Hawa panas masih terasa disekitar kerumunan di depan ruang kelas Dio.Semua terdiam seolah-olah menunggu kelanjutan dari kejadian yang sangat menegangkan ini.
Ketika Dio mendekat ke arah Yenni dan mulai mengangkat tangan kanannya ke atas,seakan ingin menampar gadis yang ada di hadapannya itu.
Yenni pun tak kalah garang, tatapan matanya tajam dan tidak merasa gentar sama sekali.
"Apa...hah,mau nampar gue.Ayo lakuin...kenapa diem!!!" tantang Yenni ke Dio dengan menyodorkan pipi kirinya ke arah Dio.
Dio hanya diam mematung,seakan merasa malu kalo sampai dia benar-benar menampar Yenni.Seperti tidak punya harga diri harus bertengkar dengan seorang wanita.
Setelah tidak terjadi apapun,Yenni lalu membalikkan tubuhnya menghadap Mita dan Zhea lalu mengajak mereka pergi meninggalkan kelas Dio.Setelah keluar dari kerumunan,langkah mereka terhenti kembali karena adanya sosok yang selama ini Yenni rindukan.Sosok pria yang dia kagumi selama ini,sosok yang membuatnya bersemangat untuk pergi ke sekolah,sosok yang selalu mengacaukan pikirannya.
"Kak Panji" gumam Yenni lirih
Panji menatap tajam pada Yenni,tatapan matanya menyiratkan rasa tidak suka.Panji melangkahkan kakinya mendekati ketiga gadis itu,tapi tetap saja matanya tidak berpaling dari sosok Yenni.
Yenni tidak berani menatap Panji secara terang-terangan.Dia mencoba menetralkan kekacauan hatinya.Tatapan Panji membuat bulu kuduk gadis itu berdiri, seolah dia merasa ngeri dan merasakan sesuatu akan terjadi padanya.
Panji berhenti tepat di depan Yenni, menatap gadis yang tingginya tak lebih dari bahu lelaki itu.Dengan sedikit mencondongkan tubuh,membuat wajah Panji dan Yenni benar-benar berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.Sudah bisa di bayangkan betapa campur aduk perasaan Yenni dengan jarak sedekat itu.
"Apa loe juga pengen jadi pacar gue??" tanya Panji yang membuat Yenni kaget
Seolah tidak membutuhkan jawaban apapun, tiba-tiba Panji berkata lagi.
"Lihat gue,apa loe juga berharap gue membalas cinta loe".
Bagai tersambar petir di siang bolong, sungguh kata-kata Panji membuat Yenni ingin segera bersembunyi dari semua ini.Sangat memalukan, orang yang dia kagumi selama ini,tega mempermalukan dia di depan umum.
Yenni tidak menyangka Panji akan berkata seperti itu,seolah telah merendahkan harga diri seorang wanita.Hampir runtuh pertahanan diri Yenni,tapi dia harus kuat.Dua sahabatnya pun tak kalah kaget mendengar ucapan Panji.
Setelah puas mempermalukan Yenni,Panji pun melangkah melewati tubuh Yenni yang hanya diam mematung.Dan sedikit meninggalkan senyum sinisnya pada gadis itu.
Terlihat Dio,Nuna,Tya dan Hellen pacar baru Dio tersenyum puas melihat perlakuan Panji pada Yenni.
Sebelum terlalu jauh Panji melangkah, tiba-tiba gadis manis itu menahan langkah Panji dengan suara sedikit tercekat.
"Tunggu.."
Panji yang mendengar suara berat dari belakang tubuhnya pun berhenti tanpa membalikkan badan.Yenni mencoba menetralkan perasaannya kembali.Ada suara dari hati kecilnya,yang menginginkan dia untuk tetap kuat.Yenni kembali memutar tubuhnya dan perlahan melangkah menghampiri Panji.Setelah benar-benar berhadapan dengan Panji,gadis manis itu menarik nafas panjang dan mengeluarkanya perlahan untuk membuang rasa grogi didalam dirinya.Dia sedikit berjinjit mendekatkan wajahnya ke wajah Panji.
