BAB 05 - Bertengkar Lagi, Kesekian Kalinya

Sekitar hari Minggu, tepatnya setelah satu pekan Rambo menawarkan pekerjaan itu masih belum ada kabar dari Marwah. Gelisah, jelas Rambo merasakan itu sekarang, selama satu minggu itu juga ia tak pernah lagi mendatangi Marwah secara langsung, cuma mantau-mantau keadaan saja meski dari jauh.

"Mas," Erin muncul di belakangnya dan bertanya, "Kamu setuju kan dengan permintaan aku waktu itu? sekarang bagaimana, sudah dapat asistennya?"

"Setuju," jawab Rambo dan memaksakan diri tersenyum, "Maaf, kalau agak lama tapi aku sudah cari kok."

"Maksudku begini Mas, kalau kamu ada pekerjaan atau benar-benar sibuk ngomong saja tidak sanggup, biar aku saja yang cari kalau begitu. Dari pada makan waktu, kasihan juga kamu kalau harus cuci piring dan nyapu terus tiap pagi."

"Jangan!!" Rambo berteriak agak kencang, sampai Erin pun mengernyitkan kening keheranan. "Emm, jangan, karena kemarin aku sudah tawari beberapa orang tinggal tunggu jawaban saja, nanti aku coba tanyakan kepastiannya. Jadi jangan cari dulu lagi, tidak enak kalau rupanya ada salah satu yang setuju." Lanjutnya.

Erin memutar tubuhnya perlahan sampai memandang sejenak pada suaminya. Rambut gondrong yang khas itu teracak-acak oleh angin sore yang dingin dan kuat. Ia mulai merasakan pusaran teror mencengkeram dadanya saat melihat pesona Rambo saat itu.

Baru ia sadari bahwa suaminya bukan sekedar pria kekar berpangkat saja seperti yang dicamkan orang tuanya waktu itu, tapi Rambo memang memiliki pesona tersendiri dan sangat mumpuni untuk dibanggakan jadi suami.

Kemarin kita ribut besar, padahal dari dulu dia tak pernah semarah itu cuma karena aku tolak buat kopi. Sampai aku dibandingkan dengan orang lain, aku yakin di luar sana sudah banyak semut gatal yang ganggu dia. Keputusan ku sudah benar untuk cari Asisten Rumah Tangga, dengan begitu Rambo tidak akan marah besar lagi padaku. Kalau kami baik-baik saja, aku yakin tak akan ada lagi yang berani gigit dia di belakangku. Pikir Erin sambil melamun.

Tapi, ah. Apa yang dipikirkan Erin! Ia tak perlu merasa cemas atau takut suaminya itu akan berpaling dan cari wanita lain, cuma karena ia tak mampu melayani Rambo dengan baik. Toh, dia adalah perempuan yang cantik, badan tinggi putih dan molek, karir bagus. Perempuan mana yang sanggup menggeser posisinya di samping Rambo. Tentu Rambo adalah miliknya, dan sampai kapan pun Erin tak boleh kehilangan dia.

"Syukurlah kalau kamu sudah cari ART, aku sedikit tenang, aku fokus kamu juga fokus. Tidak perlu ribut masalah rumah-rumah lagi kan Mas?" Ucap Erin.

Rambo hanya tersenyum kemudian bangkit dari kursi.

"Kamu mau kemana?" Erin kembali bertanya sambil matanya melirik Rambo. "Aku pesan cappuccino," Kali ini dia mengalihkan pandangan kembali ke ponsel. Gayanya laksana seorang ratu sedang memberi perintah.

Rambo menatapnya dengan mata menyipit. Riuh padat dalam hatinya melihat kelakuan Erin yang makin-makin. Terlalu manja bahkan sedikit kurang ajar bila melihat caranya memerintah barusan.

Kemudian Rambo melangkah ke dalam jarak pandang Erin. Tinggi, dengan bahu yang cukup lebar untuk dilandasi pesawat terbang. Mata cokelatnya menyapu ke Erin dengan tajam sebelum akhirnya merampas ponsel yang sedang menempel di telinganya saat itu.

"Mas!!!!!" Teriak Erin sambil menyambar kembali ponselnya, meski gagal. "Apa yang kamu lakukan sih? aku lagi telepon atasan untuk siaran besok! kalau main-main jangan kelewatan!"

Rambo diam sambil terus menatap langsung ke mata Erin. Seketika mata bersoflen biru seperti mata kucing itu melebar, terkejut karena raut wajah Rambo membuatnya sedikit tertekan. "Apa?"

"Kamu yang kelewatan! Aku sudah terlalu banyak memaklumi kamu Erin, semua permintaan dan keinginan kamu sudah ku turut kan. Kalau aku tanya padamu, apalagi kurangnya aku sebagai suami?"

Aneh dan mengejutkan, Erin berdebar hebat sambil mundur seakan-akan tindakan Rambo itu benar-benar membuatnya takut.

"Apa sih Mas? belakangan ini suka marah-marah tidak jelas!"

"Aku ini suami kamu bukan pembantu, minta tolonglah dengan cara yang benar." Jawab Rambo dengan nada meninggi.

"Kamu marah padaku cuma karena aku minta buatkan Cappuccino? Kamu bicara, sampai bentak aku begini? aku tidak tahu Mas kalau ternyata kamu orangnya kasar! dari dulu aku tidak pernah dibentak siapa pun, dari aku kecil sampai sebesar ini Papa Mama tidak pernah marah atau bicara dengan nada tinggi begitu padaku."

Sisi Manja Erin kini ditampakkan, air mulai memenuhi pelupuk matanya dan dia mulai menangis.

Tapi sebelum Erin sempat mengerang, penglihatan lain membanjiri matanya, di mana Rambo hanya berdiri menatapnya dingin. Emosinya semakin terguncang.

"Berhenti menangis, kamu terlalu manja untuk jadi istri."

Erin terkejut mendengar ucapan Rambo barusan. Ia melihat Rambo lagi. Rambut pria itu kembali tertiup angin.

"Kenapa memangnya? kamu menyesal menikahi aku karena aku terlalu manja?"

"Bukan cuma manja, kamu juga kurang ajar dan pembangkang, tidak ada sedikitpun etika untuk menghormati orang lain. Kamu terlalu lemah dan tunduk hanya pada orang tuamu." Jawab Rambo tegas.

"Mas!!!"

"Kenapa tidak nyaman aku ungkapkan semua fakta itu? kamu memang cuma nurut dengan orang tuamu, kamu mau menikah denganku juga kan karena disuruh orang tua."

"Mas!!!! cukup!!! Kamu pikir menikah itu main-main sampai aku mau nyebur, membangun biduk rumah tangga dengan kamu cuma karena disuruh!" Kini Erin membalas dengan tegas.

"Sudahlah Erin, aku tahu semua. Dari awal kita hanya diatur, tak ada perasaan apa pun di antara kita. Bahkan sampai sekarang. Ya kan?"

"Cukup Mas. Jangan dilanjutkan lagi, ini cuma masalah kecil Okey? tak usah dibawa ke sana kemari, aku pusing. Pekerjaan di kantor sudah banyak, terus di rumah hampir tiap hari ribut terus dengan kamu." Jawab Erin sambil menghempas tangannya. "Aku bisa pesan cappuccino sendiri!"

Rambo mendengus setelah Erin memutuskan pergi berlalu. Kalut sekali makin aneh-aneh, emosi berputar dalam dadanya terus-menerus sampai memenuhi batas mulut tenggorokan. Benar, yang dikatakan Erin. Aku terlalu kesal dan gelisah sampai emosiku tidak stabil dan terpancing kemarahan. Mungkinkah aku begini karena resah menunggu kabar dari Marwah? Sial! Gumam Rambo penuh frustasi.

Tapi, tak sampai situ. Hanya butuh 5 menit saja dari pertengkaran dramatis antara Rambo dan Erin barusan. Sebuah notifikasi pesan singkat masuk dari nomor tak dikenal ke ponsel Rambo.

Selamat Malam.

Ini aku Marwah, mengenai tawaran kerja kemarin apakah masih bisa ku terima?

Senangnya Rambo tak terkira, bibir yang tadinya tegang terkatup rapat, kini akhirnya menyungging tinggi hampir memenuhi pipinya. Meski pesan itu terlihat kaku, nampaknya Marwah memang yakin pada kata-katanya waktu itu. Dia berpikir bahwa pesan yang dikirim itu mungkin akan dibaca juga oleh Erin, istri Rambo.

Malam, masih bisa. Kamu bisa datang ke sini besok pagi, aku bakal kirim alamat rumahnya.

Balasnya cepat.

Terpopuler

Comments

Dee

Dee

Erin terlalu berbangga diri 😏

2024-05-03

1

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

Erin memang nyebelin ya

2024-01-11

0

Ersa

Ersa

si ratu deramah

2023-09-23

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Pintu Cerita
2 BAB 02 - Memang Hanya Marwah
3 BAB 03 - Rambo Siap Merusak Segalanya!
4 BAB 04 - Berkhianat atau Menetap?
5 BAB 05 - Bertengkar Lagi, Kesekian Kalinya
6 BAB 06 - Selamat Datang di Rumah
7 BAB 07 - Api Asmara Kembali Membara
8 BAB 08 - Latar Belakang Pernikahan yang Jahat
9 BAB 09 - Kepercayaan adalah Selingkuhan
10 BAB 10 - Di Meja Makan
11 BAB 11 - Hati yang Terbelenggu
12 BAB 12 - Melepas Erin Untuk Selamanya
13 BAB 13 - Tangisan di Waktu Subuh
14 BAB 14 - Temui Mertua, Aku Ingin Pisah
15 BAB 15 - Pembicaraan Singkat, tapi Berat
16 BAB 16 - Perempuan Iblis
17 BAB 17 - Nyonya Besar Pengendali Selingkuhan
18 BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19 BAB 19 - Laki-laki Cerdas & Tangguh
20 BAB 20 - Bangkit! Kamu Bukan Perempuan Lemah
21 BAB 21 - Misi Rambo Penuh Misteri
22 BAB 22 - Turuti Alur, Jangan Melawan, Atau Memberontak
23 BAB 23 - Perempuan Kuat
24 BAB 24 - Bebas Dari Penjara Istri Jahat
25 BAB 25 - Saksi Untuk Bercerai
26 BAB 26 - Malam Bersama Kekasih
27 BAB 27 - Sikap yang Dulu
28 BAB 28 - Selangkah Meninggalkan Istri Rambo
29 BAB 29 - Mereka Semua Terkejut
30 BAB 30 - Besok Lusa
31 BAB 31 - Arti Pernikahan Bagi Lelaki
32 BAB 32 - Permohonan disetujui
33 BAB 33 - Padahal Dia Sudah Mencintai
34 BAB 34 - Ancaman Balik
35 BAB 35 - Ikut Serta Orang Tua
36 BAB 36 - Mungkin Dia Akan Menyesal
37 BAB 37 - Penantian 5 Tahun Itu...
38 BAB 38 - Pendaftaran Gugatan
39 BAB 39 - Cerita Di Persidangan
40 BAB 40 - Ini Kisah Perpisahan Si Gondrong
41 BAB 41 - Tekanan Terbesar
42 BAB 42 - Kini Giliran Marwah
43 BAB 43 - Pria Paling Kejam
44 BAB 44 - Rahasia Di balik Pernikahan Marwah
45 BAB 45 - Kekuatan dari Rambo
46 BAB 46 - Dalang di Balik Telepon
47 BAB 47 - Lelaki Yang Kelam
48 BAB 48 - Pelan-Pelan Tapi Pasti
49 BAB 49 - Hati Yang Kasar
50 BAB 50 - Perempuan Ternistakan
51 BAB 51 - Hidup Penuh Liku-Liku
52 BAB 52 - Akhirnya Om Datang
53 BAB 53 - Serahkan Semua Pada Om Gondrong
54 BAB 54 - Yang Menyakiti Marwah Adalah Musuh Rambo
55 BAB 55 - Lelaki Jahat Yang Sebenarnya
56 BAB 56 - Komitmen Pada Marwah
57 BAB 57 - Perseteruan Hebat
58 BAB 58 - Keyakinan Penuh Kebohongan
59 BAB 59 - Mari Kita Menikah Marwah
60 BAB 60 - Kucing Manis Ibu
61 BAB 61 - Kutunggu Perpisahanmu
62 BAB 62 - Cinta Sejati Penuh Keikhlasan
63 BAB 63 - Ku Lamar Kau dengan Pragma
64 BAB 64 - Kamu Tak Diinginkan Marwah
65 BAB 65 - Restu yang Tertunda
66 BAB 66 - Tinggalkan Anak Saya!
67 BAB 67 - Perjuangan Sama-Sama
68 BAB 68 - Sah
69 BAB 69 - Buah Perjuangan Rambo Untuk Marwah
70 BAB 70 - 'Mas', Sebut Begitu Marwah
71 BAB 71 - Meleburkan Perasaan dan Bahaya
72 BAB 72 - Kabar Baik dan Kabar Buruk
73 BAB 73 - Cinta Tulus Untuk Marwah
74 BAB 74 - Terlampau Bahagia
75 BAB 75 - Berkah Kehamilan
76 BAB 76 - Pengorbanan Seorang Ibu
77 BAB 77 - Jangan Terulang Lagi
78 BAB 78 - Kita Harus Percaya
79 BAB 79 - (Mungkin) Detik-detik Terakhir
80 BAB 80 - Rahasia Besar Terungkap
81 BAB 81 - Pedihnya Terasa Penuh
82 BAB 82 - Antara Hidup dan Mati
83 BAB 83 - Perempuan Jahat Sudah Baik
84 BAB 84 - Semua Kenangan Kembali
85 BAB 85 - Saga : Sang Pewaris
86 BAB 86 - Akhir Bahagia
87 I LOVE U SUAMI DADAKAN 2
88 LELAKI IDAMAN - SAMUDERA ANANTA
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB 01 - Pintu Cerita
2
BAB 02 - Memang Hanya Marwah
3
BAB 03 - Rambo Siap Merusak Segalanya!
4
BAB 04 - Berkhianat atau Menetap?
5
BAB 05 - Bertengkar Lagi, Kesekian Kalinya
6
BAB 06 - Selamat Datang di Rumah
7
BAB 07 - Api Asmara Kembali Membara
8
BAB 08 - Latar Belakang Pernikahan yang Jahat
9
BAB 09 - Kepercayaan adalah Selingkuhan
10
BAB 10 - Di Meja Makan
11
BAB 11 - Hati yang Terbelenggu
12
BAB 12 - Melepas Erin Untuk Selamanya
13
BAB 13 - Tangisan di Waktu Subuh
14
BAB 14 - Temui Mertua, Aku Ingin Pisah
15
BAB 15 - Pembicaraan Singkat, tapi Berat
16
BAB 16 - Perempuan Iblis
17
BAB 17 - Nyonya Besar Pengendali Selingkuhan
18
BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19
BAB 19 - Laki-laki Cerdas & Tangguh
20
BAB 20 - Bangkit! Kamu Bukan Perempuan Lemah
21
BAB 21 - Misi Rambo Penuh Misteri
22
BAB 22 - Turuti Alur, Jangan Melawan, Atau Memberontak
23
BAB 23 - Perempuan Kuat
24
BAB 24 - Bebas Dari Penjara Istri Jahat
25
BAB 25 - Saksi Untuk Bercerai
26
BAB 26 - Malam Bersama Kekasih
27
BAB 27 - Sikap yang Dulu
28
BAB 28 - Selangkah Meninggalkan Istri Rambo
29
BAB 29 - Mereka Semua Terkejut
30
BAB 30 - Besok Lusa
31
BAB 31 - Arti Pernikahan Bagi Lelaki
32
BAB 32 - Permohonan disetujui
33
BAB 33 - Padahal Dia Sudah Mencintai
34
BAB 34 - Ancaman Balik
35
BAB 35 - Ikut Serta Orang Tua
36
BAB 36 - Mungkin Dia Akan Menyesal
37
BAB 37 - Penantian 5 Tahun Itu...
38
BAB 38 - Pendaftaran Gugatan
39
BAB 39 - Cerita Di Persidangan
40
BAB 40 - Ini Kisah Perpisahan Si Gondrong
41
BAB 41 - Tekanan Terbesar
42
BAB 42 - Kini Giliran Marwah
43
BAB 43 - Pria Paling Kejam
44
BAB 44 - Rahasia Di balik Pernikahan Marwah
45
BAB 45 - Kekuatan dari Rambo
46
BAB 46 - Dalang di Balik Telepon
47
BAB 47 - Lelaki Yang Kelam
48
BAB 48 - Pelan-Pelan Tapi Pasti
49
BAB 49 - Hati Yang Kasar
50
BAB 50 - Perempuan Ternistakan
51
BAB 51 - Hidup Penuh Liku-Liku
52
BAB 52 - Akhirnya Om Datang
53
BAB 53 - Serahkan Semua Pada Om Gondrong
54
BAB 54 - Yang Menyakiti Marwah Adalah Musuh Rambo
55
BAB 55 - Lelaki Jahat Yang Sebenarnya
56
BAB 56 - Komitmen Pada Marwah
57
BAB 57 - Perseteruan Hebat
58
BAB 58 - Keyakinan Penuh Kebohongan
59
BAB 59 - Mari Kita Menikah Marwah
60
BAB 60 - Kucing Manis Ibu
61
BAB 61 - Kutunggu Perpisahanmu
62
BAB 62 - Cinta Sejati Penuh Keikhlasan
63
BAB 63 - Ku Lamar Kau dengan Pragma
64
BAB 64 - Kamu Tak Diinginkan Marwah
65
BAB 65 - Restu yang Tertunda
66
BAB 66 - Tinggalkan Anak Saya!
67
BAB 67 - Perjuangan Sama-Sama
68
BAB 68 - Sah
69
BAB 69 - Buah Perjuangan Rambo Untuk Marwah
70
BAB 70 - 'Mas', Sebut Begitu Marwah
71
BAB 71 - Meleburkan Perasaan dan Bahaya
72
BAB 72 - Kabar Baik dan Kabar Buruk
73
BAB 73 - Cinta Tulus Untuk Marwah
74
BAB 74 - Terlampau Bahagia
75
BAB 75 - Berkah Kehamilan
76
BAB 76 - Pengorbanan Seorang Ibu
77
BAB 77 - Jangan Terulang Lagi
78
BAB 78 - Kita Harus Percaya
79
BAB 79 - (Mungkin) Detik-detik Terakhir
80
BAB 80 - Rahasia Besar Terungkap
81
BAB 81 - Pedihnya Terasa Penuh
82
BAB 82 - Antara Hidup dan Mati
83
BAB 83 - Perempuan Jahat Sudah Baik
84
BAB 84 - Semua Kenangan Kembali
85
BAB 85 - Saga : Sang Pewaris
86
BAB 86 - Akhir Bahagia
87
I LOVE U SUAMI DADAKAN 2
88
LELAKI IDAMAN - SAMUDERA ANANTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!