"Mommy, baby rindu aunty Chu, aunty Osi." Ucap anak perempuan yang saat ini sedang menyandarkan tubuhnya pada sang mommy. Saat ini kedua perempuan cantik itu sedang menonton TV, duduk di atas sofa dengan camilan buah stroberi.
"Oh, baby rindu aunty. Bagaimana kalau kita video call aunty Chu dan aunty Osi, by?" Yang langsung dijawab
anggukan antusias dari sang anak.
Mommy melakukan panggilan, hingga beberapa waktu akhirnya panggilan video call tersebut terjawab dengan muncul nya kedua aunty kesayangan baby. Hal ini sukses membuat raut wajah baby menjadi ceria.
"Hai baby, apa baby merindukan aunty?" Tanya perempuan berbibir hati, yang saat ini sedang duduk manis di kursi kebesarannya. Pekerjaannya teralihkan dengan si panggilan video call, karena iya tahu kalau yang ingin melakukan video call itu adalah kesayangannya, bukan adiknya.
"Aunty, baby sangat merindukan aunty. Mengapa lama sekali aunty tidak menemui baby? Apa aunty sesibuk itu, hingga melupakan baby? Apa aunty tidak menyayangi baby lagi atau aunty sudah memiliki baby yang baru?" Ucap baby dengan mata berkaca-kaca. Sedangkan sang mommy hanya mendengarkan obrolan sang anak dengan saudarinya.
"Oh, sayang, mengapa tebakan baby benar semua. Sebenarnya aunty sudah lama ingin mengenalkan baby dengan baby aunty yang baru. Aunty punya baby yang sangat cantik dan baik hati. Maafkan aunty baby, aunty lebih menyayangi baby baru, aunty." Ujar perempuan berbibir hati yang berniat untuk menjahili kesayangannya itu.
"Jadi aunty benar-benar sudah memiliki baby yang baru dan tidak menyayangi baby lagi. Hah (menarik napas dan
membuang secara perlahan dengan mata yang sudah memerah dan ingin menangis). Apa baby boleh bermain babynya aunty?" Ucap baby L dengan perasaan ingin menangis, namun tetap berusaha untuk menerima perkataan auntynya.
"Maafkan aunty sayang, sepertinya babynya aunty tidak mau bermain dengan, baby. Babynya aunty juga tidak mau aunty berbagi kasih sayang dengan orang lain, termasuk dengan baby." Ucap sang aunty yang berbicara dengan nada dan raut wajah yang meyakinkan sang balita.
Dan benar saja hal tersebut dapat meyakinkan baby, bisa dilihat dari air mata yang sudah mengalir namun
tidak ada sama sekali suara orang yang menangis. Melihat perubahan suasan hati putrinya, sang mommy memberikan sentuhan dengan mengusap tangan dan jari-jari putrinya yang masih betah bersandar pada tubuhnya. Sang mommy, tidak ikut campur dalam obrolan tersebut, karena tahu kalau perempuan berbibir hati itu hanya menjahili putrinya. Namun dia tidak tahu bahwa putrinya sudah menangis tanpa suara sambil menundukkan wajah. Hingga sang mommy menyadari ketika sang anak menanggapi ucapan auntynya.
"Aunty, baby sayang aunty, maaf ya kalau baby tidak cantik dan tidak baik untuk aunty. But baby merasa happy kalau dengan adanya baby baru dapat membuat aunty happy. Baby sayang aunty." Ucap baby yang sudah membalikkan penuh badannya, dan langsung memeluk mommynya. Tidak lupa dengan air mata yang terus mengalir disertai dengan napas yang tidak beraturan. Hal ini menarik seluruh atensi perempuan bermata kucing yang saat ini tengah berdiri dan menimang sang anak dengan membisikkan kata-kata yang dapat menenangkan putrinya.
"By ... baby ... sayang aunty Chu hanya bercanda sayang. Aunty Chu tidak memiliki baby baru sayang, babynya hanya baby seorang. Sayang berhenti menangis, atur napas baby nanti bisa sesak napas sayang." Ujar sang mommy yang sedari tadi berusaha untuk menatap wajah sang anak. Namun mendapat penolakan dari sang anak. Berakhir dengan perempuan bermata kucing itu yang membujuk anaknya dengan membisikkan kata-kata yang bisa
memperbaiki mood putrinya.
