Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Hai BESTie-BESTie-ku☺️
Sebelumnya aku pengen ngucapin,
Selamat Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah, Minal Aidzin Walfa'idzin, Mohon Maaf lahir dan bathin ya..🙏
Kalo ada salah kalimat dalam novel ini atau saat aku membalas komentar kalian, mohon dimaafkan 🙏
*****
"Kau belum menjawab pertanyaanku? Zafira kemana? Mengapa tidak ada bersamamu?," Fariz mencoba bertanya lagi saat keduanya tengah berjalan menuju pelataran parkir.
"Biasa, dia pulang diantar si Ronald," jawab Zafran memberitahu.
Mendengar jawaban Zafran, Fariz mendadak menarik nafas dan menghempaskannya berat, dia telah bisa menebak jika Zafira pasti sedang berdua dengan Ronald.
"Kau setuju adikmu menjalin hubungan dengan si pembasket playboy itu?," tanya Fariz kemudian, mencoba mempertanyakan hubungan Zafira dengan Ronald kepada Zafran, saudara kembar Zafira.
"Sebenarnya aku tidak setuju Zafira dekat apalagi sampai berpacaran dengan si Ronald, tapi mau bagaimana lagi? Zafira sepertinya sudah jatuh cinta pada pembasket hebat itu. Aku tidak bisa melarang mereka. Keputusan ada di tangan Zafira," sahut Zafran mengangkat bahu.
"Iya kau benar, kita tidak bisa mengatur hati Zafira, apalagi sampai harus memaksanya agar meninggalkan kekasihnya," Fariz berkata menundukkan muka seraya menendang pelan kerikil yang menghalangi langkah kakinya.
Jika boleh jujur, hati Fariz sakit dan tidak rela setiap kali melihat Zafira bersama Ronald, namun dia juga tidak mau menghalangi perasaan cinta yang dirasakan gadis itu terhadap pria pujaannya.
Zafran hanya terdiam, menoleh ke samping, menatap muka Fariz yang terlihat murung.
"Sudahlah teman! Coba kau lupakan Zafira! kalau kau masih nekad menunggunya, kau harus siap selalu terluka!," kembali Zafran mengingatkan sahabatnya sambil menyikut lengan Fariz.
"Itu masalahnya. Aku tidak bisa melupakan adikmu. Zafira bagiku tidak ada duanya. Dia pintar, baik, cantik, lembut dan perhatian. Aku menyukai adikmu sejak dulu," Fariz selalu jujur tentang perasaannya kepada Zafran.
Zafran menggeleng-gelengkan kepala. Ini ke sekian kali Fariz mengungkapkan isi hati yang sudah terlalu lama Fariz pendam untuk sang kembarannya.
"Baiklah terserah kau saja!," sahut Zafran menyerahkan keputusan pada Fariz.
Setelah keduanya sampai di parkir, Zafran memberikan senyum pada sang sopir yang telah menunggunya sejak tadi.
"Oh iya, kau bawa motor atau tidak?," tanya Zafran mengalihkan pandangan kepada Fariz.
"Tidak. Tadi pagi aku sengaja tidak membawa motor, niatku mau ikut kau dan Zafira, tapi ternyata Zafira tidak pulang denganmu," Fariz berucap dengan sangat kecewa.
"Ya sudah, daripada kau naik taxi, lebih baik ikut aku saja. Siapa tahu nanti sampai di rumah Zafira sudah pulang," tawar Zafran.
"Baik, aku setuju," Fariz tersenyum mengangguk.
Sopir pribadi Zafran dan Zafira sedang bersandar di mobil sambil menyesap rokok di tangannya langsung mematikan rokoknya.
"Tuan muda sudah pulang? Nona muda kemana?," tanya Mardi dengan mimik muka ingin tahu.
Sopir berusia 35 tahun itu akan selalu bertanya tiap kali Zafran pulang sekolah tanpa Zafira.
"Zafira diantar Ronald, mas," terang Zafran masuk ke dalam mobil tanpa dibukakan oleh sang sopir.
Mama Laras telah mengajarkan anak-anaknya jika masuk atau keluar dari mobil, sebaiknya tidak perlu dibukakan oleh Mardi, tetapi harus membuka pintu mobil sendiri. Jadi tidak heran jika Zafran dan Zafira telah terbiasa masuk dan keluar mobil dengan membuka sendiri tanpa harus bermanja diri menyuruh sopir membukakan pintu bagi mereka.
Mardi adalah anak dari mang Gatot sopir terdahulu papa Arga yang kini telah beristirahat dan kembali ke kampung halaman beserta istrinya, bik Lina. Mang Gatot meminta kepada papa Arga supaya Mardi yang menggantikannya setelah dia berhenti bekerja di rumah tuan kaya itu.
Baik papa Arga maupun mama Laras menyetujui permintaan mang Gatot dikarenakan mang Gatot pekerja yang setia kepada keluarga mereka, dan mereka yakin Mardi juga akan sama setianya seperti sang ayah serta ibunya.
Fariz pun tanpa disuruh ikut menyusul Zafran masuk ke dalam mobil, telah menjadi rutinitas Fariz jika tidak membawa motor besarnya, dia akan ikut bersama Zafran dan Zafira, dimana rumah mereka juga tidak terlalu berjauhan.
Tiga puluh menit kemudian, Mardi telah memarkirkan mobil ke dalam halaman rumah besar itu.
Mama Laras telah menunggu kedatangan anak-anaknya di depan pintu.
Zafran langsung mencium tangan sang mama yang terlihat cantik meski sudah tidak muda lagi. Parasnya tidak berubah. Tetap cantik dan tenang. Dia mengusap rambut anaknya sambil tersenyum penuh kasih, disusul Fariz ikut mencium tangan mama Laras.
