Terpaksa Menjadi Istri Tuan Muda
Hai readers ... ini karya baru Author remahan ini, Author sangat berharap yang mampir di karya ini berkenan ninggalin cap jempolnya ya di setiap chapter, pleasssss bantu karya ini dengan like, komentar dan favorite 🙏🙏🙏🙏
Author sangat semangat kalau ada yang bersedia ninggalin jejak komentar, gak perlu muji gaes, maki-maki aja Author, Author suka, karena makian itu menurut Author seperti krisan, buat bebenah untuk karya selanjutnya.
Selamat membaca🤗😉
***************
Senyuman mengambang di wajah seorang wanita cantik yang melangkahkan kaki indahnya memasuki toko kue. Rambutnya tergerai indah, sesekali hembusan angin menerpa rambut indah itu, membuat wanita itu, berulang kali merapikan rambutnya.
"Siang mba," sapa penjaga toko kue.
"Siang juga," jawabnya.
"Ada yang bisa kami bantu?"
"Saya mau ambil pesanan kue saya mbak," jawab wanita cantik itu.
"Oh, mba Rashita?" Tanya penjaga toko kue.
"Iya," Rashita mengeluarkan nota pembayar kue pesananannya.
Sekejap saja box kue ulang tahun buat suaminya dia terima.
"Terima kasih mbak," ucap Rashita begitu ceria.
"Sama-sama," jawab pelayan toko itu.
Suara langkah kaki wanita itu terdengar begitu indah. Beberapa pelayan toko ikut tersenyum melihat wanita itu. Karena sangat jelas terlihat aura kebahagiaan dari wajahnya.
Rashita sudah masuk mobilnya, dia menaruh box kue di kursi mobil di sampingnya.
"Kasih kejutan apalagi ya buat Mark?" Lirihnya sambil berpikir.
"Oh iya, kemaren kan Mark mau nambah koleksi jam tangan dia," Rashita tersenyum lebar karena mendapat ide untuk tambahan kado buat ulang tahun Mark, walaupun dia sudah punya kado, testpack kehamilannya. Dia menatap kearah bok kecil yang berisi test kehamilannya yang dia lakukan pagi tadi.
Dia segera menuju toko jam tangan, untuk beli jam tangan buat suaminya Mark. Setelah menemukan jenis jam tangan yang Mark inginkan waktu itu. Senyuman kembali menghiasi wajahnya.
Rashita segera membayar jam tangan itu. Kini kado buat Mark dia rasa cukup untuk memberi kejutan buat suaminya.
Rashita tersenyum sendiri mengingat bagaimana awal dia dan Mark dulu menikah, tidak saling cinta, hanya karena tuntutan keadaan dia terpaksa menikah dengan Mark, namun siapa sangka Mark bisa masuk kedalam hatinya.
"Mark, kamu unik, kamu terlihat sangar dan menakutkan, tapi ternyata kamu juga bisa semanis ini," bayangan pertama kali dia bercinta dengan Mark sulit untuk dia lupakan. Mark begitu pandai membuatnya terbang. Darah Shita seketika mendesir mengingat bagaimana dia dan Mark menghabiskan malam, ataupun ketika bersama.
Rashita melihat jam yang melingkar di tangannya. "Wah, sudah sore ini, aku harus segera pulang," dia berjalan hati-hati menuju mobilnya, karena ada sesuatu yang dia jaga dalam rahimnya, sehingga langkahnya pun dia jaga.
Senyum masih melekat di wajah cantik itu. Dia meraih ponselnya, lalu menelpon laki-laki yang membuat dia tersenyum.
"Hallo beib …." sapa laki-laki ujung telepon sana.
"Hallo beib, beib … malam ini kamu pulang?" Tanya Rashita.
"Malam ini aku lembur beib, maaf ya, aku tidak bisa pulang"
"Oke beib, jangan lupa makan dan jaga kesehatan"
"Pasti beib, kamu juga, see you"
"See you, bye …." jawab Rashita.
Panggilan telepon ber akhir.
"Biasanya Mark keluar kalau jam makan malam, emmm aku akan masuk kantor dia pas dia keluar makan," lirihnya.
Rashita meneruskan perjalanannya, kali ini dia menuju butik untuk membeli dress yang akan dia kenakan malam ini. Lama bergelut di butik, akhirnya gaun merah menyala, dengan dada yang terbuka dan menampakkan bahunya yang indah menjadi pilihannya.
"Emmm, beberapa bulan kedepan mommy nggak bisa pakai baju begini lagi sayang," lirihnya sambil mengusap perutnya yang datar.
Rashita meninggalkan butik itu, menenteng paper bag yang berisi drees yang dia beli, kini perjalanannya lanjut menuju pulang kerumahnya.
Jam menunjukan pukul 07:00, Rashita Nampak asyik memoles wajahnya dengan make up natural, karena wajah manis seperti dia sangat cantik dengan polesan make up sederhana, make up menor hanya membuat wajah manis itu kehilangan kemanisannya. Namun Shita berbalik kembali, rasanya ada yang kurang kalau dia berdandan sama seperti biasa, Shita memoleskan kembali lipstik warna merah pada bibirnya.
Baju yang dia beli siang tadi sangat indah melekat pada tubuh yang seksi itu, bahunya yang putih mulus. Dia membelai bagian lehernya, teringat Mark yang suka menci*mi leher jejangnya. Baju yang dia kenakan juga memperlihatkan bagian dada yang begitu memukau menambah indah penampilan wanita itu.
Shita masih mematung manatap pantulan dirinya pada cermin itu, sambil menggulung rambut kemudian menggeraikan kembali, pilihannya bulat, dia membiarkan rambutnya tergerai begitu saja.
Rashita memandangi dirinya lagi di cermin, lagi-lagi dia tersenyum, teringat bagaimana Mark melakukan kegiatan pada setiap bagian tubuhnya. Setelah selesai merias diri, Rashita segera keluar dari kamarnya.
"Bi … aku keluar ya bi," serunya pada pembantunya.
"Iya nyah, nyonya mau kemana?"
"Saya mau ke kantor Mark bi, saya jalan ya,"
"Iya nyah," pembantu ikut tersenyum melihat rona kebahagiaan yang terpancar dari wajah Rashita.
Rashita duduk di kursi kemudi. "Kue, sudah, kado juga sudah, hemm saatnya kita beri kejutan buat papa sayang …." serunya.
Mobil yang Rashita kemudikan mulai meninggalkan kediamannya dan Mark, mobil itu melaju menuju kantor Mark. Perjalanan terasa indah bagi Rashita, bayangannya tentang Mark yang terkejut dengan kejutannya selalu membuat dia tersenyum.
"Bagaimana ya sayang reaksi papa, ketika tahu kalau kamu ada dalam rahim mama"
Rashita tersenyum sambil menggeleng sendiri, saat mobilnya memasuki wilayah perkantoran Mark, dia melihat mobil Mark meninggalkan kantor tersebut.
"Yes! Papa pergi sayang, saatnya kita menyusun kejutan buat papa," seru Rashita begitu bahagia.
Keberuntungan apa buat Rashita, tidak ada satupun pegawai yang dia jumpai, senyumnya kian merekah, jika tidak ada pegawai Mark yang melihat dia, maka tidak ada juga yang melaporkan pada Mark dengan kedatangannya.
Sesampai di ruang kerja Mark, ruangan itu nampak gelap, hanya lampu temaran yang menyala, Rashita meletakkan kue itu di meja tamu yang ada di ruangan itu.
"Kemana sembunyi ya? Aku harus sembunyi biar buat Mark terkejut dengan kejutan ini, aku ingin ulang tahun Mark kali ini adalah ulang tahun yang paling dia ingat.
Sudut ruangan tempat tropy penghargaan atas pencapaian kantor Mark jadi perhatian Rashita, sudut yang jarang di lihat oleh Mark, menurutnya.
"Sepertinya, kue nya aku pegang, hadiahnya aku taruh sini, Rashita menata bok jam tangan dan bok kecil yang berisi test kehamilannya di meja tamu, sedang kue itu dia pegang, tidak lupa Rashita membawa pematik untuk menyalakan lilin ulang tahun tang menancap di kue tersebut.
