Lilis menceritakan ke Haris, jika Leni Sudah pulang ke rumah tadi siang dalam keadaan sehat membuat Lilis lega melihatnya.
" Ayah, Leni sudah pulang kerumah tadi siang, Bunda senang sekali anak kita pulang dalam keadaan baik-baik saja." Ucap Lilis memberikan teh manis hangat, untuk Haris yang baru pulang kerja.
" Alhamdulillah Bunda, Leni bilang apa baru pulang?." Tanya Haris penasaran, karena anaknya tidak pernah nginap ke rumah teman sama sekali.
" Leni nginap di rumah temennya, cuman bilang itu saja Ayah tidak bilang apapun ke Bunda. Bagaimana kredit handphone apa dikasih?." Tanya Lilis yang hampir lupa, soal hanphone untuk Leni.
" Alhamdulillah dikasih Bunda, karena selama ini Ayah tidak pernah ada bon sama sekali, jadi diksskh oleh Koperasi deh." Lanjut Haris bersyukur, karena selama kerja tidak pernah ambil barang apapun dan disaat butuh handphone langsung dikasih.
Dilain sisi, Leni menikmati buah pemberian Arka tadi, Leni tidak menyangka pertemuan yang sangat memalukan membuat Leni bisa makan enak, punya kosmetik, dan barang-barang lainnya.
" Bang Arka, ganteng-ganteng mecuem juga, tapi senang juga karena Bang Arka membuat saya jadi punya hanphone, punya baju baru, kosmetik, dan lebih penring. Tidak akan merasakan kelaparan lagi, selama Bang Arka mau ketemu dengan saya. Rela deh di unboxing cowok ganteng, tajir, dan baik seperti Bang Arka." Ucap Leni senang, seperti mimpi punya hanphone bagus dan bisa makan apapun yang Leni inginkan.
Leni menikmati buah jeruk yang tadi dikasih oleh Arka, yang seharusnya untuk kedua orang tuanya.
Dilain sisi, Raka salut dengan Arka, berhasil menaklukkan mahasiswa malang, yang kemarin ditemuinya tidak sengaja.
" Gila. Kamu bisa membuat Leni tidak ngamuk saat kamu unboxing, dan ngajak nginep segala lagi kerennya Arka." Puji Raka, atas kehebatan Arka menaklukan anak orang yang masih original.
" Yah dong, yang original itu luar biasa sekali, Yah diajak ngobrol santai, dan pelan-pelan dong masa saya yang cari mahasiswa yang butuh uang, tapi saya sakitin mana enak juga. Cuman karena Leni anak baik-baik tidak bisa bebas ajak dia nginep di rumah maupun apatermen saya." Ucap Arka bangga, bisa bersenang-senang dengan santai, tanpa sakitin Leni sama sekali.
" Kelihatan sih, dari awal dia sadar, bisa menjaga mata, sikap, dan ucapan dia. Kamu yang merusak anak baik-baik dan kamu harus bisa ikutin Leni seaman dia, untuk ikutin nafsong kamu. Atau kamu bisa memanfaatkan magang untuk mendapatkan waktu banyak dia untuk bersenang-senang bareng, selama jam kerja." Lanjut Raka, yang punya ide memanfaatkan magang program kampus untuk mahasiswa untuk persiapan kerja di perusahaan maupun di bank.
" Ide yang bagus, besok saya akan tanya Leni, dia kuliah dimana, jurusan apa dan baru saya akan memanfaatkan magang untuk bisa panjat pinang dikantor bersama Leni." Lanjut Arka yang setuju, dengan idenya Raka untuk memanfaatkan program magang demi bisa deket dengan Leni.
Dilain sisi, Leni merasa lapar, setelah tidur langsung ke ruang makan, untuk melihat Bunda nya masak apa.
" Bunda! Apa tidak bisa, sekali-kali makan daging sapi, daging ayam, daging kamping, dan anek seafood? Selalu saja makan tahu, tempe, dan sayur. Leni bosan sekali tahu!." Protes Leni kesal, karena setiap hari makan tahu dan tempe terus.
" Di syukuri saja Nak, yang penting kita masih bisa makan, apa lagi biaya pendidikan kamu kan mahal, oh yah Ayah barusan dapat kredit Hanphone dari kantor, ini Untuk Leni." Ucap Haris langsung, memberikan hanphone baru untuk Leni.
"Jelek ah, tidak mau Ayah, Leni dikasih hanphone bekas dari temen, Karena temen Leni punya handphone baru dan Hanphone nya untuk Leni, masih bagus dan lebih bagus dari yang Ayah berikan." Lanjut Leni bohong, tidak mungkin bilang dari Arka.
" Baik sekali temen kamu, memberikan handphone lamanya untuk kamu. Ya sudah Alhamdulillah Nak, jadi kita bisa minta nomornya kan? Jadi kalo Leni nginap lagi, kita jadi tahu kamu ada dimana, supaya kita bisa tenang?." Tanya Lilis, yang ingin memiliki nomor Leni.
" Boleh saja, Ayah hanphone jeleknya dibuang saja dan diganti hanphone utang itu Ayah, jadi tidak terlalu malu." Lanjut Leni, yang ingin Ayah nya punya handphone baru juga.
" Tidak usah Leni, uangnya untuk bayar kuliah kamu saja. Alhamdulillah jika kamu punya handphone baru, jadi kita bisa tahu kabar kamu Nak." Lanjut Haris, yang tidak ingin handphone baru karena uangnya bisa untuk kebutuhan yang lain.
Leni malas sekali mendengar ucapan Ayah nya, yang tidak memikirkan handphone yang layak dimiliki sama sekali.
Dilain sisi, Arka dan Raka, melihat Sekretarisnya Arka yang genit dan berani godain Arka demi bisa memenuhi kebutuhannya.
" Raka, apa kamu mau temani dia? Karena saya malas untuk bersama dia malam ini?." Tanya Arka, yang tahu maksud kedatangan Lulu ke ruangannya.
" Kenapa bicara seperti itu sih sayang? Memangnya aku punya salah ke bos ganteng?." Tanya Lulu heran, karena Arka tumben menolak kedatangannya.
" Sudah lah Lu, biarin saja jika Arka menolak kamu, Saya masih sanggup isi rekening kamu supaya penuh kembali." Ucap Raka yang sengaja turutin keinginan Arka, karna Arka masih lelah karena habis puas unboxing sampai siang.
" Tuh Raka mau, pergi sana kalian bersenang-senang berduaan. Saya lagi malas ditemani siapapun malam ini." Lanjut Arka dengan cuek, Arka masih senang ingat malam indah bersama Leni, membuat Arka tidak ingin kesenangannya keganggu karena Lulu temani malam ini.
" Ya sudah Raka! Kita bersenang-senang berduaan, biarin saja Arka sendirian dengan guling dan jika bosan, bisa susul kita!." Protes Lulu kesal, karena Arka tumben menolak ajakan Lulu dan membiarkan Lulu bersama Raka malam ini.
Dilain sisi, Leni kesal sekali, karena Bunda nya lagi-lagi masak tempe, tahu, dan sayur lagi. membuat Leni makan sedikit.
" Leni makan sedikit saja, tidak nafsu makan melihat lauk ini terus!." Protes Leni kesal karena Bunda nya, tidak pernah kasih makan enak sekalipun.
" Maafkan kami Nak, sisa gaji dan bonus Ayah, cuman sedikit sayang, kan tahu pengeluaran terbesar Ayah untuk apa kan." Ucap Haris sedih, melihat Leni selalu makan sedikit, Haris tidak ingin curang dalam menggunakan keuangan perusahaan, demi memenuhi keinginan Leni untuk makan enak terus. Karena tidak berani resiko jika ketahuan curang membuat Leni otomatis akan putus pendidikannya, kehidupan Lilis dan Leni akan semakin susah jika ketahuan.
" Leni tidak butuh maaf, butuhnya makanan enak dan kenyang!." Lanjut Leni kesal, Leni langsung jalan menuju kamarnya, dari pada kelamaan didapur.
" Apa sebaiknya, utang Ayah ke kantor dari hanphone ke uang apa bisa Ayah? Supaya Leni bisa menikmati makan enak selama sebulan?. Tanya Lilis tidak tega, setiap makan selalu membuat Leni sedih dan makan sedikit terus.
" Akan Ayah coba Bunda, semoga saja boleh dituker, Ayah juga tidak tega melihat anak kita sedih terus karena makanan saja." Lanjut Haris akan mencoba bilang ke orang Koperasi, untuk tuker pinjaman barang ke uang.
Lilis berharap Haris bisa, mendapatkan pinjaman uang dari kantor. Demi tidak membuat Leni sedih terus setiap makan bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments