BAB 03 - Rambo Siap Merusak Segalanya!

Jangan sekarang, pikir Rambo liar, berusaha sekuat tenaga mengusir amarah yang membanjiri kepalanya saat ini. Biasanya, Rambo dapat mengatasi perasaan itu dengan santai. Tapi kini berbeda, ia tak mampu berdiam apalagi bila ingat barusan ia telah bertemu kembali dengan Marwah, yang menurutnya adalah cinta sejatinya yang pertama dan terakhir.

"Apa Mas? kenapa diam? walaupun tidur aku tidak tuli Mas!" Erin menatapnya dengan tatapan curiga sembari mengangguk sekilas. "Oh, Jangan bilang kamu di luar sana suka jajan, Kamu tidak sedang bandingkan aku dengan wanita lain kan?"

"Kamu terlihat marah Erin, memangnya apa yang membuat kamu peduli?" Rambo balas menatapnya dingin.

"Dengar jawaban kamu ini, berarti aku benar kan?! kenapa Mas? coba jelaskan bagaimana rasanya nikmatin cewek jalanan? enak?"

Rambo hanya diam. Tentu, Ia mulai memainkan mata, memandang ke pergelangan tangannya; Gelang Pragma terindah pemberian Marwah. Memang cuma kamu tempatku berteduh, meski aku belum bersama denganmu.

Belum selesai mematung, sebuah lemparan maut menuju ke arah Rambo. Bantal tidur yang tadi dibawa Erin melayang tepat mengenai wajahnya, membuatnya sadar dari lamunan.

Tak sampai situ, pukulan susulan datang pula dari kepalan tangan Erin yang baru saja datang mendekat.

"Kamu jahat ya Mas. Jahat kamu! pernikahan kita baru seumur jagung, tapi kamu tega main belakang dari ku! aku ini masih istri kamu Mas! kenapa tidak bisa tahan napsu?!"

"Cukup!!!" Rambo menaikkan nada bicaranya. "Aku tidak jajan seperti yang kamu tuduhkan!"

Sambil menelan ludah dengan susah payah, Rambo akhirnya berhasil menyentak tangan Erin yang membabi buta. Ia berhati-hati untuk tidak salah mengucap kata, kalau tidak semua bakal berantakan dengan kacau.

Erin membutuhkan satu-dua menit untuk berkonsentrasi. Memaksakan diri untuk mengambil napas dalam-dalam, perlahan-lahan. Perasaan panik yang tiba-tiba menemani hatinya malam ini, melingkari relung dadanya dan menggeram mengancam, baru kali ini Erin merasa takut.

"Dengar ya Mas, jangan pernah kamu coba-coba untuk mengkhianati aku. Aku kerja di kantor penyiaran, kamu bakal lihat bagaimana akhirnya kalau semua orang tahu seorang perwira Polisi melakukan perselingkuhan! hancur kamu, camkan itu Mas!"

Rambo hanya tersenyum tipis, namun dia tetap berusaha tenang. "Kamu kerja di kantor penyiaran, bagaimana kalau semua orang tahu kalau presenter ramah di luar rupanya sangat pembangkang? kamu terlalu naif Erin, suami mana pun belum tentu bisa sesabar aku menghadapi istri yang manja dan kurang ajar seperti kamu!"

"Kamu marah karena aku tolak permintaan kamu tadi? cuma perkara kopi dan air panas?" Jawab Erin dengan pertanyaan balik.

"Sudahlah, aku mau mandi. Kamu tidurlah di kamar lain seperti keinginan kamu tadi."

Rambo mengambil celah di samping Erin dan pergi ke kamar mandi. Tak ada waktu baginya untuk berdebat, ia harus berpikir untuk mencari tahu perkara kekerasan yang di alami Marwah dalam kehidupan rumah tangganya. Harus mencari cara untuk membebaskan Marwah dari jerat suami setan yang Berani-beraninya buat tanda merah yang telah menghiasi wajah wanita yang dicintainya itu.

