Bab 3

Naila malang merasa ketakutan saat dirinya dibawa pergi lagi oleh Collin ke tempat asing. Dia terus menunduk dengan meremas pinggiran baju lusuhnya.

Dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam, dia telah mengalami banyak sekali kejadian tak terduga.

Di usir dan dijual pamannya, hampir menjadi wanita penghibur, dipaksa menunjukkan bagian intimnya di depan pria asing, dan dijual kembali kepada orang asing yang sama sekali tak ia kenal.

Selama perjalanan satu setengah jam bersama Collin, Naila sama sekali tak berkata sepatah katapun. Dia seolah hanya menunggu nasib apa lagi yang akan menimpanya kali ini.

Tak terasa, mobil telah tiba di mansion keluarga Luo. Collin pun meminta Naila untuk turun dan mengikutinya.

Gadis polos itu hanya bisa menurut tanpa mampu melawan. Saat dia melangkahkan kakinya untuk pertama kali keluar dari mobil, pandangannya langsung terpana dengan megahnya bangunan yang ada di depan.

Apa ini istana? Batinnya.

Dia berbalik dan mendapati betapa luasnya halaman rumah tersebut. Dia pun mengedarkan pandangan ke sekitar, dan gadis itu semakin takjub dengan apa yang dilihatnya saat ini.

“Sedang apa kau di sana? Cepat masuk,” seru Collin yang sudah berdiri di ambang pintu.

Naila pun menyudahi kekagumannya dan kembali waspada. Dia masuk ke dalam mansion dan diminta untuk duduk di kursi yang ada di ruang tamu.

“Tanda tangani ini, dan kau akan selamat,” seru Collin tiba-tiba, membuat Naila mengerutkan keningnya.

Dia melihat setumpuk dokumen, dengan banyak butir di dalamnya.

“A... Apa ini, Tuan?” tanya Naila yang pertama kali bersuara, meski dia sedang gemetar.

“Apa kau buta huruf?” tanya Collin.

Naila menggeleng pelan karena takut dengan suara Collin yang begitu keras.

“Kalau begitu kau bisa baca sendiri,” lanjut Collin.

Dengan gemetar, Naila pun meraih dokumen tersebut. Gadis itu semakin terkejut saat membaca kalimat bercetak tebal di bagian paling atas halaman pertama.

“Per... Perjanjian pernikahan?” tanya Naila ragu.

Dia menoleh ke arah Collin seolah menuntut penjelasan.

Saat itulah, Daniel muncul di depan Naila. Penampilannya yang rapi dan menawan, berbanding terbalik dengan kondisinya.

Naila tertegun melihat pria tampan yang duduk di atas kursi roda, dengan tatapan yang sangat kosong. Dia bahkan bisa langsung menebak bahwa pria tersebut buta.

“Itu adalah perjanjian pernikahan antara Anda... Dan Tuan Muda Luo,” ucap Collin.

Pria paruh baya itu berdiri dan membungkuk memberi hormat kepada Daniel yang baru saja tiba dan bergabung di tengah-tengah mereka.

Naila benar-benar terkejut akan hal itu. Dia kembali mengalami hal aneh di mana dia diminta menikah dengan pria asing cacat yang dia sendiri tak tau alasannya.

“I... Ini tidak mungkin. Bagaimana kami bisa menikah, sementara kami baru saja bertemu dan belum saling mengenal. I... Ini gila. Ini benar-benar gila,” ucap Naila yang tak tau nasib apa yang menimpanya kali ini.

Namun keterkejutan Naila tidak sampai di situ.

“Anda bisa menolaknya, tapi dengan begitu Anda harus dipenjara atas tuduhan penipuan uang sebesar seratus juta, sesuai apa yang sudah saya keluarkan untuk membeli Anda, Nona,” ancam Collin.

“A... Apa? Penipuan? Tidak bisa begitu, Tuan. A... Aku...,”

“Anda hanya punya dua pilihan itu,” sela Collin.

“Tuan, tolong pikirkan lagi. Pernikahan adalah hal yang serius. Hal itu tidak bisa diputuskan dengan waktu yang begitu singkat,” sanggah Naila mencoba berani.

