5 - COLONY OF WEIRDOS

Panas nya matahari siang tak menyurutkan emosi para anggota Akberios yang kini mulai menggila di jalanan. Puluhan motor sport terlihat ugal-ugalan, suara nyaring dari mesin mereka membuat gentar pengendara jalan. Di depan sana, Gamma dan Arsen memimpin barisan dengan wajah sama datar membawa emosi yang tak tertahan.

Di sisi lain, markas Coldos nampak kacau dengan botol alkohol berserak dimana-mana. Zaka, ketua geng angkatan lima itu nampak tertawa sambil membumbung tinggi gelas sloki berisi alkohol ditangan nya tanpa sadar jika pasukan Akberios sedang perjalanan menuju markas nya.

"Ah, otak nya Gamma pecah hahaha!!"

Akbar, pemilik wajah dingin yang mirip dengan Zaka itu berdecih, tangan nya mendorong jauh-jauh minuman alkohol di depan nya. "Menjijikan," ujar nya datar.

"Gak usah sok alim, kita sama-sama pendosa." Zaka menyodorkan sloki nya yang dihempas kasar oleh Akbar.

"Kita? lo aja kali," ujar nya kesal. "Lo mabuk gini nggak mikir kalau Gamma sewaktu-waktu bisa nyerang markas?"

Alih-alih merasa takut, Zaka justru tertawa sambil kembali menuang alkohol yang entah ke berapa kali nya. Beberapa anggota Coldos nampak mabuk dengan rusuh hingga tiduran di lantai tanpa alas sebagain lagi terlihat sibuk makan-makan di ruangan paling belakang.

"Gamma itu pengecut, gak mungkin dia bakal nyerang di kandang lawan secara langsung-"

Trangg!!

Suara gembok yang beradu dengan senjata tajam mampu memutus kalimat Zaka. Cowok itu berdiri disusul Akbar yang dengan tak sabaran menendang anggota Coldos yang tengah mabuk hingga mereka bangun dengan terpaksa meski pandangan berkunang-kunang.

"Ada apa?" tanya Zaka bingung.

Beberapa anggota yang ada di luar nampak berlari masuk kocar-kacir sembari memegang lengan. Wajah mereka pucat dengan beberapa luka yang terlihat dalam akibat lemparan pecahan kaca.

"A-akberios datang, bos."

Akbar berdecak, tangan nya langsung menyambar tongkat baseball dibalik pintu kemudian melemparnya tepat pada tubuh kakak nya. "See? kalau lo mati di tawuran kali ini jangan harap gue bakal ziarah ke makam lo," ujar nya pedas.

"WOI, MANA KETUA LO PENGECUT!" suara Delta menggema di seluruh bagian markas membuat raut wajah Akbar semakin datar, tangan nya melempar sebuah botol alkohol yang pecah mengenai tembok gerbang.

Tak banyak bicara, Akbar mengambil alih pasukan dan berlari menyerang anggota Akberios yang telah mengambil ancang-ancang. Tawuran tak terelakkan meski jumlah pasukan terlihat tidak seimbang. Jumlah keseluruhan anggota Akberios tak sebanding dengan separuh jumlah anggota Coldos, namun meskipun demikian Gamma masih bisa mengatur pertempuran menjadi imbang.

"Lo yang pengecut, apa perlu gue acak-acak markas lo tiap hari biar berani keluar?" ledek Akbar, tangan nya membendung serangan dari Gamma kemudian menepisnya dengan kasar.

"Pengecut? gue cuma kasihan sama anggota lo yang kualahan lawan anggota gue." Gamma menundukkan badan kemudian melayangkan pukulan keras yang mendarat tepat pada perut Akbar, mengakibatkan laki-laki itu mundur beberapa langkah.

"Sialan," desis Akbar, ia terbatuk kemudian kembali menghindar saat Gamma hampir memukul nya dengan tongkat baseball.

"Bubarin geng abal-abal lo itu kalau nggak mau anggota lo mati satu per sat-Gaza awas!" pekik Akbar kaget.

Srakkk!!

Suara rintihan menahan sakit itu mampu membuat tubuh Akbar terasa lemas, tak jauh dari tempat nya berdiri perut Gaza sudah dilumuri dengan darah segar yang kini mulai mengotori paving markas. Tak lama kemudian tubuh nya limbung hingga sang pelaku hanya bisa memiringkan kepala sambil tertawa.

"Jen!" panggil Ardhan, mata nya menatap tak percaya sosok Jeno yang biasanya terlihat seperti anak-anak itu hampir merenggut nyawa seseorang dengan sebuah pisau kecil. "Siapa yang ngasih lo perintah buat tusuk mereka?"

Jeno menoleh, kedua sudut nya tertarik ke atas sambil menjilat cipratan darah yang mengotori pisau kesayangan nya. "Satu balas satu, kan? Gamma ayo pulang, aku laper."

