Puspita sangat kaget melihat wanita itu yang tiba tiba terjatuh tepat di hadapannya.
Puspita menghampirinya.
"Bu,bangun bu!! aduh,kenapa lagi ini!!" Puspita sangat khawatir dengan ibu tersebut.
Puspita melihat kesana kemari. Berharap seseorang datang untuk di minta pertolongannya.
Namun dia tidak melihat siapapun lewat di sana. Mana pula ada orang yang lewat di siang bolong seperti itu.
Sebuah mobil mewah lewat. Puspita melambaikan tangannya di depan mobil itu. Mengisyaratkan supaya berhenti. Mobil itu melambatkan lajunya.
"Siapa kamu? kenapa menghambat jalan kami??!!!" Seorang laki laki menjulurkan kepalanya dan berkata kasar kepada Puspita.
"Aku mau minta tolong membawa ibu ini ke rumah sakit!!" Jawab Puspita tidak menghiraukan perkataan kasar laki laki itu.
Dia melakukannya demi keselamatan wanita itu. Kalau tidak ,dia pasti akan balas memaki laki laki itu.
"Dasar orang kaya!! aku benci orang kaya!!!" desis nya.
Puspita kembali menghampiri wanita itu. Dia meletakkannya di kakinya.
"Bu,bangun dong!! kamu pasti di cariin sana anak anak mu!!" Ucap Puspita sedih.
Sebuah beca lewat.
"Bang ,tolong bawa ibu ini ke rumah sakit!!" Ucapnya.
Namun tiba tiba ibu itu membuka matanya.
Dia berusaha untuk berdiri.
"Nggak usah ke rumah sakit nak!! antarkan saja aku pulang!!" Ucapnya.
"Ibu nggak apa apa ??" Tanya Puspita khawatir.
"Tidak apa apa kok!! ibu hanya kecapean saja!!" Jawabnya.
"Ya udah ! kita naik beca ya bu!!" Ajak Puspita.
Bang beca dan Puspita membantu wanita itu naik ke atas beca.
Sebuah alamat di ucapkannya kepada tukang beca.
Puspita dan wanita itu akhirnya sampai di depan sebuah rumah tidak jauh dari tempat mereka bertemu tadi.
Puspita membantu wanita itu turun yang di sambut oleh seorang laki laki yang mungkin suaminya .
"Terima kasih ya nak!! kamu pulang saja! ini sudah ada suami ibu yang akan membantu ibu!!" Kata wanita itu.
"Baiklah bu! aku pulang ya!!" Puspita pun pamit dan naik kembali ke atas beca. Tapi dia kembali turun.
"Lho ,kok turun lagi??" Tanya si tukang beca.
"Aku nggak punya uang untuk membayar bapak!!" Jawabnya.
"Nggak usah di bayar nak!! bapak akan mengantarkanmu sampai ke rumah!!"
"Tapi pak!! siapa yang akan membayar bapak??" Tanya Puspita cemas.
"Suami ibu itu kan sudah membayar bapak!!" Jawabnya.
"Oo,bapak nggak bohong kan??"
"Nggak! ayo naik cepat!!" si tukang beca pura pura kesal.
Akhirnya Puspita di antar si tukang beca sampai ke rumahnya.
Dan dari jauh Dirly melihat Puspita masuk ke sebuah rumah kecil di tempat yang kumuh.
"Hmm,ternyata memang dia cinderella ku!!" gumamnya .
"Baik,cantik, gadis idaman!!"
Dirly memutar motornya dan meninggalkan tempat itu.
Puspita di sambut ibunya dengan dahi di tekuk.
Dia sangat heran melihat Puspita di antar sebuah beca.
"Dapat uang dari mana??"
Puspita terpaksa menceritakan kejadian tadi ,karena takut ibunya menanyakan hal yang tidak tidak.
Sedang Danu hanya tersenyum mengejek.
"Sekarang di antar beca,besok pasti di antar mobil!! kamu cerdik juga ya Puspita!!" Ucapnya.
"Apa maksudmu?? jaga mulut mu,jangan bicara sembarangan!!" Jawab Puspita dengan mata tajam.
"Itu lebih baik Puspita!! dari pada kamu hidup susah, lebih baik jual diri!! dapat uang banyak,nggak perlu capek capek jalan kaki pulang sekolah!!"
"Diam kau !! aku sangat jijik melihat kamu!! numpang hidup sama perempuan. Dasar nggak punya harga diri!!' Jawab Puspita.
"Pita!! jangan ngomong seperti itu!!! bagaimanapun dia itu ayah tirimu!!" bentak Heni.
"Aku tidak sudi punya pertalian apapun sana dia!!" Jawab Puspita.
"Tapi dia itu suami ku!! kamu harus menghormati nya!!"
"Tidak!! aku tidak sudi menghormati nya!!" Jawab nya.
"Kalau kamu tidak mau,keluar saja dari rumah ini!!" Sahut Danu.
"Kamu tidak berhak mengusirku dari rumah ku sendiri!!" Jawab Puspita.
"Sudah !! kalian berdua memang selalu bertengkar! kayak anjing dengan kucing!!" bentak Heni.
"Ajari anak mu itu!! supaya dia punya sopan sama orang tua!!" Sahut Danu.
"Aku selalu sopan kepada orang yang sudah tua,tapi lain dengan kamu!!" Jawab Puspita.
"Dasar anak tidak tahu diri!! pantas kamu di tinggal sama ayah mu!!" maki Danu.
Wajah Puspita menjadi merah ,saat Danu mengungkit ungkit tentang ayahnya.
Dia berlari dan masuk ke kamarnya. Bibirnya di gigit dengan mata yang sudah berair.
"Kenapa laki laki itu ada di rumah inj??" geramnya sambil memukul mukul lantai .
Memang sejak ibu tirinya Heni menikah dengan laki laki itu ,hidup mereka tambah susah.
Kenapa tidak???
Laki laki itu memang lebih muda dari pada Heni. Membuat Heni terlalu bucin kepada Danu.
Danu tidak punya kerjaan alias pengangguran. Namun walaupun dia pengangguran dia tidak malu meminta uang dari Heni. Padahal dia tahu kalau Heni hanyalah seorang tukang nyuci piring di sebuah warung nasi.
Untunglah mereka tidak memikirkan kontrakan,karena ayah Puspita meninggalkan sebuah rumah kecil walaupun di tempat kumuh.
Mata Puspita sudah tidak bisa membendung airmata nya lagi. Dan akhirnya menetes juga airmata nya.
Dia sudah berusaha melupakan kepergian ayahnya. Bahkan dia sudah menutup rapat luka itu. Luka saat ayahnya pergi meninggalkan dia dengan Heni.
Dan sekarang Danu mulai mencongkel luka itu. Dia tidak tahu,luka itu lebih sakit saat di congkel dan teringat kembali.
Tiba tiba Heni masuk dan menghampiri Puspita. Dia duduk di samping Puspita yang sedang duduk di lantai dan bersandar ke dinding.
"Pita!! omongan bapak mu jangan di ambil hati ya!!" bujuknya.
Airmata Puspita akhirnya tumpah juga di depan ibu tirinya.
"Aku cuma nggak suka kalau Danu mengungkit ungkit soal ayah!!" isak Puspita.
"Iya!! ibu ngerti kok!! nanti ibu bilangin ya!! kamu jangan cengeng!! hidup kita itu susah!! masih banyak lagi cobaan yang akan kamu hadapi,jadi kamu harus kuat!!"
Puspita menatap Heni. Wanita yang sudah membesarkannya walaupun tanpa kasih sayang.
"Ibu benar!! aku memang harus kuat!! aku harus bisa meraih impian ku!!" Ucapnya dengan mata berapi api.
"Nah,ini baru putrinya Pandi Wijaya!!" Heni langsung menutup mulutnya karena dia tidak menyangka akan menyebut nama ayah Puspita.
Dan karena merasa bersalah Heni langsung keluar dan melihat Danu juga sudah pergi.
Heni masuk ke dalam kamarnya yang hanya berukuran dua kali dua itu.
Dia menarik laci tempat tidurnya dan mengambil sebuah foto. Disana terlihat Heni bersama seorang lakilaki gagah yang memeluk seorang anak perempuan berumur delapan tahun.
"Mas Pandi!! kamu pergi kemana ?? kenapa kamu membiarkan kami berdua disini??" Heni mendesah sedih.
Kenangan bersama Pandi adalah kenangan yang tidak akan di lupakannya seumur hidup.
Karena hanya laki laki itu lah yang memperlakukannya dan menganggap nya sebagai seorang wanita yang patut di hormati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments