Bangunan megah yang terdiri dari dua lantai itu terlihat ramai, halaman luas yang berada di sisi kanan bangunan juga terlihat penuh oleh jajaran motor besar yang di dominasi warna hitam.
Bendera-bendera aneh dengan logo tengkorak yang di silang dua pedang turut berkibar yang menambah kesan seram pada bangunan besar itu.
Gamma melepas helm full face nya, kepala nya menoleh ke belakang memberikan kode kepada wanita yang sedang menatap nya dengan takut.
"Mereka gak bakalan berani ganggu lo, cukup diam kecuali gue yang nyuruh lo bicara. Paham?" tegas nya dingin.
Altheya menelan saliva nya susah, Gamma tak melepaskan nya sedikit pun karena aksi gila nya barusan. "Lo kapan bisa paham kalau gue cuma pengaruh buruk buat lo?"
"Gue gak akan paham karena lo nggak berhak nilai diri lo sendiri," jawab Gamma, rahang tegas nya mengetat menandakan jika cowok itu sedang menahan amarah.
"Tapi gara-gara gue, lo berantem sama Papa lo–"
"Lo nggak tau apa-apa tentang gue, jadi stop bahas tentang Papa atau siapa pun itu. Ngerti?!" bentak Gamma.
Altheya menunduk takut membuat Gamma mengusap wajah nya kasar. "Sorry," ujar nya lirih sebelum menarik lembut tangan mungil itu ke dalam basecamp.
Suara tawa menggelegar yang terdengar hingga luar tadi mendadak sunyi saat Gamma menapakkan kaki nya ke dalam ruang utama. Hampir sebanyak tiga puluh pasang mata langsung menyorot pada Altheya yang membuat wanita itu menyembunyikan diri dibalik tubuh besar Gamma.
"Fokus ke depan jangan jelalatan, mau gue congkel mata lo pada?"
"Posesif amat kek mimi peri," celetuk Delta, cowok paling tengil yang duduk di sofa sambil memakan nasi padang.
"Jelas, cewek gue cakep."
"Dihh!!"
Sorakan heboh yang mulai terdengar sahut menyahut itu mampu membuat Altheya menunduk malu, tubuh nya tersentak tata kala merasakan sebuah tangan kekar menarik lengan nya dengan kasar. "Gak usah caper!"
Senyum Altheya pudar, kedua alis nya menekuk kesal merasa jengkel karena perilaku Gamma yang membatalkan rasa salting nya. "Siapa juga yang caper, lo kali."
Gamma tak bereaksi apa pun, cowok itu mendorong kecil bahu Altheya hingga wanita itu tambah jengkel. "Lo–"
"Mela, tolong obatin tangan cewek gue!" potong Gamma membuat sang pemilik nama mengangguk tipis. "Oke."
Dari bagian pojok terlihat Delta kembali nyinyir, cowok itu baru saja menyelesaikan suapan terakhir sebelum memberikan tatapan julid nya pada Gamma yang telah bergabung pada kursi panjang dekat anggota inti Akberios yang lain.
"Ngehubungin ketua udah kayak ngehubungin pejabat, eh tau nya dateng-dateng bawa anak orang."
"Lo mending diem kalau gak mau di rendang Gamma," ujar Mahen, cowok itu masih kesal lantaran lauk makan nya di comot oleh Delta.
"Lo yang diem, pentol korek!"
"Lo daki tuyul!"
"Lo peniti sinden!"
"Lo beha mimi peri!"
"Heh!" Delta memekik shock, cowok itu melempar botol minuman kosong yang tepat mengenai jidat Mahen. "Congor nya!!"
Mahen mendengus. "Sakit bego, udah tau kapasitas otak gue kecil kena benturan kek gitu kalau hafalan nya ilang tanggung jawab lo?!"
"Alah, kek lo belajar aja songong nya."
"Gue belajar ya!" kesal Mahen. "Si Ardhan noh kerjaan nya nonton bhokep sampe mata nya mau copot."
"Kok gua anjing?" cowok dengan mata panda itu menyahut tidak terima.
"Iya lah, kan lo yang nyeleding nenek-nenek kemarin di lampu merah."
"Lah kan elu yang ngezolimin bocah tk di persimpangan."
"Lah, lu juga–"
"Lo pada bisa diem gak?" kesal Arsen, cowok pemilik mata hazel itu terlihat jengkel karena merasa pusing dengan keributan yang dibuat teman-teman nya.
"Delta tuh yang mulai–"
"Bacot, lo bertiga sama aja!" marah nya galak membuat Mahen lantas kicep meski kedua mata nya melotot kesal ke arah Delta dan Ardhan yang sedang menertawai nya dalam diam.
Akberios yang memiliki slogan 'Kami datang kalian pulang' merupakan sebuah kumpulan para murid berandal SMA Abdi yang memiliki hobi merusuh di jalanan dan sering terlibat aksi tawuran. Geng motor yang baru saja berdiri selama tiga tahun terakhir ini memiliki enam anggota inti utama, yaitu :
Pertama, Arshaka Gammaliel Kanagara. Cowok dengan head band merah di kepala yang menandakan jika ia seorang leader. Gamma terpilih menjadi ketua karena memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi dan tidak mudah panik saat berhadapan dengan musuh.
Kedua, Delta Ardomeda. Cowok paling hobi merusuh, play boy dan suka nyinyir. Namun meskipun memiliki sifat demikian, Delta bisa berubah menjadi iblis saat teman-teman nya disakiti.
Ke-tiga, Mahendra Arga Pramudia. Cowok bertubuh besar yang memiliki karakter sama gila seperti Delta yang ahli pada bidang peretasan. Mahen selalu berada di garis belakang yang bertugas memantau keadaan dan mencari informasi.
Ke-empat, Zelios Ardhana Putra. Cowok tiada hari tanpa mata panda yang bergabung ke dalam squad trio bobrok yang diketuai oleh Delta.
Ke-lima, Kalandra Arseno Jofan. Cowok bermata hazel yang memiliki sifat dingin dan anti wanita, Arsen memiliki jabatan sebagai wakil ketua Akberios yang tidak suka basa-basi kecuali dengan Gamma.
Ke-enam, Jeno Zahfal Zein. Cowok paling misterius yang berhasil masuk ke dalam anggota inti Akberios. Hobi tidur dan memiliki jiwa psikopat yang tertutup oleh sifat manja dan kekanak-kanakan nya.
"Kenapa Kak Ros belum juga nikah, ya?"
"Malu sama umur, rambut udah lebat masih aja nonton upin-ipin," celetuk Mahen.
"Emang nggak boleh, ya?"
Delta menyenggol lengan Mahen dengan panik. "Lo mending diem, nyet. Tuh anak kalau udah ngerubah gaya bicara nya pake aku-kamu bisa jadi lego lo," ujar nya berbisik.
"Seriusan lo?" sahut Mahen nyolot.
Delta berdecak, tangan nya mengusap wajah Mahen dengan kasar hingga sang empunya ikut berdecak. "Bau sambel goblok!"
"Kan barusan makan nasi padang goblok!"
"Goblok ngatain goblok!" komentar Ardhan malas, nampak nya otak cowok itu mulai waras setelah berpindah duduk di sebelah Gamma. "Pecat aja mereka bos."
"Ada yang bisa jelasin ke gue?"
Pemilik iris mata hazel itu menaikan pandang, rahang tegas nya ikut mengeras menandakan bahwa ia sedang kesal. "Lo inget dimana tempo hari ngalahin Zaka waktu balap liar?"
Gamma mengangguk. "Terus?"
"Dia nggak terima dan ngerusuh di bangunan belakang sewaktu anak-anak lagi kobam."
"Bagian dapur sama tempat latihan juga hampir roboh, kalau si hazelnut kagak nahan Jeno pasti udah metong tuh anak," tambah Delta sembari meringis menahan tangan Ardhan yang menjepit kepala nya. "Bocah kampret!"
Iris mata cokelat terang Gamma menggelap, tangan nya terkepal dengan urat-urat yang mulai muncul disekitar lengan. "Ada yang luka?"
"Manu, dia dibawa ke rumah sakit karena kena pukul tongkat baseball."
Gamma berdiri. "Kumpulin semua anak-anak Akberios, kita balas sekarang juga."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah ini dia tipe cowok idaman..😄
2025-01-09
0