HARI itu Dadang yang mau berangkat kuliah memanaskan
motornya di teras rumah sambil diduduki. Sembari menunggu mesin motornya panas,
Dadang serta-merta mengarahkan pandangannya kearah pohon jambu di depan rumah
yang sedang berbuah lebat. Melihat buah jambunya sudah banyak yang matang, anak
ekonomi semester enam ini langsung nyeloteh. Dari atas motornya jadi melambung
sambil menyangga dagu dengan tangan kirinya, kaki kanannya menginjak klep motornya.
“Buah jambu itu sudah semakin banyak yang matangnya…?
Sdangkan di rumah hanya ada tiga orang, itupun kalau mas Imam libur kerja…Sedangkan
Ibu sudah sakit-sakitan, tidak makan buah jambu…? Pulang kuliah mau ajak
teman-teman kemari ach…? Kalau makan buah jambunya rame-rame, pasti bakal seru
“
Pada saat Dadang sedang memikirkan supaya buah jambunya
tidak mubazir, Imam kakaknya tiba-tiba menghampiri sambil membawa amplop.
“Dang, ini jatah bulanan kamu…Dihemat ya, sekarang pendapatan mas berkurang…Dan
kamu kuliah yang tekun supaya kalau sudah lulus, medapat pekerjaan yang lebih
baik dari pekerjaan mas sekarang”
“Terimakasih mas…” Dadang mengambil amplop yang disodorkan kakaknya.
“Hari ini mas mau kerja enggak ?” Dadang langsung bertanya.
“Masih libur…Majikan dan keluarganya yang liburan ke Lombok,
rencananya satu minggu. Jadi mas masih punya waktu bebas dua hari lagi…” Imam
kakaknya yang waktu itu bekerja sebagai supir pribadi seorang boss yang punya
perusahaan, menjawab pertanyaan Dadang adiknya.
Setelah mesin motornya panas, Dadang mengambil ranselnya yang
disimpan di atas kursi plastik yang ada di teras. “Sekarang aku mau berangkat
dulu ya mas…?” kali ini motor Dadang
sudah bergerak. “Tolong jagain ibu “ kata Dadang sebelum pergi.
“Ya, iya lah Dang, pasti mas jagain...Kamu hati-hati di
jalan ya ? Menjalankan motornya jangan ngebut“
“Iya mas…Asalamualaikum…”
“Wa’alaikumussalam…”
Dari teras Imam menatap Dadang yang pergi dengan motornya penuh
kebanggaan dan harapan. Karena selama ini uang kuliah Dadang Imam yang bayar
dengan hasil keringatnya, berikut untuk uang bengsinnya.
Setelah adiknya yang naik motor tidak terlihat, Imam masuk
kedalam. Setelah didalam, Imam langsung menuju ke kamar ibunya. Ternyata ibunya
yang sakit sedang tidur. Imampun akhirnya menutupkan pintu kamar ibunya lagi.
Setelah itu Imam masuk ke kamarnya sendiri dan ber istirahat.
Pukul setengah dua siang teman-teman Dadang yang sebelumnya
ditawari buah jambu dan memutuskan ikut kerumah temannya ini, pada ribut
disekitar pohon jambu.
“Dang ? Kok, pohon jambunya berbuah lebat begini tidak
bilang-bilang ke kita dari dulu-dulu…?”
“Iya Dang…? Sekarang buah jambunya sudah banya yang layu
karena kematangan tuh…? Jadi kita bingung memilihnya…?”
“Kalian ngak usyah bingung…Kalau mau buah yang masih
berkualitas, pilih aja yang kulitnya masih kehijau-hijauan..” Kepada
teman-temannya yang mau memetik buah jambu, Dadang memberi tips.
“Oh, yang seperti ini ya Dang…?” Teman Dadang yang bernama Amel mau memetik
buah jambu yang tangkainya agak pendek. Tapi ketika mencoba mau dipetik, ternyata
tangannya tidak sampai.
“Biar sama aku saja memetiknya Mel…” Dadang mau membantu Amel. Tapi ketika baru
satu langkah, salah satu temannya bergerak lebih cepat menghampiri Amel.
“Sama aku saja Dang…Sekarang kamu mendingan mengambil air
minum untuk kita…” Yang bernama Riki maju
ke dekat Amel. Ternyata semuanya setuju.
