EPS.5 Menyadari Kesalahan

***

**Di tempat arisan

Mama Atika datang lebih lambat. Acara arisan sudah diselenggarakan, mereka semua sibuk sendiri. Ada yang pergi menyantap makanan, cerita sambil menyelipkan tawa, ada yang menyiapkan makanan (tuan rumah yang ditempati buat acara arisan).

Saat Angel melihat sekeliling, matanya langsung tertuju ke seseorang yang memang dia ingin temui. Saat melihat Fatma (mama Mahar) ada ditaman belakang sendiriaan, dan hanya diam menyantap makanan yang sudah ada dihadapannya. Angel langsung memulai bicara pada temannya itu.

"Fat, anak kamu mau kuliah dimana?" tanya Angel. Berpura-pura tidak tau apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tangga fatmah. Takutnya kalau terus tetang nanti fatmah gak langsung izinin.

"Em... belum tau juga nih Angel, lebih baik sih kuliah di dekat sini aja, supaya gak terlalu jauh sama orang tua. Kau taulah mahar itu anak satu-satu. aku takut kalau kuliah jauh-jauh nanti terjadi sesuatu. Aku ingin anakku kuliah dengan ada yang melindunginya, kalau dia di sini kuliah, ada aku yang bisa memantaunya," ucap Fatmah, dengan menundukkan kepalanya sedikit, sambil tersenyum tipis, tetapi tetap kelihatan daru raut wajahnya bahwa dirinya itu merasa takut kehilang putri satu-satunya.

"Oh gitu yah." jawab Angel dengan memegang dagunya, sambil berpura-pura berfikir solusi yang terbaik buat anak temannya itu.

"Ah aku punya ide," ucap Angel dengan begitu girangnya, seolah-olah idenya itu sangat bagus dan berpura-pura baru mendapatkan ide, padahal dari rumah sudah dipikirkan panjang-panjang.

"Apa?" tanya Fatma berharap ide temannya itu bisa membantunya.

"Gini, kan kamu mau ada anak yang harus temanin dia, bagaimana kalau Mahar kuliah dibelanda sama Atika, mereka tinggal dirumah Granny Atika sama-sama. Aku lihat-lihat Mahar itu, pikirannya sudah dewasa dan bisa hidup mandiri sedangkan Atika.....Kamu taulah dia sekarang kaya mana, masih sama aja sikap dia sejak Smp. Baju hambur sana sini, sepatu kalau sudah digunakan langsung buang, minta beli baru lagi. Dia itu manjanya luar biasa, kalau ada mahar mungkin atika bisa sedikit belajar dari mahar supaya hidup sederhana dan mandiri," ucap Angel dengan wajah yang sangat cerah berharap temannya itu menyetujuinya.

"Siapa sendiri yang mendidik anak bisa jadi seperi itu" cetus Fatma kepada sahabatnya. Maksudnya mengingatkan bahwa anak tidak selalu boleh dimanjakan. Sayang, harus. Tapi jangan terlalu sayang. Dan Jangan semua kainginan anak harus di turuti, sedikit-dikit lawan sajalah keinginan anak.

"Yah memang Mahar anaknya mandiri, karna aku gak biarin dia pergi shoping kalau bukan uang yang dia hasilkan sendiri, makanya dia sekarang bisa belajar kehidupan yang susah dan mengetahui cara menghemat uang. Kan dia hasil didikan ku makanya dia jadi anak yang begitu. Hahaha," ucap Fatma dengan memukul pelan bahu temannya itu bermaksud temannya tersindir.

" Fatma kamu menghina aku yah" dengan membut buat wajahnya seolah kesal.

"Aku kira dengan memberinya kebebasan dia bisa belajar, tapi ternyata tidak," ucapnya dengan wajah sedih merasa gagal mendidik anak.

"Oh iya kenapa bicarain ini sih, kan tadinya mau bicarain tempat lanjut kuliahan anakmu. Kamu sudah putuskan kah? " ucap Angel mengembalikan wajah sedihnya itu menjadi riang.

"Aku sih bisa, asalkan ada Atika dan Granny atika yang sanggup lindungin Mahar dan rawat Mahar. Terus aku juga mau bicarain dulu dengan suami aku dan Mahar dulu.Tapi aku sudah pastika pasti suami aku izinkan sekali. Karena memang dia mau anaknya kuliah di fasilitas terbaik"

"kalau masalah Mahar sudah selesai kok, tinggal kamu aja"

" Oh iya berangkatnya 1 bulan lagi dan aku sudah memesan tiket pesawat," ucap angel merasa lega

"Makasih Angel....."

"Tunggu.... berati Mahar sudah setuju dari awal. Huh itu anak coba bilang dari awal kalau mau ikut sama Atika, pasti aku juga sudah izinin dari awal gak perlu repotin kamu Angel. maaf yah jadi ngerepotin, memang Mahar kalau ada sesuatu malah pergi curhat sama Atika, jarang-jarang mau bilangin orang tuanya," ucap Fatma dengan mengingat kejadian-kejadian sebelumnya setiap ada yang terjadi kepada Mahar, Atika lah yang memberitahu fatma karena Mahar selalu menutupi semua yang terjadi padanya.

"Mau tau kenapa anak kamu begitu.... Karna ulah kalian sendiri, kalian bertengkar di depan anak yang sudah dewasa, yang sudah bisa berfikir mana yang baik dan yang buruk. Anak kamu beranggapan kalau ada sesuatu yang terjadi padanya, pasti kalian akan menyalahkan satu sama lain. Tidak menjaga dengan baik lah, tidak ini, tidak itu. Itulah yang ditakutkan Mahar selama ini, dan takut pernikahan kalian menjadi retak, malah ujungnya adalah cerai. Itu yang paling ditakutkan Mahar," ucap Angel tanpa hentinya dan mengeluarkan apa yang mau ia keluarkan dengan santai. Fatma yang mendengar masih berusaha menyerap apa yang disampaikan temannya dan memahami bahwa selama ini dia tidak pernah berfikir bahwa anaknya akan berfikiran seperti itu, dan yang paling penting dia baru menyadari bahwa pertikaian suami istri tidak boleh didepan anak.

"Aku baru menyadarinya Angel" dengan wajah yang sedih. Ia memejamkan matanya tanpa menunggu waktu lama, keluarlah buliran air jernih dari sudut matanya itu. Angela yang baru sadar bahwa perkataannya itu sudah kelewatan langsung menenangkannya. Tapi apa boleh buat, dengan begini Fatmah bisa mengerti perasaan anaknya dan kesalahnnya.

"Sudah yang penting kamu sudah tau dimana kesalahanmu dan tidak akan mengulangi hal yang sama kan," ucap Angel dengan meyakinkan Fatma yang sedang menagis disampinya.

Tidak begitu lama, buliaran air yang mengalir deras itu berhenti perlahan hingga sudah tiada terlihat butiran lagi dibagian sudut mata Fatma.

"Angel seperti ada yang ngejanggal.... Itu semua kamu tau dari siapa? Dari Atika kah? " ucapnya dengan penasaran kenapa temannya tau perasaan anaknya sendiri sedangkan dia tidak.

"Waduh kalau aku bilang aku nguping bisa-bisa dia bilangin Atika kalau aku sering nguping. Tapi gak ada alasan buat berbohong. Yah sudah jujur aja terima apa adanya, salah juga ngapain nguping diam-diam," gumam Angel dalam hati.

"Em I- tu.. a--nu.. Apa yah. Aku nguping di kamar ku. Karna kamarku sama kamar anak perempuanku sejajar dan sengaja dibuat supaya tidak kedap suara, bagian pembatasnya dan pembatasnya dibuat setipis mungkin. kebetulan tempat anak mu dan anakku sering curhat disamping jendela pas dibelakang kasurku. Jadi kalau mereka berbicara disitu dan aku ada dikasur sangat terdengar jelas apa yang mereka bicaraakan. Makanya itu aku tahu," ucap Angel dengan rasa malu.

"Oh, untung kamu tau coba gak, gak mungkin aku sadari secepat itu" Angel mendengar jawaban dari temannya itu merasa kaget karena biasanya, kalau begitu dia yang paling duluan ketawain. Mungkin karna Angel sudah menolongnya atau mungkin dia lagi sedih jadi tidak ingin mengolok dulu. Tidak tahu apa sekarang yang ada difikiran Fatma.

****

Acara arisan sudah berakhir mereka pun semua kembali kekediaman masing-masing.

*Dirumah mahar

Fatma sudah samapi di depan rumah dan memarkirkan mobilnya lalu masuk rumah. Ditengah perjalanan dia melihat Mahar sedang ingin mengambil sesuatu di kulkas, tetapi dia berbalik melihat siapa yang telah datang dan mengurungkan niatnya dan menuju keruang tamu. Ternyata dia melihat mamanya sudah datang dari arisan dan dia langsung menyapa mamanya.

"Mama sudah pulang? Sudah makan belum? Kalau belum nanti Mahar buatkan makanan!" ucapnya dengan banyak pertanyaan.