Dia masih nampak kebingungan. Dia berusaha protes dan meminta agar Collin maupun Daniel memikirkan hal tersebut. Baginya, pernikahan bukanlah permainan yang bisa diputuskan dalam sekejap.

Namun, Daniel terlihat tidak puas setelah mendengar jawaban itu. Dia terus menatap tajam gadis yang baru beberapa menit lalu tiba di rumahnya.

“Collin, beri dia waktu untuk memutuskan. Kurung dia di gudang belakang sampai pagi. Jangan beri dia makan maupun minum. Aku yakin dengan begitu dia bisa berpikir jernih,” seru Daniel dengan suara berat dan terasa dingin.

Naila kembali membelalak mendengarkan perkataan Daniel yang begitu tak berperasaan.

Pria itu bahkan langsung berbalik sebelum Naila berhasil menyanggah kata-katanya.

“Apa Anda sudah mendengarnya? Tuan muda sangat berbaik hati, hingga memberi Anda waktu untuk berpikir. Jadi, silakan Anda renungkan selama semalaman,” ucap Collin.

“Tapi... Ta...,” ucap Naila berusaha menjawab.

Namun, dua orang maid muncul dan memegangi kedua tangannya, membuat Naila kembali ketakutan.

“Tolong, Tuan. Aku mohon jangan seperti ini,” pinga Naila.

Namun, Collin sama sekali tak peduli dan membiarkan para maid itu membawa Naila ke belakang mansion, di mana terdapat sebuah gudang yang gelap dan berisi tumpukan jerami.

Dia dikunci dari luar, dan ditinggalkan sendirian. Tak ada tikar, selimut atau apapun yang bisa menghangatkan tubuhnya.

Naila melihat sekelilingnya hanya ada jerami yang akan membuat sekujur tubuhnya gatal. Dia menghela nafas berat, lalu tubuhnya melorot ke bawah, dan berjongkok sambil memeluk lututnya.

Dia menangis seorang diri di dalam gudang itu.

“Ayah... Ibu... Aku harus bagaimana? Kenapa hari ini terasa begitu berat. Aku sampai sesak tak bisa bernafas dengan benar. Ayah... Ibu... Kenapa kalian tak membawaku ke surga saja,” ratapnya.

Dia menangis semalaman hingga tertidur di atas tumpukan jerami.

Udara dingin benar-benar membuat Naila tak bisa tidur nyenyak. Ditambah banyaknya serangga kecil di gudang, membuat gadis itu terusik.

Dia pun terbangun di tengah malam, dan mendapati betapa sunyinya tempat itu. Sekelebat bayangan muncul di depannya, membuat Naila sempat terkejut. Namun, dia justru mendekati bayangan tersebut, dan tersenyum saat melihat apa yang ada di depannya.

Tangannya terulur, dan meraih benda tersebut.

“Tikus kecil. Apa kau juga terjebak seperti aku? Apa kau sendirian?” tanya Naila kepada tikus yang saat ini berada di genggamannya.

Dia mengusap lembut kepala hewan pengerat itu layaknya seekor peliharaan. Wajahnya terlihat lebih damai dari sebelumnya. Mungkin karena dia telah menangis, meluapkan semua kesedihan yang dialaminya hari ini.

Cukup lama dia berbicara dengan tikus kecil itu, seolah tengah mengadu pada teman lama yang bertahun-tahun tak bertemu.

Hingga tanpa terasa, suara ayam berkokok dari kandang, serta sapi dan kuda terdengar, pertanda sang surya sebentar lagi akan menampakkan dirinya.

Wajahnya yang beberapa saat lalu terlihat begitu damai, tiba-tiba kembali muram.

“Apa mungkin aku sebaiknya menerima pernikahan ini? Tapi, bukankah pernikahan itu hal yang serius? Apa bisa dipermainkan seperti ini? Apa kau tau apa tujuan tuan muda itu menikahi gadis desa seperti ku?” tanya Naila pada tikus itu.

Namun selayaknya hewan, tak mungkin tikus itu bisa menjawab semua pertanyaan dari gadis tersebut.

“Dalam waktu kurang dari sehari, aku sudah dijual dua kali. Apa jika aku menolak pernikahan ini, aku bisa lepas dari nasib buruk ku?” tanya Naila lagi.

Dia pun kembali terdiam. Gadis itu lalu melepaskan tikus yang entah sudah berapa lama berada digenggaman. Tangannya lalu memeluk lututnya erat, sambil memikirkan apa yang akan diputuskan nanti.

Dia masih terjaga, hingga akhirnya pintu terbuka, membuat cahaya matahari masuk dan menyilaukan mata Naila yang sudah terbiasa dengan gelap.

“Nona, silakan keluar. Ini saatnya Anda memberi keputusan,” seru seorang maid.

Naila pun bangun dari duduknya, dan berjalan mengikuti maid tersebut. Kali ini, Naila tampak lebih tenang dari sebelumnya.

Dia berjalan cukup jauh dari gudang belakang hingga bangunan utama di depan sana.

Dengan tubuh lelah, perut kosong dan kedinginan, semalaman Naila mencoba mencerna semua kejadian demi kejadian.

Dia masih berpikir apa yang harus dia lakukan atas tawaran si pemilik rumah. Dia tak mungkin di penjara atas tuduhan yang sama sekali tak ia lakukan.

Jika pun dia bisa lari dari sini, ke mana dia akan pergi, sementara sang paman telah mengusirnya bahkan menjualnya. Namun, dia melihat satu sisi positif, di mana ada satu fakta yang harus dia pertimbangan.

Setidaknya, Tuan itu telah menyelamatkanku dari bisnis hiburan malam, dan membawaku pergi dari tempat kotor itu, batin Naila.

Akhirnya setelah berjalan cukup jauh, Naila sampai di ruang yang semalam. Di sana sudah ada Collin dan juga Daniel, serta berkas perjanjian yang ada di atas meja.

“Bagaiamana, Nona. Apa Anda sudah memutuskan?” tanya Collin.

Naila nampak memejamkan matanya, seraya mengambil nafas dalam-dalam.

“Maaf sebelumnya, aku tak tahu apa tujuan Anda melakukan hal ini padaku. Aku juga tak mengerti apakah ini nasib baik dengan menikahi orang kaya raya, atau justru ini nasib buruk”

“Yang jelas, setidaknya ada satu hal yang saya harus berterima kasih kepada Anda berdua, karena sudah menyelamatkanku dari bisnis kotor tempat hiburan itu,” ungkap Naila panjang lebar, dan kembali mengambil nafas dalam-dalam.

Sementara Daniel masih diam, dengan tatapan kosong seperti biasa.

“Jadi, apa keputusan Anda, Nona,” tanya Collin.

Gadis itu terlihat memejamkan matanya, sambil kembali menarik nafas dalam-dalam dan menghelanya sekaligus, sebelum akhirnya membuka kembali matanya.

“Saya akan terima tawaran Anda, tapi dengan syarat,” ucap Naila.

“Apa syaratnya? Uang?” tanya Daniel dingin.

“Apa semua orang yang Anda temui memiliki sifat materialistis, Tuan? Sampai Anda berpikir hanya uang lah yang diinginkan oleh orang lain,” sahut Naila yang mulai berani mengungkapkan pendapatnya.

Collin terlihat memicingkan matanya melihat kilat berbeda di mata gadis yang kemarin terlihat hancur itu.

“Saya ingin, isi surat perjanjian itu kita buat kembali bersama-sama, atas dasar kesepakatan kita berdua,” ucap Naila dengan lantangnya.

.

.

.

.

Tanya dong, menurut kalian, lebih suka protagonis menye-menye apa yang sedikit ada perlawanan?

Tolong beri dukungan pada novel ini berupa like👍, komen💭, vote🧧 atau bunga 🌹, terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

mantap Naila..luahkan perasaan mu juga..

2023-10-20

0

Yusria Mumba

Yusria Mumba

kasiang naila

2023-07-31

0

Risnha Isnhaa

Risnha Isnhaa

lebih ada perlawanan pasti akan lebih baik dari pada menye2

2023-07-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!