“Iya Dang, mendingan sekarang kamu langsung ke rumah…Yang mau
makan jambu, biar metik masing-masing…Kecuali Amel karena dia maunya yang ada
diatas, jadi harus sabar dulu…”
Kerena semuanya sudah sepakat, Dadangpun akhirnya langsung
menuju kerumah. Sedangkan Imam, ketika diluar terdengar rebut-ribut, memutuskan
keluar dari kamarnya. Setelah di ruang sekonan, Kakaknya Dadang itu kemudian
menyingkabkan tirai kaca jendela, maksudnya mau mencari tahu siapa yang ribut
diluar. Tapi setelah tirai sudah terbuka, ternyata dari luar sedang ada yang
memandang kearah jendela. Orang itu langsung manggut kepada Imam. Imampun
membalas manggut sambil tersenyum. Tapi ketika Imam mau mengembangkan perasaan
yang ada, orang yang sedang dipandanginya itu jadi mengarah kepada yang mau
memberikan buah jambu.
“Nih Mel…Buah jambu pilihan kamu, ternyata selain besar,
mulus juga…” kata yang menyodorkan buah jambu, mencandai Amel.
Yang diberi buah jambu tersenyum. “Maskasih ya Rik…Mau
langsung kumakan ach “
Yang sedang
diperhatikan oleh Imam akhirnya makan buah jambu dan tidak menghadap lagi ke
arah jendela. Tapi Imam tidak bar anjak dari situ, malah ia kemudian
melonjorkan kakinya kebelakang. Padahal Dadang yang mau menyimpan ransel dan
buku-bunyanya, mau lewat kesana.
“Aduh…!” Dadang yang mau menyimpan ransel dengan buku-bukunya
dengan terburu-buru, tersandung kaki
kakaknya. Tidak bisa dihindari bawaannya jatuh semua.
Imam pun kali ini buru-buru menghampiri Dadang yang sedang
memunguti buku-bukunya.“ Maaf ya Dang…? Barusan mas itu nggak sadar
nyelonjorkan kaki ke jalan yang mau kamu lewati…?” kata Imam minta maaf.
“Emangnya barusan mas sedang apa berada ditepi jendendela ?”
“Teman kamu yang pakai baju warna pink cantik ya…?”
“Jadi selama ini mas sedang ngintip teman teman aku ? Terus mas
tertarik oleh teman aku yang pakai baju warna pink ?”
“Oh, nggak, nggak Dang…Tadi mas hanya iseng aja”
Kring…
HP Dadang yang disimpan dekat gelas susu, berbunyi. Dadang
yang sedang melamun tersadar, lalu mengambil HP nya.
Mas Imam ? Alis Dadang mengerut ketika melihat nama yang
menghubungi. “Asalamualaikum mas ada apa
?”
“Wa’alaikumussalam…Dang kamu bangun kesiangan lagi ? Disini
sudah setengah enam nih ?”
“Tidak mas. Selain sudah solat subuh, sekarang aku juga
sedang minum susu ditepi jendela”
“Jendela yang mana maksud kamu ?”
“Yang mana lagi kecuali jendela yang mengarah kepohon jambu
yang dulu mas pandangan pertama dengan istri mas…?”
“Haha…Kamu nyindir mas, Dang…Maksud kamu yang mas dulu
bilang tidak suka dia kan ?”
“Terserah mas, lah…Kali ini sebenarnya mau apa mas
menghubungi aku ?”
“Oh iya Dang…Ini uang jatah bulana kamu, mas antar kesana
atau kamu ngambil kesini?”
“Kalau mas yang ngantar nanti kesininya dengan siapa ?”
“Kalau sudah punya istri, yang berdua dengan istri, lah…”
“Kalau begitu saya tunggu mas…”
“Ya, sampai bertemu nanti…Asalmualaikum…”
“Wa’alaikumussalam…”
“Seharusnya aku menerima kenyataan ini “ Gumam Dadang sambil menyimpan HP nya yang
sudah mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
The Gamer
Emang kalo mantan terindah susah dilupain ya Dang
2023-07-11
6
Siti Mariyam
Dengar petuah ya Ddang
2023-07-10
5
ilmi maulida
Persiapkan dirimu Dang...Permainan baru akan dimulai
2023-07-10
8