Bab 2

Marsha menatap ke arah Puspita. Dia sangat geram melihat keberanian gadis itu menolak ucapannya.

Tapi sebenarnya yang membuat dia geram bukan karena itu. Sejak pertama kali Puspita masuk,dia sudah melihat bola mata semua cowok yang ada di sana begitu bersinar melihatnya. Mereka semua begitu terpesona melihat penampilan cewek itu.

Kenapa tidak???

Puspita memang dari keluarga yang berantakan dan latar belakang ekonomi rendah.

Namun itu semua tidak terlihat dari penampilannya,yang anggun dengan tubuh tinggi langsing bak model.

Wajahnya sangat lembut dengan hidung bangir dan bibirnya yang merekah ramah kepada semua orang.

Dan Marsha tidak suka ada cewek lain yang melebihi kecantikannya.

"Kamu pasti gembel yang dapat beasiswa itu kan??" tanyanya.

"Iya! kenapa sih!! apa hubungannya dengan kamu?? emangnya yang punya sekolah ini kamu!! " balas Puspita.

Kepercayaan dirinya kembali lagi. Karena dia merasa harus bisa mempertahankan diri nya.

"Kalau kamu mau sekolah disini,kamu harus mau menuruti semua peraturan yang telah ku buat!!"

"Kalau tidak??" tantang Puspita.

"Keeekkkkhhh!!!!!"

Marsha menyayat kan jarinya ke lehernya

"Get out!!!!!"

Marsha meninggalkannya saat mendengar bunyi bel.

Semua murid pun keluar dan berkumpul di alun alun sekolah yang luas. Tidak terkecuali Puspita.

Dan hari itu adalah hari pertama sekolah,semua guru dan komite sekolah mengucapkan selamat datang.

"Selamat datang kepada semua murid murid ku sekalian!! bapak berharap kalian semua belajar dan meningkatkan prestasi kalian dari hari hari yang lewat!! kita kedatangan seorang murid dengan nilai kelulusan tertinggi tahun ini, Puspita Sari!!"

Puspita pun maju ke depan di iringi dengan tepuk tangan dari semua penjuru.

Guru guru pada asyik memasukkan momen itu ke Facebook. Mereka sangat bangga mempunyai murid cerdas seperti Puspita yang sudah banyak mengukir prestasi.

Sedangkan Marsha dan ketiga orang temannya,menatap dengan wajah kesal dan geram.

"Salsa,Karen! kita harus mengeluarkan gembel itu dari sini!! apapun caranya!!" desisnya.

"Tenang Sha!! kita pasti bisa mengeluarkan gembel itu!! kalau perlu kita minta bantuan nyokap bokap ku!!!" Jawab Karen.

Karen adalah anak dari salah seorang yang punya yayasan Bina Kasih.

"Salsa! kok diam saja?? kamu nggak suka gembel itu di keluarkan??" Tanya Marsha.

Salsa tersentak mendengar pertanyaan Marsha.

"Kamu sedang mikirin apa ??" selidik Karen.

"Iya!! kamu mikirin apa??" timpal Marsha.

"Aku sedang mencari cari Tuan Muda Dirly!! dia kenapa tidak ada??" aku Salsa.

"Oo!! cowok aneh itu lagi!!" Jawab Karen.

"Bukan cuma aneh tapi songong!!' sambung Marsha.

Keduanya langsung cekikikan dan tidak sadar kalau mereka sedang di perhatikan oleh kepala sekolah.

"Marsha,Karen,maju kedepan!!" Kata kepala sekolah dengan keras.

Tanpa merasa bersalah,keduanya langsung maju ke depan.

"Kalian mau tertawa kan!! sekarang kalian berdua tertawa seperti tadi di sini!!" titah sang kepala sekolah.

"Kenapa ?? lanjutkan tertawanya yang tadi !! cepaaatt!!!!"kepala sekolah sangat berang mengetahui muridnya yang tidak menghargai guru.

Karen langsung menghubungi sang nyokap.

"Ma!! tolong dong ma!! aku sedang di hukum!!" Ucapnya melalui video call.

"Siapa yang berani melakukannya sayang??"

"Ini ma! si buncit kepala sekolah!!"

Kepala sekolah langsung memerah wajahnya mendengar ejekan muridnya.

"Berikan ponselnya kepada si buncit itu!!" Ucap Mama Karen.

Karen memberikan ponselnya.

"Pak Baskoro!! bapak tau kan kalau murid yang bapak hukum itu putri ku!!!!"

"Tapi nyonya!! dia memang harus di hukum karena dia memang salah!!" Jawab Pak Baskoro.

"Bapak tau kan, kalau gaji bapak kami yang ngatur!! jadi jangan pernah samakan putriku dengan siswa lain!!!!"

Pak Baskoro tidak tau harus menjawab apapun lagi. Dia hanya memberikan ponselnya kepada Karen. Dia juga diam saja saat Karen dan Marsha kembali ketempatnya tanpa permisi lebih dulu.

Wajah keduanya menyunggingkan senyum kemenangan.

Setelah acara penyambutan selesai,semuanya bubar . Dan hari itu semua murid pulang lebih awal. Karena masih dalam tahap penyambutan.

Semua siswa mengambil tas dan berjalan menuju kendaraan masing masing. Tidak terkecuali Marsha CS.

Mereka juga masuk ke mobil masing masing.

"Tiiiiiiiiiiiit Tiiiiiiiiiiiit!!!"

Puspita terlonjak mendengar suara klakson di belakangnya.

"Hei gembel!! minggir!! sudah nggak tahan jadi gembel ya!! bunuh diri aja ke rel kereta api! jangan di mobil ku!!" Teriak Marsha dari jendela mobilnya.

Puspita mundur dan membiarkan tiga mobil itu lewat.

Puspita berdiri di depan gerbang sekolah yang megah itu. Dia berdiri sambil menatap gedung sekolah bertingkat itu.

SMU Bina Kasih!!

Tulisan itu tidak membuat hatinya bangga masuk ke sana. Tidak seperti saat dia menerima kabar tentang beasiswa dari sekolah ini.

Sekarang Puspita malah sudah salah masuk ke sekolah itu. Hatinya seperti tersayat menyesali keputusannya.

"Puspita!!" seseorang menepuk pundak nya.

"Tara!! kamu disini juga!! kamu di kelas 1B!!" tebak Puspita.

"Nggak!! kita sekelas kok!!" Jawabnya.

"Kok nggak ketemu???" Tanya Puspita.

"Aku tadi telat!! jadi aku langsung saja ke lapangan!!" Jawab Tara.

"Hmm!! si Ratu telat!! belum berubah juga rupanya,padahal kan sudah SMU!!" ledek Puspita.

Tara nyengir mendengar Puspita meledeknya.

Tara adalah sahabat Puspita di SLTP. Dia dan Tara memang bermimpi masuk ke sekolah Bina Kasih.

Dan Tara lah yang mendorong Puspita untuk menerima tawaran beasiswa dari yayasan Bina Kasih.

Padahal banyak sekolah lain yang menawarkan beasiswa padanya.

Namun penyesalan tidak ada gunanya. Nasi yang sudah menjadi bubur jangan di buang. Tapi jadikanlah bubur menjadi enak.

Itulah yang sedang di tanamkannya di dalam hatinya.

"Kamu belum pulang??" Tanya Tara.

"Ini mau pulang!!" Jawab Puspita.

"Jalan kaki??"

Puspita mengangguk.

"Eyalah! sahabatku yang miskin!! sekarang ikut dengan ku ya!! " Ajak Tara.

Dia menghela nafas sedih.

"Untung saja aku tadi sempat bertemu Puspita,kalau tidak dia sudah jalan kaki ke rumahnya!!" Ucapnya dalam hati.

"Kalau mobilnya nggak keberatan!!" Jawab Puspita.

"Tanya sendiri!!" Sahut Tara.

Keduanya akhirnya tertawa terbahak bahak di dalam mobil.

"Kenapa sedih??" Tanya Tara melihat mendung di wajah Puspita.

Tara sangat tahu penderitaan Puspita. Gadis yang hidup bersama dengan ibu tiri dan ayah tiri.

Tara juga tahu kalau sebenarnya sahabatnya itu sebatang kara. Walaupun dia tinggal bersama dengan dengan orang yang berstatus orang tuanya,namun dia sendiri.

"Pus! cerita dong! kamu kok sedih?? kamu sedang ada masalah di rumah??" tanyanya.

Puspita menggelengkan kepalanya.

"Trus kenapa?? kita sahabatkan??"

Puspita menatap Tara.

"Sepertinya aku sudah salah masuk ke sekolah itu!! mereka semua menyebutku gembel!!"

"Apaaaa?? siapa yang mengatakan itu??" Tanya Tara berang.

"Marsha!!"

Wajah Tara langsung berubah mendengar nama Marsha Cs

"Dia itu anak ketua komite sekolah! sabar ya!! " hibur Tara perlahan. Emosinya tadi terbang entah kemana mendengar nama Marsha Cs.

"Kita nggak usah cari masalah dengan mereka! lebih baik menghindar!!' saran Tara.

"Bukan aku yang cari masalah!! tapi dia yang membuat masalah!!" jelas Puspita.

"Jadi gimana dong!! kita sudah masuk kesana ,nggak mungkin kan keluar lagi!!" Jawab Tara.

Puspita diam. Ucapan Tara memang benar. Dia tidak mungkin keluar lagi dari sana. Tara memeluk Puspita,memberikan kekuatan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!