Syarat Telah Terpenuhi

Ketiga kelompok bertemu disebuah jalan setapak yang biasanya menjadi tempat quest oleh para Newbie.

 Mereka saling merangkul dengan senyum lega, karena sudah mendapatkan ketiga bahan, mereka berjalan melewati Kinoko Atsumaru, itu adalah sebuah hutan jamur yang berada di sebelah utara kota Athena yang tak memiliki pohon lebat, karena hal itu para player menjadikan hutan Kino sebagai tempat berkumpul guild satu dengan guild lain. Banyak juga hal absurd yang dilakukan para player untuk bersenang-senang di tempat itu.

Sebuah isak tangis menghentikan langkah anggota dark Danger, mereka menoleh ke kanan, tepat ada seorang gadis tengah menangis sambil memegang kotak kayu kecil yang ada di pangkuannya.

 

"Loli..." ucap Khanzair takjub.

 Karna penasaran, Xhuan dan Nekozan berlutut di dekat gadis itu, merasa didekati oleh orang yang tak ia kenal, dia memundurkan badan dengan sorot mata was-was.

 "Jangan takut, Xiao Yui, gue Xhuan. Leader guild Dark Danger dan ini semua adalah pasukan gue," ucap Xhuan memperkenalkan diri, ia mengulurkan tangan berharap gadis bernama Xiao Yui itu mau menjabat tangannya.

 Dengan tangan gemetar gadis loli itu menjabat tangan Xhuan, "Xhuan-sama, salam kenal."

 Semua anggota guild dibuat takjub dengan suara lucu Xiao Yui, Khanzair semakin takjub dan menginginkan Xiao Yui ada di Dark Danger.

 "Lo nggak ada guild kan?" tanya Khanzair dengan mata berbinar.

 Xiao Yui menggeleng.

 "Pas banget, bunda! Masukin dia ke guild kita," ucap Khanzair tak sabar.

 "Sabar napa, bukannya join guild malah kabur gara-gara takut sama lo," cibir Nekozan yang ucapan pedasnya minta disentil.

 Xiao Yui menatap satu persatu anggota Dark Danger, setelah menghafal wajah mereka, barulah dia tersenyum tipis lalu melihat kearah Xhuan, "Xhuan-sama apa boleh aku ikut guild ini?"

 "Tentu saja boleh," sahut Chazdhiz lalu menghidupkan hologram dan mencari nickname Xiao Yui lalu memasukkannya ke dalam guild Dark Danger.

                             ❇❇❇

 

Di dalam guild bar Yui mulai mengakrabkan diri dengan para anggota, Xhuan mulai mengamati gadis itu dengan seksama. Xiao Yui bisa dengan cepat menghafal anggota serta job yang mereka pakai.

 "Bang," panggil Xhuan pada Chazdhiz yang tengah tiduran di kursi akibat kelelahan.

 "Hm?" jawabnya singkat tanpa membuka mata.

 "Menurut lo Yui bisa nggak jadi Maid Guild? Kayaknya dia bisa hafal loker yang lo buat, buat menyimpan barang-barang anggota biar kalo kita kemana-mana tinggal teleportasi barangnya aja," ucap Xhuan meminta pendapat.

 "Di tes aja dulu," usul Qibul.

 "Cara nge—tes Maid Guild gimana?" tanya Xhuan bingung, First time you know.

 "Maid guild itu nggak cuman ngurusin perlengkapan tapi juga buat ramuan dan medis, kalo kita semisal mati gara-gara diserang monster, tugas Maid Guild ngidupin," jelas Chazdhiz yang membuat Xhuan mengangguk paham.

 Karna mereka harus memperkuat senjata, membuat dupa pemurnian dan menguji Xiao Yui yang akan menjadi Maid Guild, akhirnya Xhuan sebagai leader membagi tugas.

 Beal dan Shizure ditugaskan untuk memperkuat senjata para anggota guild diruangan yang sudah disediakan. Neechan dan Arya ditugaskan untuk membuat dupa pemurnian sedangkan para tetua yang tak lain adalah Chazdhiz dan Qibul serta Leader guild, Xhuan, menguji Yui.

 Dan yang tidak diberikan tugas, mereka disuruh untuk menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan untuk menguji Yui.

 "Yui, bisa mulai?" tanya Xiao Yui dengan sopan, kemudian diangguki oleh Chazdhiz.

 Xiao Yui mengambil beberapa bahan lalu menumbuknya kemudian memasukkan hasil tumbukan yang sudah halus ke dalam air lalu mengaduknya perlahan, setelah air itu berubah menjadi merah, Xiao Yui mengambil botol kaca dari tas pengelananya kemudian menaruh cairan merah yang sudah disaring tadi.

 "Ini apaan?" tanya Xhuan penasaran.

 "Ini penambah hp, kalo biasanya kalian pakai botol tenaga, ini juga bisa, namanya revita, revita yang paling sering dijual itu revita VI, dulu aku sering buat itu di guild lama," jelas Xiao Yui lalu menyerahkan botol kaca tersebut ke Xhuan.

 Xhuan menerimanya, ia mencoba revita tersebut dan benar saja hp yang mulanya belum pulih langsung pulih setelah meminumnya.

 "Gimana?" tanya Chazdhiz pada Qibul dan Xhuan.

 "Lumayan bagus, dia bisa jadi Maid Guild kita," putus Qibul.

 Xhuan mengangguk menyetujui jawaban Qibul, "Gue juga sependapat sama bang Qibul sih."

 Xiao Yui tersenyum manis, dia merasa senang saat hasilnya dipuji oleh orang lain. Setelah semua pekerjaan para anggota selesai, mereka kembali berkumpul diruang pertemuan.

 "Karna kita sudah terlalu lama di game dan lo pada masih sekolah besok, lanjut besok aja," ucap Xhuan, bersiap untuk kembali ke dunianya.

 Kilatan cahaya membuat mereka kembali ke rumah masing-masing, Khanzair duduk di kursi gamingnya menghela nafas lega, saat ia melihat ke arah jendela, dari seberang ada seseorang yang menatapnya dari balkon dan ia tau jelas siapa orang itu, buru-buru Khanzair bangkit dan menutup tirai merah mudanya.

 "Mengganggu banget sih," gerutunya, dia melihat kalender dan baru sadar ini tanggal satu Oktober.

 Gadis itu tersenyum, ia mengambil handuk kemudian bergegas mandi. Usai mandi dan memakai piyama bergambar kelinci, Khanzair berjalan menuju kamar yang berada tepat di depannya.

 Perlahan dia membuka pintu ruangan lalu menghidupkan lampu, terlihat banyak sekali mainan yang terpajang di lemari kaca, langit-langit ruangan dicat seperti warna galaksi.

 "Sudah lama ya..."

                             ❇❇❇

Suara langkah kaki mulai mendekati Fedrick yang baru saja kembali dari balkon, siapa lagi jika bukan Evandaru, adik laki-lakinya yang hanya berbeda dua tahun dengannya, dia juga salah satu anggota guild Dark Rose.

 "Lagi? Sampai kapan kakak mau ngintai cewek itu?" tanya Evandaru yang tak tahan melihat kakaknya seperti seorang stalker.

 "Van, udah gue bilang, jangan pernah ngurusin apa yang gue lakukan!" bentak Fedrick yang membuat Evandaru mengepalkan tangan.

 Dia mengambil bingkai foto yang ada di nakas ruang keluarga, di dalam foto itu ada tiga orang yang tengah mengabadikan momen, dua laki-laki dan satu perempuan. Saat Evandaru hendak membuang bingkai foto itu Fedrick mengambil langkah seribu, selama ini dia tidak membiarkan siapa pun merusak bingkai lusuh tersebut.

 "Evan!" teriak Fedrick sebagai peringatan lalu merebut bingkai itu dari tangan adiknya, kemudian membawanya masuk ke dalam kamar, hal itu membuat Evandaru semakin kesal.

 Di dalam kamar, Fedrick meletakkan bingkai itu dilemari kaca bersama mainannya waktu kecil, kemudian cowok itu tertawa penuh luka.

 "Hahaha...nggak guna banget," ucapnya sebelum merebahkan diri diatas kasurnya bersiap untuk terjun ke alam mimpi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!