"Andai itu memang terbukti, aku berani bersumpah untuk ambil kamu lagi dari orang itu." Rambo bergumam di bawah kucuran air shower.

Rambo tahu betul ia pasti sekarang terlihat setengah sinting saat ini. Tuhan tahu seperti itulah perasaannya sekarang, kehabisan napas, kalut, gelisah, dan bingung. Rumah tangganya yang sudah kacau balau, bahkan hampir terasa seperti neraka dunia walau baru berjalan beberapa bulan saja. Kini, ia juga harus memikirkan Marwah, wanita yang paling dicintainya, meski belum kesampaian.

Demi Tuhan, kenapa garis takdirnya begitu sulit?

Apa yang harus dia lakukan?

Tentu, pikir Rambo frustasi. Ia memandang langit-langit kamar mandi kemudian ke arah ventilasi untuk menatap langit. Aku bakal ceraikan Erin, kalau tiba waktunya nanti.

Kini dia telah mantap. Kali ini ia tak akan melepaskan Marwah, setelah penantian panjang selama bertahun-tahun, Rambo siap memastikan bahwa cintanya tak akan lagi tertunda untuk kedua kalinya.

Besok dia akan kembali ke perkampungan kecil itu untuk bertemu lagi dengan Marwah. Sementara sekarang dia harus beristirahat dan pergi tidur. Nyaman sekali tak ada Erin di sampingnya, meski memang mereka belum pernah melakukan hubungan intim.

Rambo ingat betul, bagaimana Erin membangun reputasinya dalam bekerja agar sempurna. "Aku belum bisa hamil sekarang, Mas! Karirku sedang naik daun, sayang kalau harus mengandung dalam waktu dekat." Begitu Erin menegaskan dulu saat malam pengantin pertama mereka.

Besoknya, alarm ponsel Rambo kembali berbunyi. Rupanya hari sudah pagi, ia terpaksa bangkit meski kesadarannya belum datang secara penuh.

Setelah beres siap-siap, rupanya ia telah disambut oleh wanita yang menjadi teman ributnya semalam, Erin berdiri di depan pintu tepat saat Rambo keluar kamar.

"Maaf," Erin menjaga kepalanya tetap menunduk dan bahu membungkuk, dengan pandangan bahwa ia telah menyadari sesuatu.

"Bodoh," gumam Rambo sambil menghela napas. "Jika ada barangmu di dalam ambil lah, aku mau pergi kerja. Tapi kalau bukan, apa pun yang kamu pikirkan sekarang tolong minggir lah sedikit, aku mau lewat." Ucapnya.

"Tidak, maaf," jawab Erin dan memaksakan diri untuk menatap Rambo, meskipun ia yakin bahwa mata Rambo akan sama menakutkannya dengan perasaannya sekarang. "Aku hanya ingin menyuarakan pikiranku sekarang, bisa beri aku kesempatan bicara sebentar sebelum kita sama-sama berangkat kerja?"

"Baiklah." Rambo menatap sekilas arlojinya baru kemudian menyandar di bibir pintu. Mata coklatnya mengamati Erin untuk waktu yang cukup lama, sebelum akhirnya bertanya, agar Erin segera bicara. "Apa yang mau dibicarakan?"

"Pertama, aku minta maaf soal keributan semalam. Aku sungguh tak bermaksud membangkang atau melawan, tapi kamu tahu sendiri dan aku sudah mengatakannya dari awal kita menikah, aku memang tidak pernah sentuh dapur dan pekerjaan rumah tangga lain Mas. Bukan tidak mau, tapi memang aku tidak tahu." Kata Erin, dan berusaha untuk tenang setelah akhirnya mendapati sorot mata Rambo kembali.

"Kedua, karena aku sibuk kerja dan berkarir, jadi untuk mencegah kejadian semalam terulang lagi, aku mau kamu cari asisten rumah tangga di rumah ini."

Rambo menarik napas dan memandangi lantai-lantai depan kamar yang putih berdebu. Ia senyum-senyum tipis dengan permintaan Erin kali ini. Beruntung dulu dia selalu menolak, tapi kini nampaknya ia bersyukur dengan permintaan kedua itu.

Dulu, sengaja agar Erin bisa belajar. Tapi sekarang lain lagi, ide itu bisa menjadi jalan agar bisa melancarkan aksinya.

Melakukan hal yang sama, seperti saat pertama kali aku bertemu dia, bagaimana jika aku kembali memperkerjakan kamu Marwah? dengan begitu kita bisa kembali dekat, dan aku tak perlu susah payah mendatangi kamu. Pikir Rambo sedikit liar.

Apakah ini akan membuatnya semakin terjerat pada dahsyatnya rasa cinta? Tapi bukankah sejak pertemuan malam itu ia sudah siap untuk terperangkap? Rambo tak perduli dengan semua itu, yang terpenting kini ia mendapatkan celah untuk kembali bersama Marwah.

Terpopuler

Comments

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

marwah bukan babu, rambo.

2024-01-11

0

copai

copai

Jangan pekerjakan Marwah, kasihan

2023-09-11

0

baby eunhyuk / Xoblisss

baby eunhyuk / Xoblisss

Rambo aku dukung bgt kamu sama Marwah, tapi ga tau aku takut sama pilihan kamu untuk selingkuh 😭

2023-07-05

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Pintu Cerita
2 BAB 02 - Memang Hanya Marwah
3 BAB 03 - Rambo Siap Merusak Segalanya!
4 BAB 04 - Berkhianat atau Menetap?
5 BAB 05 - Bertengkar Lagi, Kesekian Kalinya
6 BAB 06 - Selamat Datang di Rumah
7 BAB 07 - Api Asmara Kembali Membara
8 BAB 08 - Latar Belakang Pernikahan yang Jahat
9 BAB 09 - Kepercayaan adalah Selingkuhan
10 BAB 10 - Di Meja Makan
11 BAB 11 - Hati yang Terbelenggu
12 BAB 12 - Melepas Erin Untuk Selamanya
13 BAB 13 - Tangisan di Waktu Subuh
14 BAB 14 - Temui Mertua, Aku Ingin Pisah
15 BAB 15 - Pembicaraan Singkat, tapi Berat
16 BAB 16 - Perempuan Iblis
17 BAB 17 - Nyonya Besar Pengendali Selingkuhan
18 BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19 BAB 19 - Laki-laki Cerdas & Tangguh
20 BAB 20 - Bangkit! Kamu Bukan Perempuan Lemah
21 BAB 21 - Misi Rambo Penuh Misteri
22 BAB 22 - Turuti Alur, Jangan Melawan, Atau Memberontak
23 BAB 23 - Perempuan Kuat
24 BAB 24 - Bebas Dari Penjara Istri Jahat
25 BAB 25 - Saksi Untuk Bercerai
26 BAB 26 - Malam Bersama Kekasih
27 BAB 27 - Sikap yang Dulu
28 BAB 28 - Selangkah Meninggalkan Istri Rambo
29 BAB 29 - Mereka Semua Terkejut
30 BAB 30 - Besok Lusa
31 BAB 31 - Arti Pernikahan Bagi Lelaki
32 BAB 32 - Permohonan disetujui
33 BAB 33 - Padahal Dia Sudah Mencintai
34 BAB 34 - Ancaman Balik
35 BAB 35 - Ikut Serta Orang Tua
36 BAB 36 - Mungkin Dia Akan Menyesal
37 BAB 37 - Penantian 5 Tahun Itu...
38 BAB 38 - Pendaftaran Gugatan
39 BAB 39 - Cerita Di Persidangan
40 BAB 40 - Ini Kisah Perpisahan Si Gondrong
41 BAB 41 - Tekanan Terbesar
42 BAB 42 - Kini Giliran Marwah
43 BAB 43 - Pria Paling Kejam
44 BAB 44 - Rahasia Di balik Pernikahan Marwah
45 BAB 45 - Kekuatan dari Rambo
46 BAB 46 - Dalang di Balik Telepon
47 BAB 47 - Lelaki Yang Kelam
48 BAB 48 - Pelan-Pelan Tapi Pasti
49 BAB 49 - Hati Yang Kasar
50 BAB 50 - Perempuan Ternistakan
51 BAB 51 - Hidup Penuh Liku-Liku
52 BAB 52 - Akhirnya Om Datang
53 BAB 53 - Serahkan Semua Pada Om Gondrong
54 BAB 54 - Yang Menyakiti Marwah Adalah Musuh Rambo
55 BAB 55 - Lelaki Jahat Yang Sebenarnya
56 BAB 56 - Komitmen Pada Marwah
57 BAB 57 - Perseteruan Hebat
58 BAB 58 - Keyakinan Penuh Kebohongan
59 BAB 59 - Mari Kita Menikah Marwah
60 BAB 60 - Kucing Manis Ibu
61 BAB 61 - Kutunggu Perpisahanmu
62 BAB 62 - Cinta Sejati Penuh Keikhlasan
63 BAB 63 - Ku Lamar Kau dengan Pragma
64 BAB 64 - Kamu Tak Diinginkan Marwah
65 BAB 65 - Restu yang Tertunda
66 BAB 66 - Tinggalkan Anak Saya!
67 BAB 67 - Perjuangan Sama-Sama
68 BAB 68 - Sah
69 BAB 69 - Buah Perjuangan Rambo Untuk Marwah
70 BAB 70 - 'Mas', Sebut Begitu Marwah
71 BAB 71 - Meleburkan Perasaan dan Bahaya
72 BAB 72 - Kabar Baik dan Kabar Buruk
73 BAB 73 - Cinta Tulus Untuk Marwah
74 BAB 74 - Terlampau Bahagia
75 BAB 75 - Berkah Kehamilan
76 BAB 76 - Pengorbanan Seorang Ibu
77 BAB 77 - Jangan Terulang Lagi
78 BAB 78 - Kita Harus Percaya
79 BAB 79 - (Mungkin) Detik-detik Terakhir
80 BAB 80 - Rahasia Besar Terungkap
81 BAB 81 - Pedihnya Terasa Penuh
82 BAB 82 - Antara Hidup dan Mati
83 BAB 83 - Perempuan Jahat Sudah Baik
84 BAB 84 - Semua Kenangan Kembali
85 BAB 85 - Saga : Sang Pewaris
86 BAB 86 - Akhir Bahagia
87 I LOVE U SUAMI DADAKAN 2
88 LELAKI IDAMAN - SAMUDERA ANANTA