Masih dalam video call yang tersambung dengan para auntynya. Mengapa aunty Osi tidak berbicara dengan baby? Karena ketika ingin membuka obrolan dengan baby, dirinya tiba-tiba disapa dengan juniornya. Dan terlibat dalam obrolan, hingga dia lupa kalau masih berada dalam panggilan video call dengan baby dan saudari perempuannya. Setelah obrolan dengan juniornya berakhir, barulah dia menyadari masih dalam panggilan video call. Dan yang mengejutkannya dia tidak sengaja menekan tombol mute, yang mana suaranya ataupun suara si penelpon sama-sama tidak terdengar. Setelah menekan tombol unmute, dia di kagetkan dengan situasi di mana melihat punggu baby yang bernapas secara tidak teratur dan sang mommy yang sedang mengucapkan kata-kata yang bertujuan menenangkan baby.
"Baby ... baby mengapa sayang. Mengapa baby menangis, apa ada yang menyakiti baby?" Ucap perempuan beramut pirang yang terdapat kekhawatiran dari nada bicaranya. Namun tidak ada yang memedulikan pertanyaan dari perempuan tersebut yang ada dia malah harus memahami situasi dengan sendirinya.
"Unnie, aku tunggu di rumah. Unnie, harus bertanggung jawab mengembalikan mood baby. Jika tidak, unnie akan tahu apa yang akan aku lakukan." Ucap perempuan yang masih menimang putrinya, yang belum juga berhenti menangis namun nafasnya sudah mulai sedikit stabil.
Video call terputus, dan hanya menyisakan aunty Osi dan aunty Chu.
"Habis lah aku. Rose, ingin ikut ke mansion baby?" Perempuan berbibir hati.
Paham akan situasi yang sebelumnya terjadi. Aunty Osi, menyetujui ajakan unnie tertuanya. Aunty Osi, menunggu
jemputan unnienya. Karena sebelumnya dia ke agensi dengan di atar manajer dan dia sudah minta izin untuk pulang bersama unnienya. Setelah menunggu 20 menit, akhirnya yang ditunggu datang juga, tanpa basa-basi dia langsung masuk ke dalam mobil, dan duduk di kursi depan samping kursi pengemudi.
Selama di perjalanan perempuan berbibir hati menceritakan kejadian sebelum baby berakhir dengan menangis. Hasil yang aunty Chu terima dari aunty Osi adalah, pukulan di lengannya. Karena sudah membuat keponakannya menangis. Perlu di ketahui bahwa perempuan berambut pirang itu akan bertindak kejam kepada siapa pun yang mengganggu keponakan kesayangannya. Sekalipun dia memiliki sifat yang ramah dan lembut, namun ketika menyangkut keponakannya dia tidak akan berpikir dua kali untuk melakukan apa pun demi keponakannya.
Slang beberapa waktu akhirnya kedua perempuan cantik itu sampai di depan mansion mewah. Karena tidak ingin
membuang waktu, aunty Osi langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam, dia ingin segera bertemu baby. Sedangkan perempuan berbibir hati baru turun dari mobil dan tidak lupa dengan tangan kanan yang membawa paperbag berukuran sedang yang akan dia berikan kepada baby.
***
Sementara di dalam mansion, perempuan bermata kucing masih terus menggendong dan mengusap punggung putrinya yang sedari tadi tidak berhenti mengeluarkan air mata. Yang perempuan bermata kucing khawatirkan adalah kesayangannya sudah cukup lama menangis dan parahnya menangis tanpa suara. Hal itu bisa saja membuat putrinya dema, karena menangis terlalu lama dan hal itu akan sangat menyakiti dirinya.
"Baby, aunty Osi ada di sini. Bisakah baby memeluk aunty?" Tanya perempuan berambut pirang. Hal ini dia lakukan
untuk membuat baby berhenti menangis, dengan mencoba mengambil antensi baby. Namun, respons baby sama sekali tidak bergeming. Hingga atensinya sedikit teralihkan ketika baby mendengar suara aunty berbibir hatinya.
"Hai sayang, aunty minta maaf. Aunty hanya menjahili baby saja, tidak ada baby baru. Aunty hanya menyayangi baby." Ucap perempuan berbibir hati. Namun, baby masih tidak bergeming. Bahkan baby menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya dan menutup matanya. Yang artinya dia benar-benar tidak ingin melihat dan mendengar aunty Chu nya.
Tidak kehabisan akal, perempuan berbibir hati itu akhirnya memperlihatkan paperbag yang dia pegang di tangan kanannya. Dan dibantu dengan perempuan berambut pirang untuk melepaskan kedua tangan baby dari telinga baby dengan lembut. Hal itu membuat baby membuka matanya dan melihat siapa yang melakukan itu. Namun, penglihatnya sudah terlebih dahulu di suguhi dengan paperbag yang di pegang aunty Chu nya. Hal ini tidak di sia-siakan perempuan berbibir hati untuk mengajak baby berbicara.
