1001 Malam

Irina nampak menoleh kiri dan kanan untuk mencari nomor kamar hotel yang sedang ia tuju.

Saat kini ia sudah berada tepat di depan kamar hotel yang ia tuju. Irina nampak menarik nafas dengan berat.

Ia kemudian menekan sebuah bel yang ada di samping kamar hotel tersebut.

Dan tak berapa lama, pintu kamar hotel terbuka secara otomatis. Dan ia pun kemudian langsung melangkah masuk menuju ke dalam kamar hotel tersebut dengan sudah berpasrah diri.

Dengan perasaan yang berdebar. Serta hati penuh dengan rasa cemas yang kini melanda dirinya. Irina terus melangkahkan kakinya untuk memasuki sebuah ruangan kamar hotel yang kini terlihat gelap.

Bahkan suasana kamar tersebut nyaris gelap gulita.

Tidak ada sama sekali lampu yang di nyalakan. Seisi ruangan kamar hanya terlihat samar-samar.

Dan sumber pencahayaannya hanya dari sebuah jendela kaca yang sengaja disinggap gordennya oleh sang pemilik kamar hotel.

Semua itu semakin membuat Irina merasa mencekam.

Irina sendiri tidak tahu siapa yang akan ia layani pada malam itu. Bisa saja dia seorang kakek-kakek, atau biasa saja dia seorang penjahat, atau siapapun.

Tapi karena Irina sudah mendapatkan seperempat dari pembayaran total dirinya melayani orang tersebut. Membuat Irina tidak bisa mundur atau membatalkan kesepakatan yang sudah ia sepakati dengan seseorang yang telah membelinya pada malam itu.

Dari tempat ia berdiri, Irina bisa melihat seulet seorang pria tengah duduk di sebuah kursi yang ada di sudut ruangan kamar hotel. Dan pria itu nampak masih memegang sebuah minuman yang ada di tangannya. Bahkan untuk menatap pria tersebut. Irina harus memfokuskan pandangannya terhadap pria misterius itu.

"Selamat malam." sapa Irina, pertama-tama ia bersuara. Dari tempatnya ia duduk, Matthew kemudian langsung berdiri. Ia kemudian menaruh gelas yang ada di tangannya ke atas meja di sampingnya.

"Malam juga." Jawab Matthew. Irina tetap berdiri di tempatnya. Dan masih berdiri tertegun beberapa langkah dari pintu kamar hotel. Sedangkan Matthew kini mulai berjalan perlahan mendekati Irina.

"Siapa namamu?"

"Irina." jawab singkat Irina, dengan nada suara bergetar.

"Aku tidak perlu berkata banyak dan panjang lebar. Kau pasti sudah tahu kan tugasmu. Aku hanya ingin memberi beberapa hal pada mu. Selama kita berhubungan intim. Aku melarang mu untuk menyentuh ku. Jangan menyentuh ku sama sekali. Jika kau lakukan itu. Aku tidak akan membayar mu sesuai dengan harga yang sudah kita sepakati. Kau paham?"

Dengan sedikit bigung, Irina hanya bisa mengiyakan perkataan Matthew.

"Dan satu lagi. Aku menyukai berhubungan intim dengan suasana gelap. Jadi, jangan harap aku akan menyalakan lampu di kamar ini. Aku akan menutup mata mu. Selama hubungan intim kita berlangsung. Kamu wajib untuk mau aku tutup matanya. Karena aku tidak ingin kamu melihat diriku. Jadi kau harus mau aku tutup kedua matamu dengan sebuah ikat menutup mata." Imbuh Matthew.

Irina mencoba untuk memahami semua perkataan pria yang ia tak tau nama dan wajahnya tersebut.

"Aku sudah menunggu sejak tadi." Ucap Matthew dengan suara lirih. Kini tangannya sudah mulai menyentuh tangan Irina yang masih tertutup sweater yang ia kenakan.

Jika Irina belum tau wajah pria yang akan ia layani. Sedangkan Matthew sudah melihat wajah Irina. Karena sebelumnya, Matias telah memberikan foto Irina padanya.

"Nama mu cantik. Secantik orangnya." bisik Matthew. Yang mulai melancarkan aksinya dan mulai mengendus leher Irina dari belakang. Serta ia mencengkram kedua lengan Irina dengan kuat.

"Sepertinya kamu sedikit rapuh." cemooh Matthew. Karena tubuh Irina memang mungil.

"Tapi kamu cukup wangi. Aku suka." Setelah beberapa saat Matthew mengendus tubuh Irina. Matthew kemudian berjalan menuju laci dan ia mengambil sesuatu dari dalam laci yang ada di kamar hotel.

"Seperti apa yang aku katakan tadi. Jika aku akan menutup mata mu. Dan dengan penutup mata ini. Aku hanya berpesan. Jangan pernah berusaha atau sengaja membuka penutup mata yang akan aku ikatkan ke kepala mu. Kau paham kan!" seru Matthew, berpesan pada Irina.

"Ya." jawab Irina singkat. Dan kini ia semakin deg-degan di buatnya.

Matthew kemudian langsung mengikatkan kain penutup mata itu pada wajah Irina. Berdiri tepat di belakang Irina. Postur tubuh Matthew terlihat tinggi besar. Berbanding kontras dengan tubuh Irina yang mungil.

Irina yang sudah berdiri di depan Matthew. Hanya bisa pasrah saat kini kedua matanya sudah ditutup dan diikat dengan kian penutup mata oleh pria yang akan menyetubuhinya.

Dalam hati, perasaan Irina makin tidak karuan. Dan jantungnya berdebar-debar lebih kencang.

Setelah menutup kedua mata Irina. Matthew kini mulai aksinya.

Dengan suasana kamar yang gelap. Mata elang Matthew masih bisa melihat dengan jelas setiap lekuk dan inci tubuh setiap wanita yang biasa ia ajak tidur.

Kini Matthew mulai menciumi lagi aroma wangi tubuh Irina. Secara insting, Matthew langsung menelusuri leher jenjang Irina dan ia menghirup banyak banyak wangi tubuh Irina yang sejujurnya aroma tubuh Irina sangat Matthew sukai.

Dan Matthew tau, wangi tubuh Irina berbeda dari wangi wanita wanita yang sudah pernah ia ajak tidur bersama.

Tidak hanya wangi parfum dan tubuh Irina saja yang membuat bulu kuduk Matthew merinding. Tetapi juga kelembutan kulit Irina yang begitu lembut dan mulus itu. Sudah cukup membuat gairah **** Matthew naik secara dramatis.

"Kau sungguh berbeda." Bisik Matthew lirih tepat di telinga Irina.

Secara perlahan dan pasti. Matthew mulai melepaskan kencing baju bagian depan Irina.

Irina kala itu mengenakan sebuah baju kemeja warna putih dan di padukan dengan sebuah rok span selutut berwarna cokelat tua. Selain mengenakan kemeja, Irina juga mengenakan sebuah sweater.

"Apa ini kali pertamanya kau menjual diri?" tanya Matthew disela sela ia membuka kancing baju Irina dari belakang.

"Aku hanya menjual diri pada mu. Dan aku tidak berniat untuk melacurkan diri setelah ini." jawab Irina. Dan jawaban Irina nampak diremehkan Matthew. Dengan sedikit menertawakan jawaban Irina tadi.

"Aku membayar mu mahal untuk malam ini. Dan bayaran mu 10 kali lebih mahal dari wanita-wanita yang aku ajak tidur sebelumnya. Tapi lihatlah dirimu. Tidak mampukah kau beli baju yang lebih layak untuk melayani tamu mu. Biasanya mereka akan pakaian pakai yang seksi dan sensual. Tapi lihatlah dirimu. Kau malah berpakaian seperti seorang wanita kampungan. Sekelas wanita malam kenapa kau justru memakai kemeja dan sweater sebagai baju dinas mu. Seperti sedang ingin melamar pekerjaan saja." cibir Matthew lagi.

"Sudah aku katakan. Aku sebenarnya bukan wanita malam. Aku melakukan ini karena terpaksa, demi keluargaku." jawab Iriana

"Alasan klasik yang sudah sering seorang pelacur katakan. Jika mereka melakukan pekerjaan seperti ini hanya karena keuangan keluarga. Aku tidak percaya. Pelacur tetaplah pelacur. Wanita malam tetaplah wanita malam. Mereka semua sampah dan tidak ada artinya sama sekali. Mereka hanya pemuas nafsu orang-orang yang menginginkan gairah seksualnya terpenuhi." Hina Matthew.

Ingin rasanya Irina.membalas ucapan Matthew dengan berkata bahwa dirimu juga brengsek. Tetapi Irina menahannya.

Jika tidak demi uang. Irina mungkin sudah menendang milik Pria yang sedang aktif di belakangnya itu.

Irina nampak memejamkan kedua matanya pasrah.

Irina seperti berada di ujung neraka dan sebentar lagi dirinya akan hangus terbakar ke dalam api kemaksiatannya. Yang akan membakar tubuhnya dengan dosa. Namun apa boleh buat. Irina tidak akan bisa lari dan mundur dari sebuah keputusan yang sudah diambil detik itu.

Air mata Irina nampak menetes. Karena sebagai seorang perempuan. Ia merasa sudah hina.

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

bener .. merendahkan dan menghina wanita.. sabar ya Ir.. Semoga kedepannya kamu bahagia. 🤭🙏

2023-10-15

1

Putri Minwa

Putri Minwa

wis ucapan nya, ngeselin banget

2023-07-03

4

♡Ñùř♡

♡Ñùř♡

Ya ya ya terserah kmu lah metthew,ntar aja kmu ketagihan ama irina baru tau rasa 😏

2023-07-02

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!