Sinar matahari baru menampakkan sedikit dari bagian cahaya nya namun Gamma harus terbangun saat mendengar suara muntahan dari kamar mandi. Cowok bad boy yang telah menyandang status suami itu lantas berlari setelah memastikan sang pelaku yang mengganggu waktu istirahat nya adalah Altheya.
Pintu kamar mandi terbuka, Gamma terpaku melihat istri nya telah bersandar di depan closet dengan lemas.
"Lo ngapain disitu bego?" umpat nya kasar.
Altheya tak mampu menjawab, ia hanya bisa diam sembari menampilkan tatapan sayu yang terlihat tajam. Wanita itu tentu masih memiliki dendam kepada Gamma yang memaksa nya untuk tetap tidur satu kamar di ranjang yang sama.
Sebelah tangan Gamma menyusup pada lipatan leher Altheya, sebelah nya lagi menyusup pada lipatan lutut. Dengan sekali hentakan, tubuh mungil yang dibalut baju tidur itu telah berada dalam rengkuhan nya seperti posisi anak koala.
Huekk!!
"Anjing!" Gamma mendesis kecil, ia menghela nafas pelan merasakan bahu nya basah terkena cairan muntahan Altheya. Tak dapat marah, cowok itu memilih menurunkan tubuh Altheya di wastafel untuk membersihkan sisa cairan yang ada di sekitar bibir Altheya membuat wanita itu reflek memundurkan kepala.
"Lo gak jijik?"
Alih-alih menjawab, Gamma justru kembali mengangkat tubuh ringan Altheya kembali ke kamar dan meletakkan nya dengan hati-hati di atas ranjang. "Cewek kalau hamil gini semua, ya? lo butuh apa? ngidam, obat, peluk, cium atau–"
"Gamm," potong Altheya kesal, suara nya terdengar lemah membuat Gamma terkekeh.
"Tadi pagi aja masih ngereog masalah kamar sekarang udah tepar."
"Lo gak sekolah?"
Cowok itu menggelengkan kepala. "Minggu," jawab nya singkat membuat Altheya merutuk dalam hati. Ia selalu terlihat bodoh saat Gamma menatap nya lama, ia selalu lemah saat hembusan nafas hangat itu terasa menerpa lembut kulit wajah nya.
Pada akhirnya, Altheya tak lagi bisa menahan. "Kenapa lo baik sama gue? padahal kalau lo mau bisa biarin gue mati malam itu juga tanpa ada orang yang tau," ungkap nya lemah, setetes bulir hangat ikut terjun yang buru-buru di hapus oleh Gamma.
"Karena itu lo," jawab nya tidak nyambung. "Gue mau ke bawah dulu buatin lo sarapan, mau makan apa?"
"Lo ngelakuin ini cuma mau ngelindungin gue malem itu kan?"
Gamma mengacuhkan pertanyaan Altheya, pria itu malah bangkit dari tempat nya duduk. "Oke, bubur aja. Bumil gak boleh makan aneh-aneh."
"Gamma stop it, dengerin gue–" suara Altheya terhenti di tenggorokan mendengar ponsel Gamma berdering. Cowok itu mendekat kemudian terdiam melihat pemilik nama yang muncul di layar ponsel. Dalam hitungan detik, raut wajah nya berubah datar.
"Gue kesana sekarang," putus nya di akhir sambungan, dengan tergesa ia mengambil jaket kulit hitam di belakang pintu tak lupa memakai head band merah bertuliskan Leader yang cukup membuat Altheya paham jika Gamma bukan orang sembarangan.
Awal pertemuan mereka terbilang tiba-tiba, sejauh ini yang dapat disimpulkan Altheya tentang Gamma adalah cowok yang jauh dari kata good boy. Hanya dengan melihat head band beserta jaket nya bisa membuat orang-orang menyimpulkan jika Gamma salah satu penghuni geng motor besar.