"Ini, untuk babynya aunty yang paling aunty sayang. Sebelum baby mengambilnya, dengarkan aunty terlebih dahulu. Aunty minta maaf karena menjahili baby dan membuat baby menangis. Aunty hanya menyayangi baby. Dan baby adalah orang cantik, dan yang terpenting baby memiliki hati yang baik. Oleh karena itu aunty menyayangi baby. Baby baru yang aunty maksud adalah diri baby, bukan orang lain sayang. Oh, baby tahu di dalam paperbag ini khusus aunty cari kan langsung isinya untuk baby. Karena kemarin aunty lihat baby benar-benar happy ketika melihatnya. Semoga baby suka dan aunty minta maaf sayang." Sesal perempuan berbibir hati yang menyesali perbuatannya dan memberikan paperbag itu padababy, yang beruntungnya diterima dengan baik oleh baby. Setelah melihat respons baik baby, perempuan berbibir hati itu pun mencium kepala dan kedua pipi kesayangannya.
Apa kabar mommy baby? Ya, sedari tadi mommy baby hanya menyimak obrolan putri dan saudarinya. Mommy baby tidak ikut campur dalam obrolan, karena dia masih di posisi memeluk dan mengusap punggung putrinya. Di rasa mood sang anak sudah mulai membaik dan unnienya juga sudah meminta maaf, dia pun membuka suara.
"Wah, baby dapat hadiah dari aunty Chu. Baby pasti ingin melihat isinya kan, jadi boleh kan kita duduk di sofa
ruang TV sayang untuk melihat apa yang aunty Chu bawa?" Tanya sang mommy kepada baby, karena jujur saja dia sudah mulai terasa pegal pada bagian kakinya. Bagaimana tidak pegal jika dia sedari tadi berdiri dan di tambah menopang berat badan anaknya. Tawaran itu dijawab dengan anggukan dari putrinya. Dan berakhir lah keempat perempuan cantik itu duduk di sofa. Dengan baby yang duduk di pangkuan mommynya.
"Terima kasih aunty Chu. Baby suka boneka rabbitnya, ini lucu dan bulunya halus. Baby memaafkan aunty, tetapi jangan jahili baby seperti itu lagi, karena baby tidak terbayangkan kalau aunty meninggalkan baby dan pergi bersama orang lain. Mengapa semua orang dewasa ingin cepat-cepat meninggalkan baby, kemarin mommy, tadi aunty Chu, apa besok aunty osi juga? Apa baby nakal, baby menyusahkan mommy dan aunty?" Tanya baby sambil menatap sang mommy dan para auntynya satu per satu, dengan wajah sendunya.
Ungkapan isi hati baby, mampu membuat ketiga hati perempuan dewasa merasa hati mereka di timpa batu besar. Belum sanggup menanggapi pertanyaan dari baby, ketiga perempuan itu memilih untuk memeluk baby secara bersamaan. Dan berakhirlah mereka dengan saling berpelukan satu sama lain. Hingga di rasa cukup memiliki tenaga untuk menjawab pertanyaan baby, sang mommy pun akhirnya membuka suara.
"Baby, jangan berpikir dan berkata seperti itu lagi sayang. Mommy dan aunty sangat menyayangi baby. Baby adalah anak yang penurut dan sama sekali tidak menyusahkan mommy dan aunty. Baby cukup selalu simpan kata-kata mommy, mommy dan aunty selalu menyayangi baby". Ucap mommy yang diakhiri dengan mencium lama kening sang anak. Sedangkan kedua auntynya sudah memalingkan muka karena tak mampu menyembunyikan air mata yang mengalir, tidak ingin dilihat baby.
Setelah drama kejahilan yang mengakibatkan mengalirnya air mata dan diakhiri dengan rasa haru. Keempat perempuan itu saat ini sedang menonton TV yang menayangkan film kartun. Untuk memulihkan mood baby dan tidak lupa berbagai macam cemilan yang sudah tersedia di depan dan samping mereka. Sementara baby lebih memilih untuk menyandarkan tubuhnya pada mommynya. Setelah beberapa saat perempuan berambut pirang merasa curiga dengan baby, karena sedari tadi baby hanya diam tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Hingga akhirnya dia menyentuh jemari tangan baby, dan betapa terkejutnya dia ketika mendapati baby yang sudah menutup kedua matanya dengan suhu tubuh yang panas.
"Unnie, tanganku yang terasa panas atau suhu tubuh baby yang tidak normal?" Tanya perempuan berambut pirang
pada kedua unnienya. Hal itu berhasil membuat rasa khawatir pada keduanya, terlebih lagi pada mommy baby yang langsung menempel kan punggung tangannya pada kening baby, dan benar saja baby demam.
"Ya Tuhan, baby." mommy yang langsung membalikan tubuh anaknya dan putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments