Pertemuan Kembali

TIGA BULAN KEMUDIAN...

Hari ini Kiara kembali mendapatkan tugas ke ibu kota, bertemu dengan tiga orang klien perusahaan mereka. Saat ini, wanita tampak mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, keluar dari jalan tol dan memasuki jalanan protokol ibu kota. Saat mobil miliknya mulai terjebak kemacetan, wanita itu mengambil ponselnya.

[Hello honey, do you miss me?]

[Sure mommy, it feels like i almost died without mommy.]

[Hahahahahah... Kau berlebihan sayang.]

[Kapan mommy pulang?]

[Mommy di Jakarta selama tiga hari, Nak.]

[I feel so bad.]

[Sudah dulu ya sayang, mommy masih di jalan. Nanti mommy hubungi lagi.]

[Okay, bye mommy...] Gadis kecil itu lalu menutup teleponnya. Detik berikutnya, senyum pun tersungging di bibirnya saat melihat sosok laki-laki yang mendekat ke arahnya.

"Daddy!"

"Kenapa muka kamu cemberut gitu, Eve?"

"Aku kangen sama Mommy, Daddy. Kenapa mommy harus pergi keluar kota seperti ini?" Laki-laki yang ada di depan gadis kecil itu pun tersenyum, dia menyadari jika sejak bayi, gadis kecil itu memang tidak pernah ditinggal oleh Kiara, sampai berhari-hari seperti sekarang. Jadi, wajar saja kalau dia merasa kehilangan.

Laki-laki itu, lalu menarik kedua sudut bibir Eveline hingga tercetak senyuman di wajah gadis mungil yang sangat cantik itu.

"Kenapa harus sedih? Bukankah Mommy sedang mencari uang buat Eveline? Bukannya Eveline bilang kalo udah gede mau jadi dokter? Mommy lagi cari uang biar bisa sekolahin Eve biar jadi dokter. Eve masih mau jadi dokter kan?"

Gadis itu kemudian menganggukan kepalanya. "Kalau gitu, lebih baik sekarang Evelyn masuk dulu yuk sama Daddy, kita main di dalam sama Bian." Gadis kecil itu masih saja tampak murung, wajahnya ditekuk seraya menundukkan kepalanya. Namun, laki-laki yang ada di depannya tak kehabisan ide, dia mengangkat tubuh gadis mungil itu untuk masuk ke dalam rumah, lalu menggelitiknya.

"Hahahhahah.. Daddy! Geliiii..."

"Evelyn, sayang tolong jangan sedih lagi ya, kalau kamu kayak gini, nanti Mommy sedih, sekarang main dulu sama Bian ya! Nanti sore kita telepon lagi Mommy. Bagaimana?" ujar laki-laki itu, saat menaruh tubuh mungilnya di ruang bermain yang ada di rumah tersebut.

"Iya Daddy."

***

Setelah Kiara sampai di apartemen, dia hanya meletakkan barang-barang miliknya, dan bergegas pergi dari apartemen tersebut. Dia tidak memiliki waktu banyak untuk berlama-lama, karena siang ini dia harus bertemu dengan salah seorang klien yang baru saja melakukan kerja sama dengan perusahaannya tempat dia bekerja.

Kiara melangkahkan kakinya masuk ke sebuah hotel yang berada di pusat ibu kota. Siang ini, dia akan bertemu dengan salah seorang klien baru mereka yang mempercayakan pembangunan hotel miliknya, pada perusahaan konstruksi tempat Kiara bekerja. Sepasang mata indah itu, kini terlihat berbinar bahagia, dia tidak menduga kalau bosnya akan memberinya kesempatan untuk terlibat langsung dalam proyek yang dimenangkan oleh perusahaannya itu satu minggu yang lalu.

Padahal, baru beberapa bulan yang lalu Kiara bergabung dengan perusahaan tersebut, tetapi dia sudah diberi kepercayaan yang cukup besar oleh bosnya untuk bertemu langsung dengan pemilik perusahaan yang menjadi kliennya.

Memang, kemenangan tender di tempatnya bekerja itu tidak luput dari usaha Kiara yang sudah memberikan rancangan yang membuat kliennya itu memutuskan untuk bekerjasama dengannya. Dan yang membuat dirinya semakin bahagia, nilai kontrak kerjasama itu terbilang cukup besar, jadi dia merasa bangga sekaligus puas bisa memenangkan tender tersebut.

Setelah mengedarkan pandangannya mencari tempat yang cocok untuk melakukan perbincangan bisnis, Kiara akhirnya menjatuhkan pilihannya pada meja yang ada di salah satu pojok restoran yang di bawah hotel tersebut.

Awalnya, Kiara memang begitu antusias dengan proyek pertamanya setelah bergabung dengan perusahaan itu. Akan tetapi, antusiasme wanita itu luntur tatkala netralnya melihat sosok yang tak asing lagi baginya masuk ke dalam restoran tersebut. Jantung wanita itu seketika berdegup begitu cepat, lebih dari biasanya. Dadanya terasa sesak seakan udara di sekitar tak mampu memberikan pasukan oksigen yang cukup ke dalam paru-parunya.

"Dia kenapa dia ada di sini? Apa orang yang akan kutemui adalah dia? Apa perusahaan pemilik tender itu juga anak perusahaan miliknya? Kenapa aku baru tahu itu?" batin Kiara. Kedua pasang netra itu kembali bertemu, seperti pertemuan tiga bulan lalu di bawah derai hujan.

Keduanya saling menatap lekat, hingga akhirnya terputus saat sebuah dering ponsel mengalihkan atensi Kiara. Seorang wanita tengah menelponnya, wanita itu merupakan sekretaris dari klien yang akan bertemu dengannya. Dan ternyata, wanita yang menelpon Kiara adalah wanita yang berdiri di samping sosok lelaki yang dikenalnya.

"Jadi benar dia yang akan kutemui? Oh tidak," batin Kiara saat tersadar jika klien yang akan dia temui ternyata adalah laki-laki yang ditemuinya tadi malam. Hal yang sama pun dirasakan Arron, dia begitu terkejut saat tahu orang yang akan dia temui ternyata adalah mantan istrinya.

Arron dan sekretarisnya yang bernama Laura kemudian berjalan mendekat ke arah Kiara, sepanjang Arron berjalan mendekat ke arahnya, Kiara mengambil nafas panjang kemudian menghembuskan secara perlahan.

Degup jantung wanita itu semakin tak beraturan, bibirnya tampak bergerak seakan tengah mengucapkan harapan agar itu hanyalah sebatas mimpi, tetapi nyatanya ini adalah kenyataan yang harus dihadapi. Semesta ternyata menginginkan keduanya kembali bertemu. Senyum mengembang di sudut bibir Arron tatkala dia sudah berdiri di depan Kiara.

"Permisi, anda Nyonya Kiara dari perusahaan Domain Company?" sapa Laura.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!