Mama Laras bersikap yang sama terhadap Fariz, mengusap lembut kepala anak sahabatnya sekaligus anak yang telah mereka jodohkan dengan Zafira.
"Ada Fariz juga ternyata. Ayo masuklah sayang, kita makan dulu," tawar mama Laras dengan begitu lembutnya kepada kedua remaja yang berseragam rapi itu.
Mama Laras pun berjalan masuk diiringi oleh kedua anak tampan itu.
"Bagaimana kabar mamamu, Riz?," mama Laras bertanya menatap anak sahabatnya.
"Alhamdulilah mama sehat tante," ucap Fariz yang mengekor di belakang mama Laras.
"Alhamdulilah kalau mamamu sehat. Taruh tasmu di kamar Zafran. Setelah itu kalian makan ya,"
"Baik tante, terima kasih," sahut anak baik itu berjalan mengikuti langkah Zafran menuju kamar.
Setelah selesai makan dan menunaikan shalat Dzuhur, Fariz belum juga berniat meninggalkan rumah Zafira, dia masih ingin menunggu hingga Zafira pulang ke rumah.
Pukul 15:00.
Setelah dengan penuh kesabaran menunggu Zafira, gadis yang dia tunggu akhirnya muncul juga yang diantar oleh si pembasket jangkung dengan menggunakan motor besar.
Fariz dan Zafran yang sedang duduk di teras, langsung mengalihkan pandangan ke arah suara motor yang telah berhenti di dalam pekarangan rumah, empat meter dari tempat mereka berdua duduk.
Terlihat Zafira turun dari motor berwarna hijau itu.
"Kau mau masuk tidak?," tanya Zafira setelah berhasil turun dari motor. Gadis belia bermata indah itu bertanya pada sosok yang duduk di atas motor.
"Sudah sore, aku langsung pulang saja. Besok jangan lupa temani aku membeli sepatu olahraga," Ronald kembali mengingatkan Zafira.
"Beres, dengan senang hati," sahut Zafira tersenyum begitu manis kepada kakak kelasnya itu.
Fariz yang melihat sikap manis yang ditunjukkan Zafira kepada Ronald langsung membuang muka. Dia tidak ingin berlama-lama menonton kemesraan dua orang di depannya.
"Permisi," pamit Ronald kepada kedua adik kelasnya yang sedang duduk di kursi.
Zafran dan Fariz mengangguk tersenyum kepada Ronald, yang sepersekian detik, Ronald telah menghilang dari pandangan mereka.
Zafira dengan rambut panjang yang tergerai di pinggang, melangkah santai dengan senyuman menghias bibirnya memasuki rumah. Dan saat gadis cantik itu melintas di depan Zafran dan Fariz, dia hanya menyunggingkan senyum dan terus masuk tanpa melontarkan sepatah kata pun kepada Fariz yang telah lama menunggunya duduk di sana.
Zafran melirik Fariz, dia dapat melihat perubahan di muka sahabatnya.
"Sabar. Sudah kukatakan, lupakan Zafira!,"
Fariz hanya diam mendengar ucapan Zafran.
"Baiklah, aku pulang dulu," Fariz beranjak dari tempat duduk dan masuk ke dalam rumah mencari mama Laras.
Remaja itu melihat mama Laras sedang di ruang tengah menonton televisi.
"Tante, Fariz permisi pulang dulu,"
Mama Laras menoleh ke arah Fariz dan segera beranjak mendekati remaja itu.
"Iya pulanglah, sudah sore. Kau harus istirahat ya sampai di rumah," pesan mama Laras yang tangannya telah diraih Fariz. Remaja itu mencium tangan Ibu dari gadis yang dikaguminya.
"Iya tante, sesampai di rumah Fariz pasti langsung istirahat," Fariz menjawab sopan.
"Biar Mardi saja yang mengantarmu pulang," ujar mama Laras.
"Tidak perlu tante, Fariz jalan kaki saja, rumahnya kan dekat, paling jalan kaki hanya Sepuluh menit,"
"Sudah, jangan membantah. Biar Mardi yang mengantarmu pulang. Jangan lupa ambil tasmu dulu di kamar Zafran," ucap mama Laras mengingatkan.
Fariz tidak berani membantah perintah mama Laras. Remaja itu langsung mengangguk dan berjalan ke kamar Zafran untuk mengambil tas.
Setelah beberapa menit, Fariz telah berada di teras rumah yang diantar oleh mama Laras serta Zafran.
"Fariz pulang dulu tante, terima kasih untuk makan siangnya hari ini. Fran aku pulang dulu, Assalamu'alaikum..," pamit Fariz masuk ke dalam mobil.
"Sama-sama nak, Wa'alaikumsalam," ucap mama Laras tersenyum mengangguk.
Setelah itu mobil pun langsung melesat meninggalkan bangunan bertingkat itu.
"Ayo nak, kau juga masuk dan istirahat di kamar," ajak mama Laras merangkul pinggang Zafran yang tinggi badan sang anak telah melebihi tinggi badannya.
Zafran tersenyum mengikuti ajakan mama cantiknya dan berjalan berdampingan dengan sang mama, masuk ke dalam rumah.
...*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Nita
masih nyimak
2024-06-10
1
Inooy
hihihi cerita yg skarang malah cewe nya yg cuek,,fix ni mah keturunan Mas Arga 🤭
2024-06-08
1
Sugiharti Rusli
terkadang kalo sudah biasa bersama sejak kecil jadi ga pernah terbersit rasa suka yang lebih ya, lewati dulu lha Riz toh masih masa putih abu" masih banyak kesempatan,,,
2023-09-13
2