Sepanjang jalan, Melati hanya bisa menangis tanpa suara. Dirinya yang sangat takut pada siapapun membuat mentalnya benar-benar kacau. Bahkan untuk menolak pernikahan saja dia tidak mampu saking takutnya.
"Jika aku melihat ada air matamu yang jatuh ke dalam mobilku, maka aku akan membuatmu mengelapnya dengan wajahmu!" ucap Aryan yang langsung membuat Melati menghapus air matanya. Dia tak mau jika wajahnya digunakan untuk mengusap air mata yang berjatuhan di dalam mobil itu. Bisa-bisa itu akan melukai wajahnya.
Aryan memperhatikan wajah Melati yang memang sama persis dengan Jasmine. Hanya saja, Melati tak memiliki tahi lalat di dagu seperti Jasmine. Dan satu hal yang mencolok, Melati jauh dari kata modern, dia benar-benar seperti anak rumahan yang tidak kenal apa itu pergaulan. Rambutnya terurai panjang tanpa model sedikitpun. Berbeda dengan Jasmine yang sangat modis dan trendy.
"Apakah sekarang kau benci pada kakakmu?" tanya Aryan tiba-tiba. Membuat Melati langsung menoleh ke arahnya sebelum akhirnya kembali menunduk lagi.
Tak ada jawaban darinya. Hanya sebuah keheningan yang tercipta sebelum akhirnya…
"Jawab!!!" Suara menggelegar Aryan memecah keheningan. Bahkan Melati sampai tersentak karena terkejut dibentak seperti itu.
"Ti-tidak! Aku tidak benci, Tuan," jawabnya dengan gagap dan refleks.
"Oh ya? Tapi dia telah membuatmu berada di situasi seperti ini. Dia kabur di hari pernikahannya dan kau menggantikannya menjadi pengantinku." Aryan menoleh sambil menunjukkan senyuman devilnya. Melihat Melati yang ketakutan membuatnya sangat puas. Dia bagaikan melihat wajah Jasmine, sang pengkhianat yang telah kabur dan berhasil mempermalukannya
"A-aku tidak pernah membenci Kak Jasmine apapun yang dia lakukan. Ma-maafkan aku, Tuan," ucap Melati sambil meremas ujung bajunya.
"Hahaha, munafik sekali. Mana orang berhati tulus seperti itu. Aku tahu jika di dalam hatimu kau sangat membenci kakakmu."
"T-tidak, Tuan, aku sama sekali tid…"
"Diam! Kalau aku bilang benci, maka kau harus membencinya! Ah, aku tahu, kau masih belum membencinya karena aku melakukan melakukan hal yang bisa menghancurkan hidupmu, bukan?" Aryan memberikan seringai tajam hingga Melati langsung menunduk ketakutan. Dia terlihat sangat seram sekali.
"Ya, Tuan, aku membenci Kak Jasmine," ucapnya terpaksa. Dia tak mau jika Aryan melakukan sesuai hal buruk padanya.
"Sebesar apa bencimu padanya?"
"Besar sekali, Tuan."
"Katakan hal buruk tentangnya agar aku percaya."
"K-kak Jasmine, kau sangat jahat karena membuatku harus menikah dengan orang yang tidak aku cintai. Kau jahat, Kak."
"Tunggu! Hentikan kata tidak kau cintai! Jangan bawa aku dalam umpatanmu! Ulangi sekali lagi!"
"Ba-baik. Kak Jasmine! Kau sangat jahat padaku. Kau tega padaku. Dan kau tidak sayang padaku." Lagi-lagi Melati mencoba hal yang selama ini belum pernah diucapkannya pada sang kakak.
Orien merasa heran karena ada orang yang mengumpat dengan gaya yang sangat kaku seperti itu. Terbukti jika Melati memang tidak pernah mengumpat orang lain, terlebih kakak kandungnya sendiri.
"Kau payah."
"Maaf, Tuan."
"Tapi aku senang kau sangat mirip dengannya. Dengan begitu, aku bisa leluasa membuatmu menderita dan bisa membayangkan jika yang menderita adalah dia! Aku begitu mencintainya, tapi dia dengan tega meninggalkan ku!"
Aryan mengepal erat tangannya sambil melihat ke arah lain. Dirinya benar-benar merasa kecewa dengan Jasmine yang seenaknya meninggalkan dirinya tanpa sebab. Padahal, sehari sebelum pernikahan, dia masih bertelepon dengan Jasmine. Tidak ada yang aneh dari pembicaraan mereka sehingga Aryan benar-benar hancur ketika tahu bahwa Jasmine benar-benar meninggalkannya.
"Respon aku!" bentak Aryan hingga melatih gelagapan dan kebingungan.
"I-iya, Tuan, kau tampan dan tubuhmu bagus! Eh!" Melati langsung menutup mulutnya setelah menyadari bahwa apa yang diucapkannya sangat tidak pantas diucapkan olehnya.
"Ternyata kau hanya pura-pura polos, ya. Otakmu ternyata lebih kotor dari yang aku kira." Aryan menyeringai tajam. Membuat Melati mengutuki dirinya sendiri. Mengapa dia bisa mengatakan hal ini? Mengapa malah wajah dan tubuh Aryan yang ada di dalam benaknya?
"Ti-tidak, Tuan, aku hanya….."
"Aku tidak menyuruhmu menjawab. Kalau kau suka wajah dan tubuhku, tidak masalah." Aryan pun membuka jas dan kemejanya serta dasi yang melilit lehernya.
Melati tak bisa melihatnya dan hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Ah, rasanya sangat sejuk. Untung otak kotorku memberikan aku ide untuk membuka baju. Sekarang kau bisa melihat tubuhku yang kau sukai ini. Ayo, lihat," ucap Aryan tanpa memperdulikan sang sopir yang tak berniat melihat dari spion. Aryan memang selalu melakukan hal sesukanya di bangku penumpang sedangkan sang sopir tahu apa yang harus dilakukannya. Menutup spion tengah agar tidak melihat ke belakang.
Melati yang tak mau melihat malah menutup wajahnya. Dia memang belum pernah melihat wajah pria tanpa baju secara langsung. Paling hanya melihat di drama korea kesukaannya saja.
"Buka matamu dan lihat aku!" Aryan menarik paksa tangan Melati hingga tak ada lagi yang menutupi wajahnya. Kini Melati bisa melihat dengan jelas bentuk tubuh Aryan. Memang bagus seperti yang dikatakannya tadi.
Melati pun memilih menutup matanya, namun Aryan langsung mengeluarkan ancaman.
"Jika kau tidak mau membuka matamu, maka aku akan melemparkanmu dari mobil ini!"
Seketika Melati langsung membuka matanya, dan terlihatlah sebuah pemandangan yang sangat menyejukkan mata. Ah, tidak, maksudnya mengejutkan mata.
Terlihat bentuk otot yang besar di lengan dan bagian kotak-kotak di bagian depannya. Jika dihitung, semua ada enam kotak. Mata Melati tak bisa bohong, tubuh Aryan memang sangat bagus.
"Bagaimana? Bagus sesuai ucapanmu tadi, kan? Dasar gadis otak kotor!" Aryan mendorong tubuh Melati hingga ke sudut mobil. Dia pun merentangkan tangannya hingga sampai ke hadapan Melati. Membuat Melati semakin menyudut atau tangan Aryan akan menyentuh wajahnya.
"Kau lihat? Wajahmu itu hanya seukuran telapak tanganku. Baru ku sadari kau memiliki wajah lebih kecil dari Jasmine. Bayangan saja jika tangan ini berhasil meremas seluruh wajahmu, maka akan sehancur apa?"
Membayangkan? Mana bisa Melati membayangkannya? Melihat besar dan kekar tangan Aryan saja sudah membuatnya bergidik ngeri.
"Mari sini, agar aku bisa menghancurkan kepalamu!" Aryan mencoba menangkap wajah Melati. Namun, Melati dengan refleks malah mengambil tablet Aryan dan melindungi wajahnya.
Wajah Aryan pun langsung memerah karena tangan Melati sudah lancang mengambil benda yang selalu dibawanya untuk bekerja. Tatapannya begitu tajam. Bagaikan hewan buas yang ingin menerkam mangsanya.
"Ma-maaf, Tuan." Melati langsung meletakkan benda itu, namun tanpa sengaja, dia malah membenturkannya pada jam tangan bermerk milik Aryan.
"Ampuni saya, Tuan, tolong maafkan saya," ucapnya sambil menangis tersedu-sedu. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya sambil berharap ada keajaiban datang.
Memang, keajaiban datang, namun hanya di dalam mimpinya karena Aryan tak jadi marah. Hal itu karena mereka baru saja sampai ke rumahnya. Rumah yang akan menjadi tempat dimana dia akan memulai kehidupannya yang mengerikan. Berdasarkan ucapan Aryan.
"Bawa masuk dia ke dalam, aku akan berikan pengalaman mengerikan untuknya!" ucapnya sambil keluar mobil setelah seorang pengawal membukakan pintu mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
pengalaman ngeri seperti apa tu Aryan.....
2024-04-15
0
Muna Irwan
msh lanjutttt🥰
2024-02-21
0
Nendah Wenda
takutnya ih seremmmmm🙈🙈🙈
2023-09-30
0