"Tidak,, mama sudah makan tadi.... Mahar maafkan mama yah," ucap Fatma sembari memeluk anaknya .Dan tidak lama keluarlah lagi cairan bening dari sudut mata Fatma yang membuat mahar sedikit bingung dengan perlakuan mamanya, Mahar langsung melontarkan pertanyaan

"Mama kenapa? Mama disakiti seseorang saat diarisan? Atau ada orang yang menyinggung mama? " ucap Mahar dengan tergesa-gesa, lalu melepas pelukan Fatma dan memeriksa seluruh badan fatma. Tetapi tidak ada dia dapati sesuatu yang aneh ditubuh mamanya.

"Mama tidak mengapa sayang... " sambil menghapus buliran jernih itu mengunakn punggung jari telunjuknya.

"Mama sudah thu penderitaan yang kamu lalu nak, maaf kan mama yah gak bisa ngertiin kamu sayang."

"Tante Angel yang kasi tau semua apa yang kamu rasai selama ini," ucap mama Mahar sambil memegang bahu anaknya dengan penuh rasa penyesalan.

"Um,,, mah sudah lah Mahar sudah maafin kok, asalkan mama sudah jarang bertengkar lagi dengan papa dan buat keluarga kita menjadi keluarga yang harmonis. Itu sudah cukup, Ma," ucap Mahar sambil mengecup pipi mamanya dam memeluk mamanya kembali. Tidak begitu lama Fatma segera melepaskan pelukan anaknya itu dan mengecupi dahi anaknya dan berkata.

"Mama akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan keluarga kita sayang," ucap Fatma dengan yakin.

"Makasih, Ma" sambil tersenyum.

"Tapi ma tante Angel bagaimana bisa tahu apa yang Mahar rasakan, padahal Atika gak pernah bilang tuh sama mamanya," ucap Mahar bingung.

"Aku kira Angel tadi itu cuman bohongan supaya aku tertawa, ternyata beneran nguping curhatan anakku. Lain kali harus aku tertawain dengan puas, kalau ada waktu untuk bongkar rahasianya itu," gumam dalam hati Fatma dengan mengankat sebelah bibirnya dan terbentuklah senyum penuh selidik.

"Ma, kenapa mama malah diam dan senyum mengerikan begitu. apa mama suruh tante Angel buat mata-matain Mahar yah?" ucap Mahar dengan penuh selidik.

"Dasar nih anak, mama gak gitu. Tapi tante Angel yang nguping disebelah kamar Atika, makanya dia tau semua," ucap Fatma dengan menyentil jidat anaknya yang berfikiran aneh-aneh.

"Oh my god tante Angel ternyata sering begitu" Mahar langsung kaget karna mama Atika itu kalau dilihat diluar mukanya bukan seorang yang bakal nguping pembicaraan.

"Satu lagi yang mama mau bilangin. mama izinin kamu kuliah sama Atika dan tinggal dirumah Granny Atika. Kamu senang kan? " tanya Fatma.

"Mama yang benar? " masih belum percaya dan mengeryikan dahinya. Mamanya hanya mengagukkan kepalanya dan tersenyum kepada Mahar.

"Yeah mama memang yang terbaik dah,,,, muachh. makasih yah, Ma," ucap Mahar, memeluka mamanya dan tidak melupakan satu kecupan dipipi lagi.

"Iya sama-sama sayang,.... Pergi sudah tuh lanjutin ambil makanan... . Dramanya sudah habis hehehe," ucap Fatma sembari tertawa, diikuti dengan tawa Mahar yang membuat rumah itu jadi begitu hidup dan menyuruh anaknya mengambil makanan ringan yang sempat diurungkan karena melihat mamanya sudah datang.

"Dan jangan lupa siapkan barang-barang yang kamu mau bawa soalnya, kalian berangkat 1 bulan lagi," ucap mama Mahar dengan sedikit mengerskan suaranya karna Mahar sudah agak jauh dari jangkauannya.

.

.

.

.

.

bersambung

Assalamu'alaykum

terimakasih sudah membaca karya author jangan lupa tingglakan jejak yh like komen dan vote. dila ucapkan teruma kasih

Wassalamualaikum

Terpopuler

Comments

@Sakura Haruno🌸

@Sakura Haruno🌸

lanjut

2020-10-08

2

Sept September

Sept September

like

2020-09-21

2

🅰🅽🅰 Ig: meqou.te

🅰🅽🅰 Ig: meqou.te

sabar ya Fat

2020-09-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!