"Sen, lo urus Jeno dulu!" perintah Gamma pada Arsen. Cowok itu langsung menarik tubuh Jeno yang memandang nya polos menuju parkiran, mengantisipasi jika cowok gila darah itu akan melakukan hal yang sama pada anggota lain.

Kedua tangan Akbar nampak terkepal, telunjuk nya menekan dada Gamma dengan kuat. "Kalau sampai Gaza kenapa-kenapa, gue nggak bakal segan buat balas perbuatan anggota lo."

"Gak salah nih, nyet?" Gamma justru tertawa. "Lo yang mulai duluan sampai buat satu anggota gue masuk rumah sakit, awal nya gue mau minta maaf atas nama Jeno tapi denger mulut sampah lo jadi berubah pikiran. Coldos memang nggak bisa diajak damai."

"Sampai mati pun gue nggak mau damai sama antek-antek lo!"

Sebelah alis Gamma naik, ia bergumam malas. "Terserah, kita impas. AKBERIOS, BUBAR!" teriak nya lantang yang segera dilaksanakan para anggota nya.

Suara puluhan motor yang sengaja di geber depan gerbang mampu membuat tangan Akbar terkepal marah, kedua mata nya menyorot penuh amarah saat Gamma mengacungkan ibu jari nya ke bawah seakan mengejek para anggota Coldos yang kini menahan marah merasa kalah.

"Sial," desis Akbar, rahang nya yang tegas mengetat melihat kakak nya tak sadarkan diri karena menjadi bulan-bulanan anggota Akberios.

"Perlu gue minta bantuan bang Revan buat bales mereka bos?"

"Gak perlu," jawab Akbar, beberapa saat kemudian bibir nya menyunggingkan senyum sinis. "Kita cuma main-main sama mereka karena Gamma belum tau kalau dia udah kalah satu langkah dari Coldos."

•••

Rombongan anak-anak Akberios tak langsung kembali ke markas, mereka memilih untuk pergi ke rumah sakit menjenguk Manu. Di pimpin Gamma, cowok itu berjalan paling depan menyusuri koridor dengan gaya super tengil.

"Sus, munduran dikit dong!" Delta bersiul kepada seorang suster yang hendak memasuki ruang rawat Manu. Sedangkan wanita itu hanya bisa mengernyitkan dahi.

"Mohon maaf, ada yang bisa saya bantu?"

"Gak ada sih, soalnya cantik nya kelewatan hehehe."

"Gaya lu kek preman kebelet berak," ujar Gamma memiting kepala Delta di ketiak nya. "Maaf Sus, temen saya emang lagi habis obat, nanti saya tebusin di apotek."

"Sialan lo, Gam!" dengus Delta, cowok itu memberontak sekuat tenaga. "Lepas njing, bau lo kek ketiak kebakaran spirtus!"

"Berani lo sama gua?"

"Berani lah," jawab Delta nyolot.

"Oh gitu, Jeno–"

Delta mendelik panik, cowok itu beringsut mundur. "Gue kepret girang juga lo," desis nya yang mengundang tawa dari anak-anak Akberios.

Gamma mendorong pintu ruang rawat Manu, terlihat cowok itu sedang tertangkap basah berduaan dengan pacar nya yang ternyata seorang suster tadi. Bibir Delta berkedut sedangkan dua orang yang sedang beradu tatap itu terlihat salah tingkah.

"S-saya permisi," kata suster tersebut buru-buru pergi membuat sorakan anak-anak Akberios semakin menjadi. Sebanyak tiga puluh orang itu terlihat duduk lesehan dengan rusuh sambil mengeroyok makanan yang tersimpan di atas nakas.

"Heran gue yang sakit siapa yang ngabisin siapa," dengus Manu.

"Alah, elu bilang nya udah mau mampus dikeroyok sama Coldos tau nya kesemsem disini lihatin bidadari," sindir Ardhan.

Manu melempar buah apel di atas nakas sembari terkekeh. "Ya udah lah dari pada lo kesemsem lihatin tembok."

"Sialan lo!"

"Cepat sembuh, gue tunggu lo sampai bisa adu jotos sama anak Coldos."

"Ya elah Gam, baru juga bisa nafas enak udah lo tungguin tawuran, geser semua kali rusuk gue."

Gamma hanya tertawa. Ia akhirnya ikut duduk bergabung di sebelah Arsen, cowok yang semula sibuk mengupaskan buah untuk Jeno kini menatap nya dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Apa?" tanya Gamma sambil mencomot satu potong apel tanpa mengindahkan tatapan horor dari Jeno.

"Gue tau lo bukan tipe orang yang suka pacaran," bisik Arsen datar, raut wajah nya mengintimidasi Gamma yang membuat cowok itu tersedak apel.

"Lo ngomong apaan, sih?" elak Gamma kesal, tangan nya menggapai air di kantung kresek dan meneguk nya setengah.

Arsen menggedikkan bahu acuh. "Gue cuma saranin, jangan terlalu dekat sama orang baru kalau gak mau sakit hati," ujar nya datar membuat Gamma diam seribu bahasa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!