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB 01 - Pintu Cerita
2
BAB 02 - Memang Hanya Marwah
3
BAB 03 - Rambo Siap Merusak Segalanya!
4
BAB 04 - Berkhianat atau Menetap?
5
BAB 05 - Bertengkar Lagi, Kesekian Kalinya
6
BAB 06 - Selamat Datang di Rumah
7
BAB 07 - Api Asmara Kembali Membara
8
BAB 08 - Latar Belakang Pernikahan yang Jahat
9
BAB 09 - Kepercayaan adalah Selingkuhan
10
BAB 10 - Di Meja Makan
11
BAB 11 - Hati yang Terbelenggu
12
BAB 12 - Melepas Erin Untuk Selamanya
13
BAB 13 - Tangisan di Waktu Subuh
14
BAB 14 - Temui Mertua, Aku Ingin Pisah
15
BAB 15 - Pembicaraan Singkat, tapi Berat
16
BAB 16 - Perempuan Iblis
17
BAB 17 - Nyonya Besar Pengendali Selingkuhan
18
BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19
BAB 19 - Laki-laki Cerdas & Tangguh
20
BAB 20 - Bangkit! Kamu Bukan Perempuan Lemah
21
BAB 21 - Misi Rambo Penuh Misteri
22
BAB 22 - Turuti Alur, Jangan Melawan, Atau Memberontak
23
BAB 23 - Perempuan Kuat
24
BAB 24 - Bebas Dari Penjara Istri Jahat
25
BAB 25 - Saksi Untuk Bercerai
26
BAB 26 - Malam Bersama Kekasih
27
BAB 27 - Sikap yang Dulu
28
BAB 28 - Selangkah Meninggalkan Istri Rambo
29
BAB 29 - Mereka Semua Terkejut
30
BAB 30 - Besok Lusa
31
BAB 31 - Arti Pernikahan Bagi Lelaki
32
BAB 32 - Permohonan disetujui
33
BAB 33 - Padahal Dia Sudah Mencintai
34
BAB 34 - Ancaman Balik
35
BAB 35 - Ikut Serta Orang Tua
36
BAB 36 - Mungkin Dia Akan Menyesal
37
BAB 37 - Penantian 5 Tahun Itu...
38
BAB 38 - Pendaftaran Gugatan
39
BAB 39 - Cerita Di Persidangan
40
BAB 40 - Ini Kisah Perpisahan Si Gondrong
41
BAB 41 - Tekanan Terbesar
42
BAB 42 - Kini Giliran Marwah
43
BAB 43 - Pria Paling Kejam
44
BAB 44 - Rahasia Di balik Pernikahan Marwah
45
BAB 45 - Kekuatan dari Rambo
46
BAB 46 - Dalang di Balik Telepon
47
BAB 47 - Lelaki Yang Kelam
48
BAB 48 - Pelan-Pelan Tapi Pasti
49
BAB 49 - Hati Yang Kasar
50
BAB 50 - Perempuan Ternistakan
51
BAB 51 - Hidup Penuh Liku-Liku
52
BAB 52 - Akhirnya Om Datang
53
BAB 53 - Serahkan Semua Pada Om Gondrong
54
BAB 54 - Yang Menyakiti Marwah Adalah Musuh Rambo
55
BAB 55 - Lelaki Jahat Yang Sebenarnya
56
BAB 56 - Komitmen Pada Marwah
57
BAB 57 - Perseteruan Hebat
58
BAB 58 - Keyakinan Penuh Kebohongan
59
BAB 59 - Mari Kita Menikah Marwah
60
BAB 60 - Kucing Manis Ibu
61
BAB 61 - Kutunggu Perpisahanmu
62
BAB 62 - Cinta Sejati Penuh Keikhlasan
63
BAB 63 - Ku Lamar Kau dengan Pragma
64
BAB 64 - Kamu Tak Diinginkan Marwah
65
BAB 65 - Restu yang Tertunda
66
BAB 66 - Tinggalkan Anak Saya!
67
BAB 67 - Perjuangan Sama-Sama
68
BAB 68 - Sah
69
BAB 69 - Buah Perjuangan Rambo Untuk Marwah
70
BAB 70 - 'Mas', Sebut Begitu Marwah
71
BAB 71 - Meleburkan Perasaan dan Bahaya
72
BAB 72 - Kabar Baik dan Kabar Buruk
73
BAB 73 - Cinta Tulus Untuk Marwah
74
BAB 74 - Terlampau Bahagia
75
BAB 75 - Berkah Kehamilan
76
BAB 76 - Pengorbanan Seorang Ibu
77
BAB 77 - Jangan Terulang Lagi
78
BAB 78 - Kita Harus Percaya
79
BAB 79 - (Mungkin) Detik-detik Terakhir
80
BAB 80 - Rahasia Besar Terungkap
81
BAB 81 - Pedihnya Terasa Penuh
82
BAB 82 - Antara Hidup dan Mati
83
BAB 83 - Perempuan Jahat Sudah Baik
84
BAB 84 - Semua Kenangan Kembali
85
BAB 85 - Saga : Sang Pewaris
86
BAB 86 - Akhir Bahagia
87
I LOVE U SUAMI DADAKAN 2
88
LELAKI IDAMAN - SAMUDERA ANANTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!