Rasanya berbeda

Setelah semua pakaian bagian atas Irina sudah di lepaskan oleh Matthew. Sampai tidak ada satu helai benang pun yang menutupi tubuh bagian atas Irina. Irina yang saat ini sudah dalam keadaan polos. Matthew tidak menyia-nyiakan kesempatan.

Matthew terusan melancarkan aksinya. Ia menenggelamkan kepalanya ke ceruk leher Irina.

Menghirup banyak banyak aroma wangi tubuh Irina yang memabukkan.

Dan Matthew semakin mengeratkan pelukannya dari belakang dengan posesif.

Setelah beberapa saat bereksplorasi dengan tubuh Irina. Semua itu sudah cukup membuat gairah Matthew semakin memanas.

Kini, giliran rok milik Irina yang hendak dilepaskan oleh Matthew. Dan ia seperti sudah tidak sabaran dan segera membuang rok yang Irina kenakan ke lantai. Setelah ia berhasil melepaskan pengait yang ada di rok Irina.

Saat kini rok Irina sudah terjatuh kelantai. Matthew kemudian ikut berjongkok dan ia menciumi kaki jenjang mulus nan putih milik wanita yang cukup membuat Matthew tergila gila pada pertemuan pertamanya.

"Tubuh mu sungguh sempurna Irina. Aku menyukai tubuhmu. Kau benar-benar sempurna. Beda dari yang lain." puji Matthew.

Pujian Matthew tak lantas membuat Irina bangga. Tapi ia justru jijik dengan dirinya sendiri yang sudah terjamah.

Irina hanya bisa memejamkan matanya.

Tidak tahan lagi dengan serangan gairah yang sudah mau meledak di dalam diri Matthew. Ia langsung melepaskan jubah yang tadi masih ia kenakan dan ia langsung membuangnya secara asal.

Dengan perlahan, Matthew kemudian menggiring Irina untuk bisa sampai di atas tempat tidur.

Setelah sampai di tempat tidur. Matthew menyuruh Irina untuk tiduran dengan posisi tengkurap.

"Rebahan diri mu di tempat tidur dengan posisi tengkurap." perintah Matthew. Irina pun menutut.

Tak banyak bicara. Sesampainya di tempat tidur. Irina langsung merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap. Kemudian Matthew segera menindih tubuh Irina dan ia berada di atas tubuh Irina. Lagi lagi Irina hanya bisa pasrah. Saat pria bertubuh besar dan kekar itu sudah berada di atasnya.

"Naikkan tubuh mu." perintah Matthew lagi, menyuruh Irina untuk tiduran di atas tempat tidur.

Karena kedua mata Irina tertutup. Matthew kemudian membantu Irina untuk bisa rebahan dan meletakkan kepala Irina ke salah satu bantal.

Kepasrahan Irina membuat Matthew makin terpacu dan gemas. Karena wanita yang sedang ia kuasai ini benar tidak banyak bicara dan hanya diam. Mematuhi perintahnya.

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Matthew kini sudah berada tepat di atas tubuh mungil Irina dan siap melakukan penyatuan.

Sebelum melakukan penyatuan. Matthew kembali melakukan aktivitasnya untuk bereksplorasi pada tubuh Irina. Menjelajahi setiap inci tubuh Irina yang wangi.

Dan secara naluriah. Walau Irina menolak hubungan itu. Irina juga sudah di sulut gairah.

Bahkan kala itu Irina sempat mendesah lirih. Karena Matthew sendiri sudah mengingat agar ia tidak mengeluarkan suara. Maka Irina hanya bisa menahan suaranya.

"Apakah ini yang pertama kalinya untuk mu?" Tanya Matthew sebelum ia benar-benar melakukan penyatuannya pada Irina. Sedikit ragu untuk jujur, Irina kemudian berkata sejujurnya.

"Iya, ini adalah untuk yang yang pertama bagiku." Jawab Irina dengan suara serak.

"Mungkin untuk yang pertama akan terasa sakit. Tapi setelah aku berhasil memasuki mu. Rasa sakit itu akan hilang dan akan berganti dengan kenikmatan. Maka nikmati saja apa yang akan aku lakukan terhadap dirimu. Satu lagi, aku tidak ingin mendengar ******* mu. Jika kau juga merasakan kenikmatan itu. Tahan suara mu." ucap Matthew memperingatkan.

"Aku tidak akan bersuara dan tidak akan menyentuh mu." jawab Irina paham.

Secara perlahan namun pasti. Matthew kini melepaskan sebuah benda berbentuk segitiga yang masih tersisa di tubuh Irina. Satu-satunya benda yang masih menempel dan menutupi ******** Irina.

Setelah Matthew berhasil melepaskan dan membuang benda tersebut. Tidak menunggu lagi. Matthew yang sudah tersulut api gairah sejak tadi secara perlahan mencoba untuk memasuki milik Irina.

Dan benar saja, Matthew merasa kesulitan untuk memasuki milik wanita yang benar-benar masih gadis tersebut. Dan Matthew mendengar suara rintihan kesakitan yang dirasakan oleh Irina ketika ia mencoba untuk memasukinya.

Dengan memegang sprei dengan kuat. Irina mencoba untuk menahan rada perih dan sakit kala itu. Ketika sesuatu yang berusaha untuk menerobos masuk kedalam miliknya.

Keringat dingin kini sudah membanjiri tubuh Irina. Peluh keringat menahan sakit dan sensasi yang berbeda menjadi satu.

"Please, jangan terlalu memaksakan. Berikan jeda. Itu benar-benar sakit." Ujar Irina protes. Karena ia benar-benar tidak tahan dengan rasa sakit yang ia alami ketika Matthew melakukan penetrasi ke miliknya.

Jika biasanya Matthew tidak ingin wanita yang diajak bercinta banyak protes. Entah kenapa saat ia mendengarkan perkataan Irina yang kesakitan. Ia pun kemudian memberikan jeda dan menarik kembali miliknya untuk tidak memaksakannya.

Setelah memberikan waktu beberapa detik. Kemudian Matthew mencoba lagi untuk bisa memastikan dia berhasil melakukannya.

Setelah beberapa kali percobaan, Matthew belum juga berhasil memasukkan miliknya ke milik Irina.

" Sungguh rapat." bisik Matthew.

Kemudian Matthew beranjak dari tubuh Irina dan kemudian ia berjalan menuju laci. Ia nampak mengambil sesuatu dari dalam laci.

Baru kali ini Matthew mendapat wanita pemuas hasrat yang berbeda dari wanita yang pernah ia ajak bermain.

Dan ada perasaan rasa tidak tega yang menggelitik hati Matthew pada Irina. Ketika mendengar Irina merintih kesakitan.

Matthew kemudian membuka sebuah botol kecil yang terdapat cairan di sana. Sepertinya cairan itu bisa membantu mengurangi rasa sakit yang Irina rasakan ketika Matthew benar benar akan mendapatkan keperawanan Irina.

Secara perlahan dan dengan pelan pelan. Serta memberikan sedikit dorongan kecil. Kini milik Matthew benar benar sudah berada di sana.

Ada rasa bangga dan kebahagiaan ketika Matthew berhasil melakukan itu. Dan bagi Irina sendiri. Ia hanya bisa memejamkan matanya menahan sakit dan pedih ketika Matthew kini berhasil mendapatkan kehormatannya.

Setelah berhasil, Matthew mulai memacu untuk mendapatkan lebih kenikmatan dari hubungan intim yang ia jalani bersama Irina.

Semakin lama, Matthew semakin cepat memacunya. Ia tidak pernah mendapat kenikmatan senikmat itu sebelumnya. Ia merasa kualahan menghadapi napsunya sendiri. Apalagi lawannya sungguh berbeda rasanya dari wanita wanita yang ia ajak bercinta sebelumnya.

Sedangkan Irina tetap berusaha untuk membungkam mulutnya untuk tidak mendesah dan mengerang. Karena jujur saja. Sebenarnya ia ingin menyuarakan apa yang ia rasakan. sebagai bentuk pelampiasan apa yang ia juga rasakan.

Matthew semakin menikmati hubungan. Dan Irina hanya bisa pasrah berada di bawah kekuasaan Matthew yang benar-benar mengobrak abrik dirinya.

Iriana hanya bisa mengucapkan selamat tinggal untuk keperawanannya. Yang terpaksa ia berikan kepada laki-laki yang entah ia tidak tahu siapa laki-laki yang sedang menggagahinya pada malam itu.

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

sabar ya Ir... 🤭

2023-10-15

0

♡Ñùř♡

♡Ñùř♡

kasihan irina

2023-07-02

2

♡Ñùř♡

♡Ñùř♡

dasar matthew aneh😏

2023-07-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!