam kendali si biru," wanita itu menyeringai.
"Kamu gila!" Bentak Mark.
"Iya aku gila, sekarang kamu mau melakukannya denganku, apa dengan yang lain?"
Perasaan Mark mulai aneh. "Ayo kita kekantorku saja," Mark menarik wanita itu meningalkan club malam tersebut. Mereka berjalan cepat menuju mobil Mark.
"Andai jarak ke rumah lebih dekat, aku akan menumpahkan reaksi obat ini dengan kamu sayang," lirih hati Mark membayangkan Shita istrinya.
Mark mengebut di jalanan sambil menahan perasaannya yang mulai meledak ledak. Sesampai area Kantor efek obat itu semakin kuat. Keringat mulai bercucuran. Mereka berdua memasuki lift, keduanya melepas reaksi obat itu dalam lift. Pintu lift terbuka, mereka terus berjalan Mark menggendong wanitanya sambil memangut wanita dalam gendongan itu.
Mark terus melakukan kegilaan dengan wanita itu di meja kerjanya, merasa kurang lepas, merka ganti lapangan, Mark menggendong wanitanya menuju kamar pribadinya. Lalu melepaskan semuanya karena obat itu semakin menguasai Mark.
Flash back off.
Mark sangat, Menyesal karena perbuatan hinanya di lihat langsung oleh Shita. Sedang dia tidak menyadari kehadiran Shita. Mark bangkit dari posisinya, menyimpan testpack Shita dalam saku celananya, dia berjalan menuju kamar pribadinya menghampiri wanitanya. "Shita melihat perbuatan kita tadi malam," seru Mark.
"Apa?!" Wanita itu terkejut.
"Hari ini hari ulang tahunku, tadi malam di sini, dia ingin memberiku kejutan."
Wanita itu meremas rambutnya.
"Ayo cepat pakai bajumu, kita harus pastikan Shita masih di rumah," seru Mark.
Setelah berpakaian wanita itu dan Mark berlari keluar dari kantor Mark. Kini mereka berada dalam mobil Mark yang melaju membelah jalanan kota.
"Ide buruk kalau kita berdua menemui Shita, lebih baik kamu aku antar pulang saja," Mark merubah arahnya, perjalanan mereka ke arah apartemen wanita itu.
Setelah menurunkan wanitanya di halaman apartemen, Mark melanjutkan perjalanan pulangnya. Sesampai di rumah, rumah itu nampak gelap, Mark membuka pintu dengan kunci cadangannya, dia segera berlari menuju kamarnya. Namun dia tidak melihat Shita. Mark berlari menuju ruang pakaian, perasaannya sedikit lega, karena pakaian Shita masih ada tersusun di sana.
Mark melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Jam tiga, nggak mungkin aku menelpon mama Ana untuk menanyakan Shita,"
Mark merebahkan tubuhnya di tempat tidur, memikirkan dimana Shita sekarang.
****
Di Apartemen wanita Mark.
Wanita itu berjalan santai menuju apartemennya. Setelah membuka sandi keamanannya, pintu terbuka, dia segera masuk dan mengunci lagi apartemennya.
"Ternyata kamu tidak merubah sandi keamanan kamu," suara wanita yang ada dalam apartmennya membuatnya terkejut.
"Shi---Shita?" Dia gugup melihat istri Mark ada dalam apartemennya.
"Aku tahu kamu jadi seorang jal*ng sejak kita kuliah, aku membiarkan kamu melakukan apa keinginan kamu, selama kamu tidak merusak rumah tangga orang lain, tapi?" Shita tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia berusaha menahan rasa pilu hatinya, agar tidak terlihat wanita itu.
"Apa salah aku padamu? Kenapa harus Mark yang kamu goda?" Shita berusaha nampak tegar, walau airmatanya sangat ingin tumpah.
"Shita … Shita, aku tidak menggoda Mark, aku dan Mark sudah bersama jauh sebelum Mark menikah dengan kamu, kamu ingat kalau Mark meninggalkan kamu di malam pengantin kalian? Saat itu Mark bersamaku Shita," wanita itu menyeringai.
Shita terdiam, mengingat malam pengantinnya dia tidur sendirian, menghabiskan malam menonton tv dan memainkan ponselnya dalam kamar hotelnya, saat dia melihat Mark berada di kamar hotel, itu sudah pagi, saat kedua orang tuanya datang berkunjung.
Shita segera menyadarkan dirinya dari lamunan mengingat masa lalunya. Menarik nafas begitu dalam untuk mengutarakan kalimat yang sangat berat dia ungkapkan. "Jika kalian saling cinta, kenapa kalian menarik aku dalam ikatan ini?"
"Shita, kamu bodoh! Kamu lupa kalau kalian harus menikah karena desakan kedua orang tua kalian, orang tua kono! Main jodoh-jodohin anak, mereka nggak tau apa, kalau anak mereka juga bisa cari pasangan sendiri.
Shita melamun, mengingat masa lalu sebab pernikahan dia dan Mark. "Kamu salah! pernikahan kami bukan atas dasar perjodohan, Mark menikahiku karena ...." Shita tidak mampu meneruskan perkataannya. Mengingat sebab pernikahan yang terjadi bukan hal yang indah.
Shita segera mengubah arah pembicaraannya. "Kalau kamu dan Mark masih saling cinta, menikahlah, jangan melakukan hal buruk seperti tadi, selamatkan harga diri kamu, aku akan mundur dari kehidupan Mark. Oh ya, aku minta maaf, sejak jam 9 atau 10 tadi aku numpang tidur di sini," Shita meninggalkan apartemen wanita itu.
Mobil yang di kendarai Shita membelah jalanan yang sepi, pikirannya mengingat masa lalu dia dan wanita itu. "Dia bukan pelakor, dia bukan perebut, tapi aku yang merebut Mark dari dia," ringis Shita.
Shita tidak punya tujuan, dia memutar-mutari jalanan kota dengan mobilnya, pikiran Shita tertuju pada teman lamanya, dia langsung menuju kediaman temannya itu. Setelah memasuki area halaman rumah sederhana itu, Shita segera mengetok pintu sambil memanggil nama temannya itu. "Aku Shita," ucapnya lagi sambil mengetok pintu itu terus-terusan.
Tidak lama, lampu dalam ruangan itu menyala, pintupun terbuka.
"Shita?" Lirihnya melihat Shita yang nampak kacau.
"Boleh aku menginap?" Tanya nya.
"Masuk," orang itu mempersilahkan Shita masuk.
**********
Cerita ini di mulai dari bab 3 ya,
Aku sengaja munculin konflik utama di awal, anggap trailer nya ya,
Semoga suka, happy reading all😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Jasmine
disini yg salah tetap mark...
udh tahu dr awal pernikahan krn terpaksa knp hrs dilanjutkan
2023-01-20
0
Atica Ba'y
lanjut thorr
2022-09-09
0
Trisno Karno
kasihan sinta
2021-12-03
0