"Situ Ok "
Ucapan Yenni terbilang konyol tapi cukup lumayan membuat lawannya menjadi kesal.
Akhirnya Yenni memposisikan tubuhnya normal kembali tanpa berjinjit karena memang pegal kalo kelamaan.
"Mengagumi bukan berarti Mencintai bukan juga ingin memiliki" ucap Yenni sarkas
"Jika mengagumi itu suatu kesalahan,maka mencintai adalah suatu dosa"
"Gue memang jadi pengagum loe selama ini,tapi tidak sedikitpun gue bermimpi untuk jadi pacar loe... karena gue sadar,gue hanya sebatas ME-NGA-GU-MI".
"Camkan itu kak Panji yang terhormat"
Semua terdiam mendengar ucapan Yenni, seolah-olah mencerna apa yang di ucapkan gadis manis itu.Ada rasa kesal yang tidak bisa disalurkan oleh Panji ketika Yenni telah mengskakmat dirinya. Begitu selesai bicara,Yenni lalu pergi meninggalkan Panji yang sekarang diam mematung dihadapannya,tak lupa Yenni meninggalkan senyum sinis pada pria tampan itu.
Mita dan Zhea yang sedari tadi diam mematung tanpa membalikkan tubuh pun merasa lega dan tidak menyangka Yenni akan mengeluarkan kata-kata ajaib dari mulutnya.
Mereka bertiga lalu pergi meninggalkan kelas Dio itu dengan perasaan puas karena bisa membalas kakak kelas mereka dengan cara yang elegan walau disisipi sedikit drama.
Terlihat dari kumpulan siswa-siswi disitu,ada salah satu pria yang tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Yenni,dari saat Yenni tiba-tiba datang menghampiri Mita sampe saat Yenni membalas ucapan Panji.Pria itu bernama Doni,teman satu kelas Panji dan Dio juga.Doni ikut tersenyum saat Yenni berhasil membuat Panji tidak berkutik sama sekali.Selama ini tidak ada yang berani melawan Panji,walaupun sering berbeda pendapat tapi semua teman sekelasnya selalu mendukung apa yang dilakukan Panji meskipun itu suatu kesalahan.Doni adalah sahabat Panji dari kecil,jadi Doni tahu bagaimana selama ini kehidupan yang dijalani Panji.
"Orang yang tepat " ucap Doni dalam hati
...*************...
...Satu bulan berlalu setelah kejadian itu,baik Mita atau pun Dio sudah tidak saling mengunjungi.Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing,dan mulai saling menjauhkan diri.Mita lebih sering diam,mungkin dia merasa malu kepada kedua sahabatnya itu....
"Kantin yuk" ajak Yenni
Kedua sahabatnya itupun menganggukkan kepala tanda setuju.Tidak terdengar percakapan apapun lagi yang mengiringi mereka menuju kantin,semua sibuk dengan pikiran masing-masing.
Kejadian satu bulan lalu masih menjadi topik hangat di kalangan siswa SMA Harapan.Tapi ketiga sahabat itu hanya cuek dan tidak menghiraukannya,mereka membiarkan opini itu berkembang menurut imajinasi si pembuat cerita.
Setelah sampai di kantin,Yenni memilih tempat duduk yang agak di sudut ruangan dan di ikuti Mita yang mengekor di belakangnya.Sedangkan Zhea yang bertugas membeli minum dan Snack,tak berapa lama pun Zhea sudah bergabung dengan Yenni dan Mita.Duduk memutar sambil menikmati minuman dan snack yang dibawa oleh Zhea.
Ketika sedang asyik mengobrol,mereka di kagetkan dengan kedatangan Panji and the gank.Diantaranya ada Panji,Dio dan Bayu.Tidak lupa Hellen yang bergandengan mesra dengan Dio,juga Tya yang ada di sebelah Panji.Mita masih terpaku pada sosok yang selama satu bulan ini menjauh darinya.Tapi jika mengingat kejadian itu Mita sedih dan marah,dia merasa kasihan pada Yenni yang harus ikut menanggung semua.
"Loe kenapa Mit" tanya Yenni
Seolah mengikuti arah pandangan Mita,Zhea tahu kenapa Mita tidak menjawab pertanyaan Yenni.
"Pantes...tuh liat" ucap Zhea sambil mengarahkan dagunya ke arah pintu masuk kantin.
Yenni yang posisinya membelakangi pintu masuk kantin,baru menyadari kedatangan Panji and the gank setelah Zhea memberi tahu.
Yenni sekilas menengokkan kepalanya tapi tidak lama,setelah tahu siapa yang berada disitu.Yenni malah khawatir terhadap Mita,dia takut Mita gagal move on karena Dio.Seakan tahu kekhawatiran kedua sahabatnya itu,Mita malah tersenyum manis pada Yenni dan Zhea.
"Gue nggak papa"
Hanya kata itu yang terucap dari bibir Mita,diiringi senyum yang mengembang.Yenni dan Zhea merasa aneh sih dengan sikap Mita tapi mereka mencoba ikut tersenyum walau sedikit merasa bingung.
Doni dan Eldro yang baru datang pun langsung bergabung di meja Panji.Belum sempat duduk,Doni yang sedang mengamati keadaan sekitar di ruangan yang cukup luas itu, tiba-tiba terpaku pada meja yang berada di sudut ruangan.Senyum Doni mengembang ketika melihat keberadaan Yenni dan para sahabatnya disana.Entah mengapa Doni sungguh terkesan pada mereka,terutama Yenni.Setelah kejadian satu bulan lalu,Doni merasa penasaran dengan gadis manis yang sedikit tomboy dan hobi bermain basket itu.
"Sebentar ya" ucap Doni pada para sahabatnya
"Mau kemana loe"
Seakan tidak menghiraukan pertanyaan dari Panji,Doni langsung saja menuju sudut ruangan, dimana Yenni dan sahabatnya berada.
"Hay girls...boleh gabung" ucap Doni setelah sampai di meja Yenni
Mita dan Zhea menatap arah sumber suara itu,lalu secara bersamaan mengembangkan senyumnya kearah Doni.Berbeda dengan Mita dan Zhea,Yenni terlihat lebih cuek dan tidak menghiraukan keberadaan Doni.
Doni mengulurkan tangannya yang di sambut Mita dan Zhea dan sama-sama saling memperkenalkan diri.
"Yenni...dia emang gitu" ucap Mita memperkenalkan sahabatnya itu karena Yenni tak kunjung membalas uluran tangan Doni.
Doni mengangguk tanda mengerti dan mulai duduk,bergabung di meja Yenni.
"Kakak dari kelas mana" tanya Mita
Memang diantara mereka bertiga,Mita lah yang paling antusias berkenalan dan paling banyak bicara.
"3 IPS 2"jawab Doni sambil tersenyum
Seolah menelaah jawaban Doni,Mita pun langsung lemas mengetahui kalo Doni berada di kelas yang sama dengan Panji dan Dio.
"Kenapa harus di kelas yang sama sih" ucap Mita lirih tapi masih terdengar jelas oleh orang di sekitar nya.
Panji merasa kesal melihat Doni ternyata menghampiri Yenni.Dia baru sadar kalo Yenni dan sahabatnya juga berada di situ.Ada perasaan aneh yang membuat Panji tidak nyaman dengan dirinya.Entahlah tapi dia mencoba menyembunyikan dari para sahabatnya.
"Gue balik ke kelas" ucap Yenni tegas
Dia langsung berdiri meninggalkan Doni yang masih menatap dirinya.Mita dan Zhea pun ikut berdiri dan tak lupa sedikit menganggukkan kepala tanda permisi pada Doni.
Doni masih duduk terdiam dan tanpa sadar sedikit senyuman mengembang di bibirnya.
Yenni,Mita dan Zhea berlalu begitu saja saat melewati meja Panji yang berada di depan pintu masuk kantin.Yenni terlihat lebih cuek dari biasanya,begitu juga Panji yang mengarahkan pandangannya ke arah lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments