Tanpa Perasaan

Mas Bagas menatap ku dengan tatapan kaget nya sama seperti ku, tapi aku langsung memutuskan pandangan dan beralih menatap wanita cantik dan seksi yang masih di peluk oleh mas Bagas.

"Apa nona yang melukis lukisan ini?" tanya wanita yang bersama suami ku.

"Iya nona, apa anda menyukai nya?" dengan segala upaya aku berusaha tenang di hadapan mereka berdua.

"Saya sangat menyukai nya."

Wanita itu tersenyum mesra ke arah mas Bagas, tangan nya mengelus dada mas Bagas dengan penuh kelembutan.

"Mas, aku mau lukisan yang ini boleh ya?" wanita itu dengan manja meminta lukisan nya.

"Apa pun buat kamu pasti mas belikan." dengan mudah nya mas Bagas bilang seperti itu, sedangkan aku yang sebagai istri nya belum pernah di belikan barang satu pun.

Tanpa perasaan mas Bagas menjawab nya dengan penuh kelembutan dan denan tatapan mesra.

Sakit, itu yang aku rasakan saat ini, tapi aku hanya bisa menahan nya karena di sini sudah banyak orang-orang penting dari kalangan elit.

Memang pernikahan aku dengan mas Bagas diam-diam dan hanya keluarga saja yang mengetahui pernikahan kita, jadi banyak sekali yang mengira kalau mas Bagas masih sendiri.

"Lea, tolong lukisan yang ini di bungkus." aku memanggil Lea sahabat ku yang akan mengurus semua nya, Lea kaget begitu melihat pria yang ada di hadapan nya, dia menatap ku penuh dengan tanda tanya.

Lea tahu kalau yang ada di hadapan nya kini adalah suami ku, karena aku sering cerita dan memperlihat kan poto suami ku kepada Lea.

Aku memberi kode kepada Lea, dan untung nya Lea mengerti dengan kode yang aku kasih ke dia, Lea langsung memberikan harga dan membungkus lukisan nya.

Sedangkan aku pergi ke toilet dan menangis di sana, aku sadar bodi ku jauh kalau di banding dengan wanita itu, tapi di sini aku istri nya, apa mas Bagas benar-benar tidak mempunyai sedikit saja perasaan terhadapku.

Setelah di rasa tenang, aku kembali ke stand pameran dan aku melihat kalau lukisan ku itu sudah tidak ada di sana.

"Mbak, uang nya sudah di transfer sebesar seratus juta." ucap Lea sambil memperlihatkan nominal di ponsel nya.

Aku dan Lea memang punya kartu ATM yang khusus buat hasil penjualan lukisan.

"Seratus juta? Kamu serius?" aku sungguh kaget dengan nominal yang di ucapkan Lea.

"Iya mbak aku serius, lihat baik-baik." sekali lagi Lea memperlihatkan ponsel nya.

"Ya sudah lah Lea, toh itu juga pasti nya uang dari suami ku." jawab ku dengan suara sedikit gemetar karena menahan tangis.

"Jadi benar kan yang tadi itu suami mbak? Terus kenapa mbak malah pergi, kalau aku jadi mbak sudah ku maki mereka berdua." Lea ikut sakit hati melihat nya.

"Iya Lea, tapi ya sudahlah memang aku ini istri yang tidak pernah dianggap, kalau memang aku dianggap aku mungkin sudah melakukan malam pertama." ucapku dengan senyum getir.

"Sabar ya mbak, aku yakin suatu saat mbak akan mendapatkan kebahagiaan." Lea selalu menenangkan aku.

"Ya sudah kita pulang saja lah, saya sudah ngga ada semangat mengikuti pameran ini." ucap ku sambil membereskan lukisan yang tersisa dan memasukan nya ke dalam mobil, Lea pun membantu ku membereskan nya.

Aku melajukan mobil dengan kecepatan sedang, "Kita makan siang dulu." Lea hanya mengangguk setuju.

Aku memarkir kan mobil ku di pelataran parkir sebuah cafe, aku sengaja ngajak Lea makan di cafe yang sedikit mewah, itung-itung kita berdua merayakan hasil penjualan lukisan.

Kita berdua masuk dan duduk di salah satu kursi kosong.

Tanpa sengaja aku mendengar seorang wanita yang duduk di sampingku berbicara, "Mas, hasil lukisan tadi keren ya? Tapi sayang yang melukis nya jauh dari ekspetasiku."

Aku sontak melihat kearah wanita yang sedang duduk di sampingku, dan lagi-lagi aku melihat kemesraan suamiku dengan wanita itu.

Aku memasang pendengaranku agar mendengar semua yang mereka bicarakan.

"Mbak, bukan kah itu suami mbak?" Lea berbisik karena takut kedengaran mereka berdua.

Aku hanya mengangguk sambil menempelkan jari telunjuk di bibir ku.

Terdengar mas Bagas menjawab pertanyaan dari wanita itu "Memang nya ekspetasi kamu bagaimana sayang?" begitu mesra nya mas Bagas memanggil wanita yang sedang bersama nya itu, sedangkan sama aku yang menjadi istri nya jangan kan untuk memanggil ku sayang, melihat aku saja seperti nya mas Bagas jijik.

"Aku kira dia itu cantik dan seksi lebih dari aku, ternyata masih di bawah aku, aku sudah deg-deg gan lo mas, aku takut mas kepincut sama penulis wanita itu, karena hasil lukisan nya itu benar-benar bagus dan keren." ucap wanita itu sambil menyandarkan kepala di dada nya suami ku.

Aku memang wanita bodoh yang sudah mencintai suamiku yang tidak pernah menyukai ku.

Entah kenapa aku sangat mencintai suamiku, mungkin karena suamiku adalah pria pertama yang hadir dalam hidupku sehingga aku bisa jatuh cinta kepada nya.

"Kamu lebih cantik dan lebih seksi dari dia sayang, dia itu bukan tipe aku, sudah badan subur wajah nya aja kusam dan jelek." begitu santai nya mas Bagas menjelekan aku.

Tidak terasa air mata ku sudah jatuh menetes di pipi mendengar ucapan dari mas Bagas, sakit hati ku di hina seperti itu oleh suami ku sendiri.

Lea yang ikut mendengar ucapan mas Bagas ikut geram dan emosi, apalagi Lea melihat air mata ku yang sudah menetes.

"Mbak, ayo kita samperin mereka." Lea mengajak aku agar mau menghampiri mas Bagas dengan wanita itu.

"Tidak Lea, biarkan saja kalau memang mas Bagas mau nya seperti itu." bukan nya aku tidak ingin marah di depan mas Bagas, tapi aku sadar diri kalau di sini aku lah yang terlalu mencintai mas Bagas.

Tanpa aku sadari Lea bangkit dan menghampiri meja mas Bagas, dengan penuh emosi Lea menggebrak meja dengan sangat keras nya.

"Nona anda tahu orang yang dia hina barusan siapa?" dengan penuh emosi Lea bertanya kepada wanita itu.

Mas Bagas dan wanita yang bersama nya kaget dan langsung menatap wajah Lea.

"Kamu? Ngapain kamu mengikuti kita? Bukan kah uang lukisan nya sudah saya transfer." mas Bagas tidak terima karena merasa dirinya di ikuti.

Wanita itu menatap Lea, "Memang wanita subur yang melukis itu siapa? Apa orang penting? sehingga pacar saya tidak boleh menghina nya?" dengan gaya sombong wanita itu bertanya kepada Lea.

"Dia adalah." Aku langsung membekap mulut Lea dan langsung ku seret Lea untuk pergi dari cafe itu.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

jangan terlalu bodoh ngapain msh cinta udah tau di sia2kan

2024-10-03

0

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Kau pergi spa,diet,kuruskan badan,joging,buat senaman.Hiaskan diri dan minta cerai.aCari lelaki yg boleh menerima apa adanya kamu/Sob//Sob//Sob/

2024-09-06

0

Wiwit

Wiwit

bodoh

2024-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pria Itu Suamiku
2 Tanpa Perasaan
3 Meluapkan Amarah
4 Hinaan
5 Tak kasat Mata
6 Aku Istri Sah nya
7 Melepaskan Sesak Di Dada
8 Seperti Pelayan
9 Dilema
10 Tidak Tahu Diri
11 Permintaan Bu Mesty
12 Nyaman
13 Spesial
14 Terpana
15 Ide Yolanda
16 Flasback
17 Syarat Dari Leo
18 Fitnah
19 Cerai
20 Kak Leo
21 Tuhan Maha Adil
22 Membuat Sarapan
23 Sarapan Bersama
24 Bibir Di Kepang
25 Syarat Leo
26 Ancaman Lea
27 Restu Dari Bu Mesty
28 Berhasil
29 Tidak Suka
30 Lelet
31 Melepas Perban
32 Menyatakan Perasaan
33 Yes
34 I Love You
35 Kembali
36 Istriku
37 Keceplosan
38 Perasaan Leo
39 Hanya Adik Angkat
40 Ketakutan
41 Cantik
42 Di Terima Kerja
43 Gemas
44 Belum Tenang
45 Kedatangan Bagas
46 Tidak Asing
47 Sikap Aneh Ricard
48 Capek
49 Berubah
50 Menahan Cemburu
51 Rencana Yola
52 Ngga Enak Hati
53 Ngajak Makan
54 Menunggu Waktu Yang Tepat
55 Membalas nya
56 Giliran Kalian
57 Iframerah
58 Menghapus Jejak
59 Masa Bodo
60 Sakit Hati
61 Jerapah
62 Ikuti Alur
63 Mengikuti
64 Ingin Mereka Hancur
65 Barang Bekas
66 Ancaman
67 Bersilat Lidah
68 Terlambat Bulan
69 Ego
70 Calon Suami
71 Keterlaluan
72 Jadi penonton
73 Terbongkar
74 Barang Ori
75 Ngga Pantas
76 Menjaga Jarak
77 Terpesona
78 Karma.
79 Bingung
80 Terharu
81 Perasaan Caca
82 Di Terima Sebagai Menantu
83 Takut
84 Bosan
85 Keterlaluan
86 Pemilik Baru
87 Terngiang
88 Udang Di Balik Bakwan
89 Ngga Enak
90 Meyakinkan
91 Ngga Yangka
92 Beruntung
93 Penyerahan
94 Kawin Lari
95 Persiapan
96 Yola Hilang
97 Di Culik
98 Titik Terang
99 Menggertak
100 Menemukan nya
101 Hancur
102 Membawa Yola Pulang
103 Kemarahan Om Bimo
104 Perdebatan
105 Lamaran
106 Menyesal
107 Persiapan
108 Perasaan
109 Tidak Perduli
110 Sah
111 Malu
112 Hadiah Pernikahan
113 Berdiri
114 Tanggung Jawab
115 Gombal
116 Benci
117 Roti Cokelat
118 Pemeriksaan
119 Kangen
120 Minta Tolong
121 Tuhan Maha Adil
122 Lahiran
123 Rafaizan
124 Tiga Bulan
125 Lahir nya anak ke Empat
126 Yasmin
127 Kompak
128 Hadiah Dari Omah
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Pria Itu Suamiku
2
Tanpa Perasaan
3
Meluapkan Amarah
4
Hinaan
5
Tak kasat Mata
6
Aku Istri Sah nya
7
Melepaskan Sesak Di Dada
8
Seperti Pelayan
9
Dilema
10
Tidak Tahu Diri
11
Permintaan Bu Mesty
12
Nyaman
13
Spesial
14
Terpana
15
Ide Yolanda
16
Flasback
17
Syarat Dari Leo
18
Fitnah
19
Cerai
20
Kak Leo
21
Tuhan Maha Adil
22
Membuat Sarapan
23
Sarapan Bersama
24
Bibir Di Kepang
25
Syarat Leo
26
Ancaman Lea
27
Restu Dari Bu Mesty
28
Berhasil
29
Tidak Suka
30
Lelet
31
Melepas Perban
32
Menyatakan Perasaan
33
Yes
34
I Love You
35
Kembali
36
Istriku
37
Keceplosan
38
Perasaan Leo
39
Hanya Adik Angkat
40
Ketakutan
41
Cantik
42
Di Terima Kerja
43
Gemas
44
Belum Tenang
45
Kedatangan Bagas
46
Tidak Asing
47
Sikap Aneh Ricard
48
Capek
49
Berubah
50
Menahan Cemburu
51
Rencana Yola
52
Ngga Enak Hati
53
Ngajak Makan
54
Menunggu Waktu Yang Tepat
55
Membalas nya
56
Giliran Kalian
57
Iframerah
58
Menghapus Jejak
59
Masa Bodo
60
Sakit Hati
61
Jerapah
62
Ikuti Alur
63
Mengikuti
64
Ingin Mereka Hancur
65
Barang Bekas
66
Ancaman
67
Bersilat Lidah
68
Terlambat Bulan
69
Ego
70
Calon Suami
71
Keterlaluan
72
Jadi penonton
73
Terbongkar
74
Barang Ori
75
Ngga Pantas
76
Menjaga Jarak
77
Terpesona
78
Karma.
79
Bingung
80
Terharu
81
Perasaan Caca
82
Di Terima Sebagai Menantu
83
Takut
84
Bosan
85
Keterlaluan
86
Pemilik Baru
87
Terngiang
88
Udang Di Balik Bakwan
89
Ngga Enak
90
Meyakinkan
91
Ngga Yangka
92
Beruntung
93
Penyerahan
94
Kawin Lari
95
Persiapan
96
Yola Hilang
97
Di Culik
98
Titik Terang
99
Menggertak
100
Menemukan nya
101
Hancur
102
Membawa Yola Pulang
103
Kemarahan Om Bimo
104
Perdebatan
105
Lamaran
106
Menyesal
107
Persiapan
108
Perasaan
109
Tidak Perduli
110
Sah
111
Malu
112
Hadiah Pernikahan
113
Berdiri
114
Tanggung Jawab
115
Gombal
116
Benci
117
Roti Cokelat
118
Pemeriksaan
119
Kangen
120
Minta Tolong
121
Tuhan Maha Adil
122
Lahiran
123
Rafaizan
124
Tiga Bulan
125
Lahir nya anak ke Empat
126
Yasmin
127
Kompak
128
Hadiah Dari Omah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!