Perhatian Bagito

"kenapa nak?" Srita mendekati Secil dan menggendongnya.

"aku jatuh Bu, sakit" masih terus menangis

Srita melihat kepala anaknya yang terlihat memar.

"cup, cup.... ibu obati ya" Srita mengusap-usap kepala anaknya lalu meniupkan napas di kening anaknya seolah-olah mengobati. Secil masih tersedu-sedu karena merasakan sakit.

Bagito keluar dari kamar menuju kursi yang ada diruangan itu. Dia duduk dan memandang ke arah Srita dan anaknya. Dia menahan kesal. Tapi tak memperlihatkan ke Srita.

"kenapa anakmu, sayang?"

"Dia jatuh mas. Kasihan memar kepalanya" Srita mengusap-usap kepala anaknya.

"aku keluar cari makan dulu, kasihan kalian pasti lapar. kamu urus anakmu dulu ya sayang"

"iya mas" Srita senang Bagito perhatian ke anaknya

Bagito keluar rumah dengan perasaan kesal. Tapi dia harus menahan diri di depan Srita.

Sementara Srita setelah berhasil mendiamkan anaknya beranjak ke bagian belakang rumah Bagito. Melihat-lihat kondisi rumah tersebut.

kasihan mas Bagito, tinggal sendirian tak ada yang ngurusi. Srita bergumam dalam hati.

Srita mengumpulkan beberapa piring yang kotor lalu mencucinya. Dia juga sedikit merapikan barang dapur Bagito yang tak seberapa. Terlintas dipikiran Srita tentang kedua anak yang ditinggalkannya.

ah, ada mbah juga ayahnya. Aku capek dengan situasi hidup di sana. Tiap hari ngurusi kerjaan rumah yang tidak ada habisnya. Belum lagi suamiku yang tak jelas pendapatnya. Lebih baik aku dengan mas Bagito. Dengan kerjanya sebagai pengawas perkebunan pasti gajinya banyak.

Srita meneruskan langkah ke kamar mandi.

ya ampun...

Srita seketika mengambil Bros yang tergeletak di sudut lalu membersihkan lantai kamar mandi tersebut .

Bener-benar tidak terurus mas Bagito. kasihan sekali.

Dari luar terdengar suara Bagito. Srita bergegas ke depan.

"sayang ini aku belikan nasi, makanlah dl. aku tadi sudah makan di sana. Jangan lupa suapi anakmu. Ini sengaja aku pisah lauknya"

"terimakasih mas. kamu perhatian sekali" Srita tersenyum dan mengambil nasi.

"apa yang tidak untukmu, sayang" Bagito mengeluarkan gombalannya "bahkan aku rela kerja siang malam agar dirimu bisa bahagia. Kita bisa beli rumah lalu kita menikah. Kamu bersedia kan sayang menikah denganku?"

"iya mas" Srita tersenyum membayangkan memiliki rumah sendiri dan hidup bahagia dengan Bagito.

Masa bodoh dengan anak dan suamiku. Toh selama ini suamiku tk bisa memberikan kebahagiaan padaku.

Setelah selesai menyuapi anaknya makan, Srita mendekati Bagito yang sedang asyik dengan HP-nya.

"mas, bagaimana kalau tetanggamu curiga dengan keberadaan ku?, aku sepertinya akan lama tinggal di sini"

"tenang sayang, nanti aku bilang bahwa kamu adalah sepupuku dari kampung. Mau mencari kerja di sini. Karena suamimu telah meninggal. Tapi setelah ini segera urus perceraian dengan suamimu ya" Bagito mencolek dagu Srita sambil mengedipkan matanya genit.

"iya mas, pasti"

"aku senang sekali lho sayang, kamu benar- benar datang ke sini. Seperti kedatangan bidadari. Aku bisa membayangkan hidupku akan bahagia memiliki istri secantik dirimu" Bagito memuji wanita di depannya.

"gombal kamu mas" Srita mencubit tangan Bagito

"jangan peluk-peluk aku di depan anakku mas. Nanti dia ngadu ke bapaknya" Srita menepis saat tangan Bagito mencoba memeluknya.

"Dia masih kecil sayang, tidak akan mungkin mengadu ke suamimu"

"tetap saja mas, aku khawatir"

"makanya segera ceraikan suamimu yang tak berguna itu. Aku sudah tak sabar untuk memilikimu"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!