Nara tersenyum menggeleng, “Maaf sayang, aku bercanda” ucap Nara.
“Lain kali jangan katakan itu, bagaimana pun aku akan memperjuangkan hubungan kita” balas Mirsa.
Nara kemudian mendorong tubuh Mirsa ke samping, membuat Mirsa berbaring di samping nya.
“Bagaimana caranya kamu, bisa memperjuangkan hubungan kita yang bagaikan langit dan bumi?” tanya Nara.
“Aku akan membuktikannya nya” Jawab Mirsa.
Nara bangun dan duduk di sudut ranjang, “Mirsa, aku bukan lah wanita yang tidak tau apa-apa, tentang keluarga kaya seperti kalian, yang pada akhirnya pernikahan kalian akan di atur, dalam pernikahan bisnis” tutur Nara.
Wajah Mirsa berusaha menjadi sedih, karena sebenarnya saat ini pernikahannya sudah di atur oleh keduanya orang tuanya.
Mirsa kemudian bangun dan duduk di samping Nara, lalu merangkul pundak nya, “Sayang, apa kamu bisa percaya dengan cinta kita?” tanya Mirsa.
“Sebenarnya aku ingin percaya, tapi takdir belum tentu bisa mendukung cinta kita” jawab Nara.
“Kalau begitu, kenapa kamu mau berpacaran denganku, tapi tidak bisa memperjuangkan nya sampai akhir?” Mirsa kembali bertanya.
“Aku bisa saja bertahan dengan mu Mirsa, tapi aku tidak yakin kamu bisa bertahan hidup dengan ku di luar sana, tampah status Alexander yang ada di belakang namamu itu” jelas Nara.
Mirsa terdiam dan tidak bisa membalas kata-kata Nara, membuat Nara menahan air matanya yang ingin terjatuh.
“Aku pergi dulu Mirsa” ucap Nara dan berjalan duluan.
“Tunggu sayang, sopir akan mengantar mu pulang” ucap Mirsa.
“Aku bisa naik kendaraan umum” balas Nara, lalu membuka pintu hotel.
Mirsa tidak dapat mencegah Nara, dia lalu mengusap rambutnya frustasi.
****
Pagi hari di kediaman Alexander, semua pelayan sibuk dengan kegiatannya masing-masing, terutama menyiapkan sarapan untuk tuan rumah.
Dario Alexander dan Naura Yunita turun dari tangga, beliau adalah orang tua Mirsa dan Kenzo, mereka masih sangat mesra meski usia nya tidak lagi muda.
Dario dan Naura menuju meja makan dan tidak lama kemudian di susul oleh Mirsa yang sudah rapi, dengan stelan jasnya.
Naura mengambil makanan ke piring suaminya, sementara Dario melihat Putra sulungnya.
“Di mana Kenzo, apa adik mu itu belum bangun” tanya Dario pada Putra nya.
“Aku sudah bagus Pah” sahut Kenzo yang berjalan kemeja makan, dengan wajah khas bagus tidur nya.
Dario menatap tajam pada Putra bungsu nya itu, “Sampai kapan kamu begitu terus, asik dengan dunia mu sendiri, kamu harus datang ke perusahaan untuk membantu kakak mu” ujar Dario.
“Aduh pah, kan sudah ada kak Mirsa yang hebat, jadi tidak perlu lagi aku ke sana” balas Kenzo, sambil menarik kursi untuk duduk.
“Pah, jangan terlalu keras padanya” sahut Naura.
Mirsa diam saja, karena dia sangat tau watak adik nya yang tidak ingin di atur.
Semuanya menikmati makanan nya, kemudian Dario kembali menatap Mirsa.
“Mirsa pernikahan mu sudah di tetap kan, apa kamu ingin bertemu calon istri mu” tanya Dario.
Mirsa langsung menghentikan makan nya dan meletakkan sendoknya, “Pah, sudah ku katakan, aku tidak akan menikahi wanita pilihan papah” tegas Mirsa.
“Mirsa!, berani sekali kamu menentang keinginan Papah” balas Dario.
“Pah, aku punya pacar dan aku akan menikahinya” jelas Mirsa.
“Mirsa berulang kali Mamah katakan, kamu bisa berpacaran dengan wanita mana pun, tapi untuk pernikahan kami yang akan mengatur nya” sahut Naura.
“Sekarang akan Papah beri pilihan, apa kamu akan mempertahankan pacar mu itu, atau keluarga ini” ucap Dario.
“Baik Pah, ini adalah pilihan yang sulit, tapi aku akan memutuskan untuk pergi dari rumah ini” balas Mirsa sambil berdiri.
Dario langsung memegang dadanya, “Mirsa, susah payah papah membangun perusahaan Alexander Group hingga menjadi sebesar ini, hanya karena satu wanita, kamu akan mengorbankan perjuangan Papah dan para pegawai yang menggantungkan hidup nya pada perusahaan kita” tutur Dario, sedikit sesak karena penyakit jantung nya.
Kenzo sangat khawatir melihat Papah nya, membuatnya berdiri ke samping Dario, sementara Naura mengusap bahu suaminya agar bisa lebih tenang.
“Kak Mirsa, aku harap kamu bisa mempertimbangkan ucapan Papah” ucap Kenzo.
Mirsa juga sangat khawatir dengan kesehatan papah nya, yang memang mempunyai riwayat penyakit jantung.
“Aku akan menikahi wanita pilihan papah” ucap Mirsa, kemudian berjalan pergi.
***
Siang hari nya, Nara dan Mika makan siang bersama di sebuah kafe.
Mika hanya mengaduk-aduk minuman, membuat Nara menatap nya. “Ada apa sih Mik” tanya Nara.
“Pernikahan ku sudah di tetapkan” jawab Mika.
Nara yang sedang minum langsung tersedak dan membuatnya terbatuk-batuk, “Apa?”.
“Secepat itu, apa kamu sudah pernah melihat pria itu?” tanya Nara.
“Untuk apa aku melihat nya, apa dengan melihat nya bisa membatalkan pernikahan kami” tutur Mika.
“Hmmm benar juga sih, kalau begitu selamat yah” ucap Nara.
“Nara! Seharusnya kamu menghibur ku” timpal Mika.
“Tuan putri jangan sedih, entar lagi pangeran kamu akan datang” canda Nara lalu tertawa.
Mika memasang wajah jemerut, “Aku tidak mau tau, kamu harus jadi pengiring ku” ujar Mika.
Nara belum menjawab tiba-tiba ponselnya berdering, Nara melihat nya ternyata telepon dari Mirsa.
“Halo sayang” ucap Nara.
“Nara kamu di mana sekarang?” tanya Mirsa.
“Di tempat biasa” jawab Nara.
“Aku akan ke sana sekarang” ujar Mirsa lalu mematikan panggilan.
“Aku iri padamu Nar kamu punya pacar yang mencintaimu dengan tulus” sahut Mika.
Ekspresi Nara berubah menjadi sedih, “Dia mamang mencintai ku, tapi hubungan kami tidak akan Happy Ending” ungkap Nara.
“Kok bisa sih Nar?” tanya Mika serius.
“Dia berasal dari keluarga kaya seperti mu, yang kemungkinan besar pernikahan nya akan di atur oleh orang tuanya” cerita Nara.
Pandangan Mika tertuju pada Mirsa yang baru datang di belakan Nara, “Nar, aku duluan yah, soalnya pacar kamu sudah datang” ucap Mika sambil berdiri.
Mika berhenti di dekat Mirsa, membuat tatapan mereka kembali bertemu “Jaga sahabat ku dengan baik” ucap Mika dan di balas anggukan pelan oleh Mirsa.
Mika kemudian berjalan pergi dan Mirsa duduk di depan Nara, yang tersenyum sedikit di paksakan.
Mirsa menarik nafas nya berat, kemudian memegang kedua tangan Nara di atas meja, “Nara, aku ingin mengatakan sesuatu” ucap Mirsa dengan serius. Nara terdiam menunggu apa yang akan di katakan Mirsa.
Mirsa kembali bicara, “Pernikahan ku sudah di tetap kan, maafkan aku tidak bisa mempertahankan mu di sisi ku” ungkap Mirsa.
Nara langsung meneteskan air matanya, “Akhirnya hubungan kita harus berakhir sampai di sini” ucap Nara.
“Tidak Nara, hubungan kita tidak boleh berakhir, aku memang akan menikahi wanita lain, tapi cinta ku padamu tidak akan berubah dan kita masih bisa menjalin hubungan” tutur Mirsa.
Nara menarik tangannya yang di genggam Mirsa dan menggeleng tidak percaya, dengan pernyataan Mirsa, “Mirsa kamu kira aku ini wanita apaan, yang masih ingat menjalin hubungan dengan pria yang sudah menikah” ucap Nara, kemudian berlari pergi.
“Sayang tunggu” teriak Mirsa, sambil mengejar nya sampai di luar.
Di saat yang bersamaan, Kenzo yang sedang di kejar penggemar nya, melihat kakaknya bersama wanita yang sama, yang di lihatnya di hotel.
Kenzo melepas kacamata hitam nya untuk memperjelas, “Kak Mirsa” gumam Kenzo, sementara penggemarnya hampir mendekati nya.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di samping nya, ternyata mobil Mika, “Kenzo ayo naik, ikut dengan ku” panggil Mika.
Kenzo langsung bernafas lega dan secepatnya naik ke mobil Mika, mobil pun melaju pergi.
Kenzo dan Mika memang akrab karena sama-sama bekerja di dunia intertain dan kerap kali di gosip kan berpacaran, tapi manajer mereka selalu membantahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments