Seharian ini Deandra hanya sibuk dengan menemani Resa dan sesekali mengecek keadaan Sandra. Saat ini dia sedang membawa Resa ke kamar ibunya, membuat Resa untuk mengenal Ibunya sendiri. Jangan sampai anak kecil ini tidak mengenali wajah Ibunya. Deandra tidak sejahat itu untuk membuat Resa tidak mengenal wanita yang telah melahirkannya.
"Nah ini.. Duh, dia manggilnya apa ya?" Deandra malah bingung sendiri untuk menyebutkan panggilan untuk Resa pada Ibu kandungnya itu. Mommy? Mami? Eh, tapi dia 'kan menyebut dirinya Papa pada Resa, berarti Nyonya juga harus di panggil Mama, biar serasi. Gumamnya sambil tersenyum.
"Ini Mamanya Resa, Mama sedang sakit, Resa do'akan Mama akan segera sembuh ya" ucap Deandra sambil menempelkan tangan Resa di pipi Sandra yang masih belum sadarkan diri.
"Cepat sembuh ya Nyonya, Resa dan Tuan Afkha membutuhkan anda juga"
Karena sebenarnya aku yang ingin cepat selesai dengan tugasku sebagai pengganti istri pertama. Baru satu hari saja, semalam aku udah di buat spot jantung sama tuh orang. Deandra melirik ponselnya, dan sadar jika hari ini adalah jadwal Dokter Angga untuk datang ke sini dan memeriksa keadaan Sandra. Mengingat itu Deandra jadi tersenyum sendiri mengingat itu.
"Ah, aku harus mandi dulu nih. Biar terlihat cantik dan menarik di depan Kak Angga nanti"
Deandra menggendong Resa dan membawanya keluar kamar. Dia menghampiri Ibu yang sedang duduk di sofa ruang tengah. "Emm, Bu, aku titip Resa sebentar ya. Mau mandi gerah sekali"
Ibu tersenyum mendengar itu, dia berdiri dan mengambil alih Resa dari gendongan menantunya. "Yaudah sana mandi, sebentar lagi suami kamu juga pulang. Harus tampil cantik dan wangi di depan suami kamu"
Deandra hanya tersenyum, meski sebenarnya dia ingin terlihat tampil cantik di depan Dokter Angga. Masalah suaminya, bodo amat dia mau melihat aku dengan penampilan kumal juga. Toh aku tidak suka padanya. Hehe.. Tertawa jahat dalam hatinya.
Selesai mandi dan bersiap, Deandra sudah tampil lebih segar sekarang. Menggunkan dress selutut dengan rambutnya yang di gerai. Deandra keluar dari kamar dengan senyum yang bahagia. Karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan pujaan hatinya.
Dan ketika Dokter Angga datang, wajah Deandra langsung memerah malu. Memang seperti itu reaksi yang di berikan oleh seorang perempuan yang mengagumi seseorang.
"Selamat malam, Nyonya. Hai Deandra" ucap Angga ketika menemui mereka
"Malam Kak" jawab Deandra dengan senyum yang tidak bisa dia tahan.
Ibu langsung membawa Angga untuk masuk ke dalam kamar Sandra. Angga juga segera memeriksa keadaan Sandra dengan Deandra yang setia mendampinginya di samping Angga.
"Bagaimana perkembangan pasien selama satu minggu ini?" tanya Angga pada Deandra.
"Semuanya masih berjalan dengan baik, Kak. Perkembangan otot dan saraf masih terlihat normal, detak jantung juga. Hanya saraf motorik di otaknya yang belum benar-benar terlihat perkembangannya" jelas Deandra dengan pengamatannya selama ini.
Angga mengangguk mengerti, dia mulai mengecek semuanya. Membuka kelopak mata Sandra yang terus terpejam dengan menyenterkan senter medis kecil. Melihat perkembangan yang masih biasa saja. Belum ada perkembangan yang benar-benar terlihat intens.
"Sejauh ini semuanya masih baik, meski belum mendapatkan perkembangan yang benar-benar insten. Tapi saya yakin akan ada perkembangan yang baik kedepannya. Benturan di kepalanya membuat saraf motorik di otaknya terganggu. Dan di tambah dengan pendarahan yang terjadi saat melahirkan. Semuanya memang menjadi faktor utama trauma yang membuat pasien koma" jelas Angga
Deandra hanya tersenyum sambil memperhatikan wajah Angga yang sednag serius. Benar-benar tampan. Gumamnya.
Pintu ruangan yang terbuka membuat dia langsung menoleh dan melihat Afkha yang baru saja pulang kerja, masuk ke dalam kamar. Dia masih memakai kemeja, namun dasi dan jasnya sudah dia lepas.
"Bagaimana perkembangannya?" tanya Afkha
"Semuanya masih cukup baik sejauh ini, meski belum ada perkembangan yang benar-benar insten" ucap Angga
Afkha mengangguk mengerti, dia menatap istri pertamanya yang masih terbaring lemah di atas tempat tidur dengan segala alat medis yang terpasang di beberapa bagian tubuhnya. Melirik sekilas pada istri keduanya yang terlihat senyumm-senyum tidak jelas. Sampai Afkha melihat ke arah tatapan Deandra yang ternyata sedang menatap Angga.
"Ikut aku!" ucap Angga sambil menarik tangan istrinya itu keluar kamar. Ibu dan Dokter Angga tentu saja terkejut dengan hal itu. Apalagi Dokter Angga yang tidak tahu apa-apa tentang mereka yang telah menikah kemarin.
Deandra juga terkejut dan juga bingung dengan kelakuan suaminya ini yang tiba-tiba menariknya keluar kamar di saat dia sedang memperhatikan pujaan hatinya itu. Dia itu mau apasi? Deandra jadi bingung sendiri, tapi dia tetap mengikuti langkah suaminya sampai di kamar mereka.
Afkha duduk di atas sofa, menatap Deandra yang masih berdiri di dekat pintu kamar yang masih terbuka. Gadis itu yang sesekali melirik ke luar kamar, seolah memang masih ingin bersama dengan Angga. Terlihat jelas jika Deandra memang mengagumi pria itu, dan hal ini yang membuat Afkha tidak suka.
"Kau menyukainya?" tanya Afkha dingin.
Deandra langsung menoleh ke arah suaminya, menatapnya dengan bingung. Tatapan dingin Afkha yang membuat Deandra semakin bingung saja. Dia menutup pintu dan berjalan mendekat pada suaminya itu.
"Maksudnya bagaimana?" Tanya Deandra yang memang belum mengerti dengan maksud dari pertanyaan suaminya itu.
"Ingat Deandra, dalam perjanjian itu kau harus patuh dan nurut apa perkataanku. Dan sekarang, aku minta kau berhenti menyukainya!" tegas Afkha
Deandra langsung terdiam, dia mulai bisa mencerna apa yang di bicarakan oleh suaminya. Ternyata memang tentang Angga. Apa mungkin begitu terlihat kalau aku menyukainya?
"Tapi..."
Tatapan Afkha semakin tajam mendengar kata tapi dari Deandra yang pastinya akan mengeluarkan protes atas apa yang da ucapkan barusan. "Sudah berani membantah kau? Padahal baru dua hari kita menikah, tapi kau sudah mulai melanggar peraturan"
Deandra mengusap tengkuk lehernya yang terasa dingin dan merinding melihat tatapan dingin Afkha. Aku tidak tahu kalau dia bisa semenyeramkan ini. Gumamnya.
"Iya, lagian dia juga punya wanitanya sendiri dan yang aku rasakan itu hanya sebatas kagum saja" ucap Deandra
Brak..
Afkha menendang meja di depannya dengan keras, sampai membuat Deandra terlonjak kaget. Deandra sampai mengelus dadanya sendiri yang begitu kaget dengan apa yang dilakukan oleh suaminya itu.
"Berani kau mengagumi pria lain, sementara aku adalah suamimu. Kau sudah menjadi milikku, dan apapun yang sudah menjadi milikku tidak boleh di miliki orang lain. Faham?!"
Afkha berdiri dan langsung berlalu begitu saja ke ruang ganti dengan menutup pintu sangat keras. Deandra lagi-lagi terlonjak kaget dengan itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Masfaah Emah
lama-lama Afkha bisa bucin nih,,,? jangan sampai d saat mereka berdua bucin Sandra sadar kasian Dean nantinya
2023-09-05
0
Sonia pramita
wow cerita nya bagus, bikin sport jantung 💓💓💓💓
2023-08-01
0
Al ayyubi Muhammad
udah ada yang mulai takut kehilangan nieh😁🤭
2023-07-08
0