Meluapkan Amarah

Aku menyeret Lea keluar cafe, tapi sebelum aku dan Lea keluar aku melirik ke arah mas Bagas yang sedang berdebat dengan wanita itu.

Aku tidak melepaskan bekapan walaupun Lea terus meronta ingin melepaskan tanganku sampai Lea masuk ke dalam mobil dan duduk dengan tenang.

"Mbak, kenapa mbak membekap aku? Biar wanita itu tahu kalau pria yang bersama nya itu adalah suami mbak." teriak Lea dengan wajah kesal nya.

Aku tidak memperdulikan ocehan Lea dan terus melajukan mobil meninggalkan cafe itu, aku terus melajukan nya tanpa arah hingga mobil aku mengarah ke sebuah pantai.

*

*

Di cafe terlihat wanita yang bernama Elena yang bersama Bagas menanyakan hubungan Bagas dengan pelukis lukisan tadi.

"Siapa sebenar nya dia mas? Jawab yang jujur." Elena menatap tajam ke arah Bagas.

"Dia Yolanda istriku." Elena sungguh kaget dan hampir tidak percaya dengan pengakuan Bagas.

"Ha, ha, ha, apa aku tidak salah dengar mas? dia itu bukan tipe kamu kan mas?" Elena tertawa mencemooh.

"Dengarkan aku sayang, aku di jodohkan oleh kakek untuk menikahi wanita jelek itu, dan aku tidak bisa menolak nya, karena kalau aku menolak nya maka semua pasilitas dan warisan tidak akan jatuh ke tangan ku dan aku akan kehilangan semua nya."

"Terus kalian sudah melakukan nya?" Elena tidak terima kalau Bagas sudah melakukan nya dengan wanita lain, karena dia menginginkan hanya dia lah wanita yang akan menikmati tubuh dan harta nya Bagas.

"Tidak, sedikit pun aku tidak menyentuh nya, aku jijik melihat nya, aku hanya mempertahankan apa yang seharusnya aku pertahankan."

"Sampai kapan? Sampai kapan kamu akan mempertahankan nya mas?"

"Sampai kakek tiada, baru akan aku usir dia dari rumah ku dan aku akan menceraikan nya." jawaban dari Bagas membuat hati Elena senang bukan main.

"Kalau menunggu kakek tiada kita ngga tahu kapan kakek mas pergi, bagaimana kalau kita melakukan nya terang-terangan agar dia pergi dengan sendiri nya."

"Maksud kamu?" Bagas belum paham dengan yang diucapkan Elena.

"Kita melakukan hubungan kita di depan dia, sampai dia menyerah dan memilih pergi dari kamu." ucap Elena sambil tersenyum smirk.

Bagas mencerna ucapan wanita yang selama ini menjadi kekasih gelap nya, Bagas tersenyum dengan ide dari Elena.

"Kamu memang pintar sayang, baiklah kalau begitu mulai hari ini kamu ikut ke rumah ku." Bagas mencium pipi Elena dengan mesra.

Elena merasa bahagia karena sebentar lagi Bagas dan hartanya akan dia miliki dan tidak akan ada penghalang lagi.

*

*

Aku keluar dari mobil dan langsung berlari ke pantai, aku berteriak dengan kencang meluapkan segala amarah dan sakit yang ada di hati.

Lea hanya menatap ku dari dalam mobil, Lea tahu apa yang sedang aku rasakan sekarang sehingga Lea tidak menahan aku.

"Berisik." ucap seorang pria yang lagi berjemur, aku kaget bukan main mendengar nya, aku melhat ke arah suara pria barusan.

"Kalau kamu ngga mau berisik pergi ke kuburan sana." ucap ku karena kesal.

"Kamu sumpahin aku mati." pria itu bangun dari berjemur nya, terlihat dada nya yang bidang, otot nya yang kuat, perawakan yang tinggi, wajahnya tampan sih, tapi aku tidak tertarik karena aku lagi kesal dengan nya, dia sudah menghentikan luapan emosiku.

Pria itu menghampiri ku membuat aku sedikit takut.

"Ngga, aku hanya asal bicara saja." jawab ku seenak nya.

"Kenapa kamu teriak-teriak? Kalau kamu kesal dengan seseorang, kamu balas dia dengan cara yang keji, jangan asal teriak kuping aku sakit." pria itu mengorek telinga nya dengan jari telunjuk.

"Memang nya ada larangan buat orang yang berteriak? Tidak kan?" aku kesal dengan pria itu lalu pergi meninggalkan nya.

Aku menggerutu sambil masuk ke dalam mobil, sedangkan pria nyebelin itu terus saja menatap ku.

"Kenapa mbak? Muka nya di tekuk begitu?" tanya Lea sambil menatap ku heran.

"Kamu lihat pria yang di sana yang sedang menatap kesini?" pandangan Lea mengikuti arah telunjuk aku, lalu Lea mengangguk.

"Dia itu pria nyebelin yang sudah membuat mood aku yang sudah membaik menjadi buruk kembali." Aku melajukan mobil dengan muka di tekuk.

"Tapi dia tampan lo mbak, sama suami mbak yang brengsek itu lebih tampan pria itu." Lea memuji pria yang telah membuat aku kesal.

"Mata mu kalau sama yang tampan ijo ya Le." aku kesal dengan Lea, bukan nya mendukungku malah memuji pria itu.

Aku terus melajukan mobil dengan kecepatan sedang, karena bertemu dengan mas Bagas di cafe tadi aku sampai lupa kalau aku dan Lea belum makan dari siang tadi.

"Mbak, ada ya bos yang membiarkan anak buah nya itu kelaparan, padahal dia itu kerja nya sudah bagus lo, menurut mbak bos yang seperti itu harus diapain?" Lea dengan santai bertanya kepadaku.

"Kalau ada bos yang seperti itu kamu pecat saja dia." tanpa sadar aku menyuruh Lea memecat aku jadi bos nya.

"Oh gitu ya, ya sudah kalau gitu mulai sekarang mbak aku pecat, mbak turun sekarang juga, sekarang mbak bukan bos aku lagi."

Mak jleb, perkataan yang di lontarkan Lea kena banget ke jantung, hati bahkan ginjal ku, ternyata yang dia bahas itu aku karena aku lupa belum ngajak dia untuk makan.

"Maaf Le, gara-gara aku emosi dan sakit hati mendengar perkataan mas Bagas, aku jadi lupa ngga ngajak kamu makan, ya sudah sekarang kita makan di restoran ternama." aku minta maaf dan melajukan mobil ku ke sebuah restoran ternama di kota itu.

"Kalau memang mbak emosi dan sakit hati, harus nya mbak banyakin makan, karena marah juga butuh tenaga." itulah Lea, dia itu orang nya kocak, dia kadang kesal dengan aku yang tidak berani marah dan membiarkan rasa cinta ku kepada mas Bagas tumbuh padahal mas Bagas sendiri membenci aku.

"Ya sudah ayo kita makan yang banyak, mbak akan membutuhkan tenaga pas pulang nanti." aku dan Lea masuk ke dalam restoran ternama itu dan duduk di kursi kosong.

"Kamu mau pesan apa Le?"

"Seperti biasa saja lah mbak."

Aku melihat ada seorang pria yang sedang berdiri sambil memegang sebuah nampan, aku memanggil nya karena memang aku mau pesan makan.

"Mas, kemari." aku melambaikan tangan kepada pria itu hingga pria itu menghampiriku.

Betapa kaget nya aku ketika melihat siapa yang ada di hadapan aku ini sekarang.

"Kamu."

"Kamu"

Teriak kita berdua bersamaan, Lea menatap kami berdua dengan bergantian.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

siapa tu ya

2024-10-03

0

Ana Anaa

Ana Anaa

bisa gitu yaa

2024-09-06

0

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Adakah itu kebetulan

2024-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pria Itu Suamiku
2 Tanpa Perasaan
3 Meluapkan Amarah
4 Hinaan
5 Tak kasat Mata
6 Aku Istri Sah nya
7 Melepaskan Sesak Di Dada
8 Seperti Pelayan
9 Dilema
10 Tidak Tahu Diri
11 Permintaan Bu Mesty
12 Nyaman
13 Spesial
14 Terpana
15 Ide Yolanda
16 Flasback
17 Syarat Dari Leo
18 Fitnah
19 Cerai
20 Kak Leo
21 Tuhan Maha Adil
22 Membuat Sarapan
23 Sarapan Bersama
24 Bibir Di Kepang
25 Syarat Leo
26 Ancaman Lea
27 Restu Dari Bu Mesty
28 Berhasil
29 Tidak Suka
30 Lelet
31 Melepas Perban
32 Menyatakan Perasaan
33 Yes
34 I Love You
35 Kembali
36 Istriku
37 Keceplosan
38 Perasaan Leo
39 Hanya Adik Angkat
40 Ketakutan
41 Cantik
42 Di Terima Kerja
43 Gemas
44 Belum Tenang
45 Kedatangan Bagas
46 Tidak Asing
47 Sikap Aneh Ricard
48 Capek
49 Berubah
50 Menahan Cemburu
51 Rencana Yola
52 Ngga Enak Hati
53 Ngajak Makan
54 Menunggu Waktu Yang Tepat
55 Membalas nya
56 Giliran Kalian
57 Iframerah
58 Menghapus Jejak
59 Masa Bodo
60 Sakit Hati
61 Jerapah
62 Ikuti Alur
63 Mengikuti
64 Ingin Mereka Hancur
65 Barang Bekas
66 Ancaman
67 Bersilat Lidah
68 Terlambat Bulan
69 Ego
70 Calon Suami
71 Keterlaluan
72 Jadi penonton
73 Terbongkar
74 Barang Ori
75 Ngga Pantas
76 Menjaga Jarak
77 Terpesona
78 Karma.
79 Bingung
80 Terharu
81 Perasaan Caca
82 Di Terima Sebagai Menantu
83 Takut
84 Bosan
85 Keterlaluan
86 Pemilik Baru
87 Terngiang
88 Udang Di Balik Bakwan
89 Ngga Enak
90 Meyakinkan
91 Ngga Yangka
92 Beruntung
93 Penyerahan
94 Kawin Lari
95 Persiapan
96 Yola Hilang
97 Di Culik
98 Titik Terang
99 Menggertak
100 Menemukan nya
101 Hancur
102 Membawa Yola Pulang
103 Kemarahan Om Bimo
104 Perdebatan
105 Lamaran
106 Menyesal
107 Persiapan
108 Perasaan
109 Tidak Perduli
110 Sah
111 Malu
112 Hadiah Pernikahan
113 Berdiri
114 Tanggung Jawab
115 Gombal
116 Benci
117 Roti Cokelat
118 Pemeriksaan
119 Kangen
120 Minta Tolong
121 Tuhan Maha Adil
122 Lahiran
123 Rafaizan
124 Tiga Bulan
125 Lahir nya anak ke Empat
126 Yasmin
127 Kompak
128 Hadiah Dari Omah
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Pria Itu Suamiku
2
Tanpa Perasaan
3
Meluapkan Amarah
4
Hinaan
5
Tak kasat Mata
6
Aku Istri Sah nya
7
Melepaskan Sesak Di Dada
8
Seperti Pelayan
9
Dilema
10
Tidak Tahu Diri
11
Permintaan Bu Mesty
12
Nyaman
13
Spesial
14
Terpana
15
Ide Yolanda
16
Flasback
17
Syarat Dari Leo
18
Fitnah
19
Cerai
20
Kak Leo
21
Tuhan Maha Adil
22
Membuat Sarapan
23
Sarapan Bersama
24
Bibir Di Kepang
25
Syarat Leo
26
Ancaman Lea
27
Restu Dari Bu Mesty
28
Berhasil
29
Tidak Suka
30
Lelet
31
Melepas Perban
32
Menyatakan Perasaan
33
Yes
34
I Love You
35
Kembali
36
Istriku
37
Keceplosan
38
Perasaan Leo
39
Hanya Adik Angkat
40
Ketakutan
41
Cantik
42
Di Terima Kerja
43
Gemas
44
Belum Tenang
45
Kedatangan Bagas
46
Tidak Asing
47
Sikap Aneh Ricard
48
Capek
49
Berubah
50
Menahan Cemburu
51
Rencana Yola
52
Ngga Enak Hati
53
Ngajak Makan
54
Menunggu Waktu Yang Tepat
55
Membalas nya
56
Giliran Kalian
57
Iframerah
58
Menghapus Jejak
59
Masa Bodo
60
Sakit Hati
61
Jerapah
62
Ikuti Alur
63
Mengikuti
64
Ingin Mereka Hancur
65
Barang Bekas
66
Ancaman
67
Bersilat Lidah
68
Terlambat Bulan
69
Ego
70
Calon Suami
71
Keterlaluan
72
Jadi penonton
73
Terbongkar
74
Barang Ori
75
Ngga Pantas
76
Menjaga Jarak
77
Terpesona
78
Karma.
79
Bingung
80
Terharu
81
Perasaan Caca
82
Di Terima Sebagai Menantu
83
Takut
84
Bosan
85
Keterlaluan
86
Pemilik Baru
87
Terngiang
88
Udang Di Balik Bakwan
89
Ngga Enak
90
Meyakinkan
91
Ngga Yangka
92
Beruntung
93
Penyerahan
94
Kawin Lari
95
Persiapan
96
Yola Hilang
97
Di Culik
98
Titik Terang
99
Menggertak
100
Menemukan nya
101
Hancur
102
Membawa Yola Pulang
103
Kemarahan Om Bimo
104
Perdebatan
105
Lamaran
106
Menyesal
107
Persiapan
108
Perasaan
109
Tidak Perduli
110
Sah
111
Malu
112
Hadiah Pernikahan
113
Berdiri
114
Tanggung Jawab
115
Gombal
116
Benci
117
Roti Cokelat
118
Pemeriksaan
119
Kangen
120
Minta Tolong
121
Tuhan Maha Adil
122
Lahiran
123
Rafaizan
124
Tiga Bulan
125
Lahir nya anak ke Empat
126
Yasmin
127
Kompak
128
Hadiah Dari Omah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!