"Gamma–" Altheya menggelengkan kepala nya pelan, kedua tangan nya terkepal kuat berusaha mengurungkan niat untuk tidak memanggil Gamma yang kini telah menutup pintu apartemen dengan keras. Sudah cukup ia merepotkan lelaki itu, Altheya ingin mengakhiri hidup selagi Gamma tidak berada di apartemen.
Pandangan kosong Altheya mengarah pada perut rata nya, namun beberapa detik kemudian wanita itu tertawa sambil mengangkat kedua sudut bibir nya membentuk sebuah seringaian. "Maafin Mama karena nggak bisa buat kamu lihat dunia, kita bakal mati sama-sama hari ini."
••••
Langkah Gamma berhenti pada basement apartment saat melihat mobil pribadi serta motor besar yang digunakan untuk menukar mobil desa telah terparkir di sana. Mengingat mobil desa membuat Gamma mengusap wajah nya dengan gusar sebelum kembali berlari ke arah lift, ia lupa belum berpamitan dengan Altheya. Karena bagaimana pun juga, wanita itu telah menjadi tanggungjawab nya.
Pintu lift terbuka, dengan tergesa Gamma berlari sambil mengeluarkan benda pipih pada saku jaket nya dan menempelkan benda itu ke arah sensor. Lantas, Gamma mendorong besi kokoh itu setelah sensor nya berbunyi.
"Altheya–" Kedua mata Gamma membulat, nafas cowok itu tercekat melihat cairan kental berwarna merah itu terus menetes dari lengan wanita yang telah menjadi istri nya beberapa jam yang lalu.
"Lo ngapain bego?!" sentak nya kuat membuang jauh-jauh cutter kecil yang biasa ia simpan di laci nakas paling bawah, tangan nya yang besar bergerak menarik Altheya yang memandang nya kosong ke dalam dekapan nya.
Gamma benar-benar takut, ia tak bisa membayangkan jika tadi tidak kembali ke apartemen dan membiarkan Altheya berhasil memotong nadi nya tanpa diketahui oleh seseorang.
"Gue udah bilang sama lo kalau mati cuma bisa memperkeruh keadaan, lo paham gak sih?!" bentak Gamma kalut, tubuh cowok itu seketika merasa lemas melihat banyak darah yang tak henti mengalir dari pergelangan tangan Altheya.
Wanita itu memberontak, kedua mata nya yang berair melirik sekitar mencoba mencari benda tajam lain yang bisa ia gunakan untuk memotong nadi. "L-lepas, gue kotor!"
"Gak, lo gak kotor!" bantah Gamma.
"G-gue murahan."
Gamma kembali menggeleng. "Gak, lo nggak murahan!"
"Gue nyusahin."
"Lo nggak nyusahin!"
"G-gue gak pantes hidup!"
Gamma memberikan tatapan tajam nya mendengar kalimat terakhir dari Altheya. Ia menarik dagu mungil itu dengan kasar, memaksa sang pemilik agar menatap kedua mata nya dengan sempurna.
"Ulangi sekali lagi," ujar nya tertahan.
Altheya menelan saliva nya gugup. "G-gue gak pantes hid–cup!"
Gamma menegakkan kembali badan nya setelah mendaratkan kecupan singkat pada bibir Altheya, wanita itu terlihat shock berat dengan kedua mata yang mengerjap lucu. Kedua pipi nya terlihat memerah membuat nya reflek menyembunyikan wajah nya pada dada bidang Gamma.
"Sekali lagi lo bilang gitu, gue bakal hukum lo sampai gak bisa jalan!" ancam Gamma tenang yang membuat Altheya sesak nafas kemudian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Masih meraba-raba Alurnya,Siapa kah bapaknya si debay,Apa niat Gamma sebenarnya untuk menolong Al..?? Setakat bab ini yg ku baca,Aku hanya bisa bilang KEREN karya mu thor..👍👍👏👏
2025-01-09
0
Rawin Usman
seru.....lanjut kak
2023-08-05
0
Efvi Ulyaniek
hamil sama siapa ya altheya.. penasaran
2023-07-30
0