Rashita duduk manis di sofa tamu dengan cahaya temaran, sambil memperkirakan waktu kedatangan Mark. Samar terdengar suara dari arah luar, Rashita langsung berjalan menuju sudut ruangan yang sudah dia tentukan.
"Ceklek," suara pintu terbuka.
"Beib, sampai kapan kamu membuang waktumu, aku dan Shita memiliki hubungan baik, saatnya kamu menjalani hidupmu,"
"Aku sangat cinta sama kamu Mark, aku tidak keberatan selamanya seperti ini, aku punya segalanya Mark, tapi kenapa aku tidak bisa memiliki kamu"
Dua orang yang baru masuk ruangan itu saling bertautan, terdengar kecapan mulut yang begitu buas.
"Beib, aku mohon tinggalin aku, jalani hidup kamu," lirih Mark.
"Tidak Mark, aku hanya ingin kamu," wanita itu menyerang bibir Mark lagi.
Rashita yang bersembunyi di sudut ruangan merasa sangat hancur melihat suaminya bersama wanita lain. Dia menutup mulutnya dengan satu telapak tanganya, agar rintihan tangisnya tidak keluar.
Butiran crystal begitu cepat keluar dari ujung mata wanita cantik itu. Sedang di depan matanya sana dua orang begitu nampak liar. Bertaut bibir begitu buas dan melakukan kegiatan lainnya.
Mark bersama perempuannya tenggelam dalam kegiatan mereka, dia terus menyalurkan kuasa obat yang menguasai tubuhnya dengan wanitanya itu. Sedang di sudut gelap sana, seorang wanita berusaha menahan isak tangisnya atas apa yang dia lihat.
"Sejak kamu bisa bercinta dengan istrimu, kamu tidak datang padaku lagi," rengek wanita itu.
"Aku bilang tinggalin hubungan ini beib, aku …." Mark mendesah karena perbuatan wanitanya.
Prakkkkk!
Suara barang-barang yang jatuh dari meja Mark, berbarengan dengan suara jatuhnya kue ulang tahun yang di pegang Rashita.
Mark menyapu meja kerjanya yang sudah bersih, dia merebahkan wanitanya di atas meja kerja itu dan memulai percintaan mereka.
Hati Rashita semakin terasa sakit, tidak ada per ibaratan kata yang bisa menggambarkan rasa sakitnya melihat suaminya bercinta liar didepan matanya. Suara desahan wanita itu semakin membuat hatinya terluka.
Mark mengangkat tubuh wanitanya tanpa melepas apa yang sudah menempel, wanita itu nampak sumringah, di bawa Mark masuk kedalam ruangan pribadinya. Tanpa menutup pintu kamarnya.
Entah apa yang dilakukan Mark dan wanita itu. Suara rintihan Mark dan wanita itu makin menggila dari arah kamar itu.
Rashita keluar dari tempat persembunyiannya. Dia melangkah perlahan meninggalkan ruan kerja Mark dengan airmata yang terus mengalir membasahi wajah cantiknya. Dia terus melangkahkan kakinya menuju mobilnya. Sampai mobilnya pun dia tidak sanggup melajukan mobil tersebut, dia menenggelamkan wajahnya di setiran mobil itu, menumpahkan sedikit rasa sakit hatinya.
Irama bunyi hujan yang jatuh ke muka bumi ini seakan menemani isakan tangis seorang wanita dalam mobilnya.
"Kamu jahat banget!!! Apa salah aku?" Ringisnya.
Wanita itu terus menangis mengingat hal barusan yang dia lihat, seorang wanita yang dia kenal bercinta dengan suaminya. Isakan tangis perempuan itu amat memilukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Jasmine
dasar buaya minta ditinggalkan tp anunya tetap lengket diselangkangan perempuan lain
2023-01-20
0
Nanda Zahra Syatir
lah kok gak langsung di labrak saja sih 😠 enak banget dia
2021-12-27
0
Tuti Rumyati
pasti terbayang sakit nya...😭😭😭
2021-05-17
0